Sinar Tani, Jakarta — Webinar tentang Potasium yang dilakukan dengan PT Lautan Luas dan Uralkali pada hari Rabu, 7 Juli yang lalu memberikan kita pengetahuan baru tentang unsur hara Potasium atau Lalium. Pupuk Kalium sudah umum digunakan petani terutama KCl. Tapi tahukah kita bagaimana Pupuk Kalium diproses? Itulah yang dibahas pada Webinar yang menarik tersebut.
Kalium digunakan sebagai pupuk untuk pertanian dalam bentuk klorida (KCl), sulfat (K2SO4), atau nitrat (KNO3). Sekitar 95 persen produksi Kalium global diproses menjadi pupuk untuk pertanian dan sekitar 90 persen Pupuk Kalium ini dalam bentuk KCl. Kalium sulfat digunakan untuk tanaman peka klorida atau tanaman yang membutuhkan kandungan sulfur lebih tinggi, sedangkan pupuk yang mengandung Kalium nitrat sangat sedikit.
Kalium banyak terlibat dalam proses biokimia dan fisiologi yang sangat vital. Kalium dalam tanah terdapat dalam batuan, biomasa tanaman, sisa tanaman, jerami, dan pupuk organik.
Batuan yang mengandung Kalium terbentuk dari endapan evaporit yang luas di dasar danau purba atau dasar laut, dan melalui proses ratusan juta tahun terbentuklah deposit batuan yang mengandung Potasium atau Kalium ini. Ekstraksi secara komersial dilakukan di beberapa negara, termasuk Rusia. Deposit kalium terbesar berada di Kanada, diikuti Rusia, Belarus, Jerman, Israel, Amerika Serikat, dan Yordania.
Rusia mempunyai deposit Kalium dalam jumlah besar, nomor 2 sesudah Canada, yaitu sekitar 20 persen dari total deposit dunia dengan produksi sebesar 12 juta ton per tahun. Kalium dalam bentuk batuan mineral (inorganik) tidak tersedia untuk diserap tanaman. Ketika batuan itu mengalami pelapukan, maka batuan mineral akan melepaskan ion Kalium kedalam larutan tanah, sebagian diserap oleh koloid liat atau koloid humus dan diikat kuat sehingga tidak bisa diserap tanaman.
Penambangan kalium bisa mencapai satu kilometer di bawah permukaan tanah dengan menggunakan peralatan canggih. Kemudian diproses menghasilkan Muriate of Potassium atau Potassium Chloride dalam bentuk granular maupun serbuk.
Kalium yang dapat diserap tanaman memang rentan terfiksasi atau tercuci. Keberadaannya dipengaruhi faktor lain seperti pH, faktor tanah dan faktor tanaman dan unsur lain khususnya Magnesium dan Calsium. Jadi walaupun banyak lahan pertanian mengandung Kalium dengan kadar cukup tetapi tidak langsung bisa dimanfaatkan tanaman.
Pakar ilmu tanah memberikan solusi yaitu dengan cara kimiawi dan biologi. Bagaimana caranya? Tentu proses dan caranya kita serahkan kepada ahlinya. Biarlah petani mengaplikasikannya tanpa harus melibatkan mereka dalam penelitian yang bukan keahliannya.
Pupuk Kalium adalah pupuk yang mahal. Yang ditunggu petani adalah panduan atau cara terbaik yang harus dilakukan petani agar manfaat Potasium atau Kalium ini dapat diperoleh maksimal. Dan penyuluhan merupakan sarana untuk menyampaikan cara mengaplikasikannya di lapangan.
Baca juga
Berita Penting Minggu Ini
Masih Sekitar Pangan
HKTI DAN MASALAH PETANI