Sahabat Tabloid Sinar Tani yang Budiman.
Sangat tidak nyaman ketika dalam hiruk pikuk kegiatan Pemilu muncul isyu kelangkaan beras dan kenaikan harga berbagai bahan pangan. Ini bisa serta merta menjadi isyu politik. Pangan selalu jadi topik yang menarik dan selamanya bisa jadi bahan diskusi dan perdebatan. Itulah antara lain yang akan diangkat pada terbitan Tabloid Sinar Tani kali ini.
Harga beras yang mencapai titik tertinggi ditambah berbagai bencana banjir di sejumlah wilayah, tersendatnya pasokan pupuk selalu menjadi hangat walaupun banyak pula keberhasilan dan terobosan baru yang dicapai para inovator yang kreatif.
Tak kurang presiden sendiri dan para pembantunya yang terjun langsung melihat ke lapangan. Memang serta merta ada guyuran pasokan di pasar-pasar, tetapi dampaknya tidak ces-pleng. Harga-harga masih bertahan di atas rata-rata biasanya.
Menteri Pertanian terus memasilitasi peningkatan produksi dengan mempermudah KUT, penyaluran sarana produksi dan mempercepat tanam. Badan Pusat Statistik juga memperkirakan akan ada lonjakan produksi pada bulan Februari dan Maret.
Sementara itu petani yang mengalami musibah banjir di beberapa kabupaten dibantu dengan sarana produksi agar bisa segera menanam kembali. Dan mereka yang mengalami ancaman kekurangan pangan mendapat bantuan beras atau uang tunai.
Bagaimana pun bantuan jangka pendek bukan sasaran utama. Pemerintah melakukan pemberdayaan agar kedaulatan pangan bisa diwujudkan baik melalui regulasi penyediaan sarana produksi pertanian agar petani tidak megalami kesulitan, dukungan sektor hulu dan hilir serta pengembangan teknologi produksi dan pengolahan.
Tabloid Sinar Tani kali ini juga mengetengahkan beberapa peluang berdasarkan pengalaman beberapa petani yang berhasil. Strategi dalam memasarkan buah jeruk segar agar memperoleh keuntungan lebih besar, persoalan rumput laut yang menjadi unggulan di beberapa sentra produksi.
Alpokat, buah yang kaya nutrisi dan mempunyai rasa istimewa semakin banyak diusahakan oleh petani rumahan. Jenisnya semakin banyak dan jenis lokal bersaing menawarkan rasa dan tampilan lebih baik.
Budidaya ikan Nila Salin di Karawang dan kebun hidroponik yang mulai berkembang di tingkat petani bahkan perusahaan yang tidak berbasis pertanian melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan memanfaatkan area lahan perusahaan yang kosong.
Kelapa sawit juga masih menyisakan banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah. Persoalan produktivitas, peremajaan kebun rakyat dan meningkatan kualitas belum tuntas ditambah dengan persaingan akan semakin tajam ketika negara lain mulai terjun dalam bisnis yang menarik ini. Apa saja PR di dunia kelapa sawit? Sinar Tani mengupasnya dalam terbitan kali ini.
Jangan dilupakan teh kita yang pernah mencapai kejayaannya pada masa lalu. Kiat apa saja untuk bisa berperan di pasar internasional?
Pelayanan pemerintah terus ditingkatkan. Salah satu contohnya adalah biaya-biaya yang terkait dengan permohonan PVT. Itu yang kita tunggu.
Sahabat Tabloid Sinar Tani, kami mengucapkan Selamat
Reporte : Memed Gunawan
Salah satu PR Kelapa Sawit Kebun Rakyat dalam hal Peningkatan Kualitas sulit terlaksana dimana pada umumnya para petani sawit masih lebih mengutamakan Tonase produksi dari pada Kualitas TBSnya. Mengapa? Belum jelasnya manfaat kualitas TBS bagi si Petani. Beda dengan di Perusahaan Pengolahan TBS, dimana Kualitas dangat mempengaruhi harga jual CPOnya.