Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman.
Sinar Tani, Jakarta — Harga pangan naik pada awal tahun 2024 menjadi topik pada Edisi Sinar Tani kali ini. Gemanya memang ramai dan mengganggu. Para penentu kebijakan gerah kupingnya tapi yang paling terganggu tentu masyarakat yang selalu berharap harga pangan tetap dalam jangkauan kocek mereka. Walaupun ada juga pendapat, jangan terlalu dirisaukan, inilah saat petani memperoleh durian runtuh.
Bawang dan cabe adalah bumbu primadona. Masakan lebaran kurang bawang dan cabe apalah artinya. Hambar. Pantas ketika permintaan kedua bumbu penting ini naik dan harganya langsung melonjak.
Fluktuasi harga adalah bukti mekanisme supply dan demand bagi masyarakat bukanlah jawaban. Mereka ingin harga wajar. Apakah itu harga wajar? Karena harga wajar menurut petani memberikan adalah yang memberikan insentif dan keuntungan. Harga yang layak bagi petani dan konsumen seringkali luput diperbincangkan. Inilah tugas pemerintah melalui kebijakan pasar.
Umumnya petani yang luas garapannya kurang dari 0,5 hektare itu, ketika harga produknya dicukup tinggi pun, dengan teknologi yang mereka gunakan saat ini tak akan membuat mereka sejahtera. Tapi bagi konsumen tersebut cukup membuat mereka kelabakan.
Upaya Kementerian Pertanian untuk memantau data luas tanam, konsolidasi dengan pihak lain dalam penyediaan sarana produksi, pengembangan kelembagaan, pergudangan dan penambahan sentra produksi baru cukup komprehensif. Semua ini akan memudahkan dalam meningkatkan sistem distribusi yang diperlukan.
Webinar yang dilakukan pada tanggal 14 Maret 2024 memberikan banyak informasi bermanfaat, baik dari pemerintah maupun swasta. Teknologi dan kelembagaan produksi, sarana produksi, penanganan hama dan kualitas tanah diungkap tuntas.
Gejolak harga pangan bukan hanya terjadi di negeri kita. India juga dilanda kisruh karena inflasi harga pangan mencapai 11,5 persen pada bulan Juli 2023. Harga bawang meningkat tinggi, sampai berlipat-lipat.
Bagi Indonesia isyu pangan tidak akan pernah reda karena lahan yang tersedia semakin menyusut dan penduduk terus meningkat. Kita memerlukan teknologi yang paling tinggi dan aplikasi yang paling tepat untuk melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi, dua istilah yang tak pernah terdengar tetapi terus dilakukan.
Sejatinya harga pangan tidak harus ditekan semurah mungkin karena petani juga mengharapkan harga yang layak agar mereka memperoleh keuntungan yang memadai.
Selain itu peran pengolahan dan perkembangan industri hilir perlu dipacu karena kedua jenis komoditas ini termasuk yang mudah rusak dan memerlukan teknologi tertentu untuk dapat disimpan lama.
Berita lain dalam terbitan kali ini adalah tentang jagung yang memasuki masa panen sehingga impor distop dan perkembangan benih kentang agar kualitasnya sesuai untuk kebutuhan prosesing.
Selain itu berita tentang alsintan, peternakan dan penyuluhan memperkaya suguhan informasi Tabloid Sinar Tani kebanggaan pembaca.
Seluruh Karyawan Sinar Tani Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan dan Menjemput Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Bawang dan Cabe pun Ikut Berlebaran?

Baca juga
Berita Penting Minggu Ini
Masih Sekitar Pangan
HKTI DAN MASALAH PETANI