Sinar Tani, Jakarta — Cacar monyet atau mpox adalah penyakit zoonosis, yang berarti dapat menyebar antara hewan dan manusia. Meskipun asal usul pasti mpox di alam belum diketahui, diduga mamalia kecil seperti tupai, tikus, dan tikus tanah dari Afrika Barat dan Afrika Tengah dapat membawa virus ini.
Manusia bisa terinfeksi mpox melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, terutama saat berburu, menangkap, atau memproses hewan atau bagian tubuh dan cairan dari hewan yang terinfeksi. Mamalia kecil dapat membawa virus tanpa menunjukkan gejala, sedangkan primata non-manusia seperti monyet dapat mengalami penyakit mpox dan menunjukkan tanda-tanda sakit seperti manusia.
Pada tahun 2003, terjadi wabah mpox pada anjing padang rumput (Prairie dog) yang telah dijinakkan di Amerika Serikat setelah mereka berbagi tempat tidur dan kandang dengan mamalia kecil terinfeksi yang dikirim dari Afrika Barat. Wabah ini menyebabkan 47 orang terinfeksi mpox di enam negara bagian. Ini adalah pertama kalinya mpox pada manusia dilaporkan di luar Afrika. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, sangat penting untuk memisahkan hewan dan manusia yang terinfeksi atau telah terpapar mpox.
Apa yang diketahui tentang Mpox pada hewan ?
Virus cacar monyet dapat menginfeksi berbagai jenis mamalia, termasuk monyet, kera, landak, anjing padang rumput (Prairie dog), tupai, dan tikus tanah. Saat ini, peneliti masih mempelajari spesies hewan mana yang dapat terinfeksi virus ini. Meskipun belum diketahui apakah reptil, amfibi, atau burung dapat terinfeksi mpox, kemungkinan kecil karena hewan-hewan ini belum pernah ditemukan terinfeksi virus sejenis. Tidak semua hewan yang terinfeksi mpox menunjukkan ruam. Hewan yang terinfeksi dapat menularkan virus ini ke manusia dan hewan lainnya, dan sebaliknya, manusia yang terinfeksi juga dapat menularkan virus ini kepada hewan melalui kontak dekat. Virus cacar monyet dapat ditemukan dalam ruam yang disebabkan oleh mpox (seperti keropeng atau kerak), serta dalam cairan tubuh yang terinfeksi, termasuk sekresi pernapasan, dan dapat juga dalam urin dan tinja.
Apa yang diketahui tentang Mpox pada hewan peliharaan ?
Peneliti belum dapat memastikan apakah hewan kesayangan seperti anjing dan kucing bisa terinfeksi virus cacar monyet, tetapi kemungkinan ini ada. Orang yang mengidap mpox dapat menularkan virus ke peliharaan mereka melalui kontak dekat, seperti membelai, berpelukan, berciuman, atau berbagi tempat tidur dan makanan. Namun, selama wabah global mpox yang dimulai pada tahun 2022, belum ada laporan tentang peliharaan atau hewan lain yang terinfeksi mpox.
Cara merawat hewan peliharaan jika Anda terinfeksi Mpox
Jika seseorang terinfeksi mpox, sebaiknya hindari kontak dengan hewan, termasuk peliharaan, hewan domestik, dan satwa liar, untuk mencegah penyebaran virus. Minta bantuan teman atau anggota keluarga yang tinggal di rumah terpisah untuk merawat hewan Anda hingga Anda sembuh sepenuhnya. Setelah sembuh, bersihkan dan disinfeksi rumah Anda sebelum membawa hewan yang sehat kembali.
Orang yang berisiko tinggi mengalami mpox yang parah, seperti mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, wanita hamil, anak-anak, atau orang dengan riwayat dermatitis atopik atau eksim, sebaiknya tidak merawat hewan yang telah berhubungan dekat dengan orang yang terinfeksi mpox.
Langkah-langkah yang harus dilakukan jika Anda mengira hewan peliharaan terinfeksi Mpox
Jika Anda mengira peliharaan Anda mungkin terinfeksi mpox, perhatikan gejala seperti ruam, lesu, kehilangan nafsu makan, batuk, perut kembung, sekresi atau kerak dari hidung dan/atau mata, demam, dan luka kulit mirip cacar. Jika peliharaan Anda telah berhubungan dekat dengan orang yang diduga atau sudah dikonfirmasi terinfeksi mpox dan menunjukkan ruam baru atau dua gejala lainnya, segera bawa peliharaan Anda ke dokter hewan untuk diuji mpox.
Hubungi dokter hewan jika Anda melihat peliharaan tampak sakit dalam waktu 21 hari setelah kontak dengan orang yang diduga atau dikonfirmasi terinfeksi mpox. Dokter hewan akan membantu menghubungi pihak berwenang untuk melakukan pengujian pada peliharaan yang berisiko tinggi.
Pisahkan hewan yang sakit dari hewan lain dan batasi kontak langsung antara hewan dan manusia selama setidaknya 21 hari hingga hewan sembuh sepenuhnya atau dokter hewan memberi tahu bahwa sudah aman. Selalu cuci tangan Anda setelah merawat dan membersihkan hewan yang sakit, serta kenakan pakaian yang menutupi kulit Anda. Disinfeksi tempat tidur hewan, kandang, mangkuk makanan, dan barang lain yang bersentuhan langsung dengan hewan yang terinfeksi. Hindari menggoyang pakaian dan tempat tidur yang kotor.
Mpox pada hewan peliharaan dan hewan lainnya
Peneliti masih mempelajari jenis mamalia mana yang bisa terinfeksi virus mpox. Saat ini, kita harus menganggap bahwa hampir semua mamalia bisa terinfeksi. Dibawah ini penjelasan dari suatu tabel yang ada menunjukkan beberapa hewan yang dapat terinfeksi virus mpox atau virus orthopox yang terkait.
Monyet dan kera bisa terinfeksi oleh mpox dan virus orthopox lainnya. Hewan pengerat seperti tupai, marmut, dan tikus tanah juga bisa terkena mpox serta virus orthopox lainnya. Mencit, tikus dan kelinci mungkin bisa terinfeksi oleh mpox dan dapat terinfeksi virus orthopox lainnya.
Sementara itu, untuk hewan kesayangan seperti anjing dan kucing, belum diketahui apakah bisa terinfeksi mpox, tetapi bisa terkena virus orthopox lainnya. Begitu pula dengan hewan ternak seperti sapi dan unta, saat ini belum ada bukti bahwa mereka bisa terinfeksi mpox, namun mereka dapat terjangkit virus orthopox lainnya.
Satwa liar seperti rakun, sigung, tikus, luak, anjing hutan, dan rubah belum diketahui dapat terinfeksi mpox, tetapi mungkin mereka bisa terkena virus orthopox lainnya. Sementara itu, domba, kambing, dan babi belum ada bukti bahwa mereka dapat terinfeksi mpox atau virus orthopox lainnya.
Perlu diingat bahwa tidak semua hewan dari jenis tertentu pasti bisa terinfeksi virus ini; kerentanannya bisa berbeda-beda tergantung pada spesies, variasi, atau jenisnya. Sebagai contoh, ada laporan yang menyebutkan bahwa anjing mungkin bisa terinfeksi mpox, tetapi penelitian lebih lanjut belum membuktikan hal tersebut. Jadi, masih diperlukan lebih banyak penelitian dan pemantauan untuk memastikan apakah anjing benar-benar rentan terhadap virus ini.
Oleh: drh. Pudjiatmoko, Ph.D Anggota Komite Teknis Kesehatan Hewan, BSN
Singkong, Potensi yang Dipinggirkan
Penyuluh Pertanian dan UPSUS Darurat Pangan
Sang Motivator Butuh Motivasi