21 April 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Kelor, Hadapi Ancaman Indonesia Emas 2045

Kelor, Hadapi Ancaman Indonesia Emas 2045

Kelor Tanaman Dengan Sejuta Manfaat

Sumber : Kampoeng Kelor

Sinar Tani, Solo — Indonesia memiliki impian besar untuk menjadi negara maju tahun 2045, yang dikenal dengan sebutan “Indonesia Emas”. Namun, untuk mewujudkan visi tersebut, Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan serius yang harus diatasi dengan bijak dan strategis.

Dari ancaman stunting, kemiskinan, ketahanan pangan, hingga degradasi lingkungan, semua ini dapat menghambat laju kemajuan Indonesia. Salah satu solusi yang dapat mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045 adalah pemanfaatan kelor, tanaman yang memiliki potensi besar dalam bidang kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.

Mengatasi Stunting

Salah satu ancaman yang sangat mengkhawatirkan bagi masa depan Indonesia adalah stunting. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Indonesia masih mencapai 21,5%, yang berarti satu dari lima anak balita di Indonesia mengalami stunting.

Angka ini jelas jauh dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan prevalensi stunting harus di bawah 20%. Stunting bukan hanya soal ukuran tubuh anak yang kurang optimal, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif dan kemampuan belajar mereka. Dampaknya, sumber daya manusia Indonesia di masa depan akan memiliki potensi yang terbatas.

Di sinilah kelor dapat memberikan solusi signifikan. Tanaman ini dikenal kaya akan gizi, seperti protein, vitamin A, C, kalsium, dan zat besi, yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan anak.

Mengintegrasikan kelor dalam pola makan masyarakat dapat membantu meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia, terutama di daerah-daerah yang rawan kekurangan pangan bergizi. Selain itu, kelor dapat ditanam dengan mudah di berbagai kondisi tanah, sehingga bisa menjadi sumber pangan lokal yang terjangkau dan bergizi tinggi.

A. Dudi Krisnadi, Penggiat Kelor

Masalah Kemiskinan dan Ketahanan Pangan

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan bahwa meskipun angka kemiskinan Indonesia telah menunjukkan penurunan, namun masih ada sekitar 9,57% penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Baca Juga :  Padi NutriZinc

Kemiskinan ini berimbas pada terbatasnya akses terhadap pangan yang bergizi, yang pada gilirannya berdampak pada kesehatan masyarakat. Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan besar dalam ketahanan pangan, baik dari sisi stabilitas pasokan maupun harga pangan.

Dalam hal ini, kelor bisa berperan sebagai komoditas unggulan untuk meningkatkan ketahanan pangan. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di lahan-lahan kritis, bahkan yang terdampak degradasi tanah, sekaligus mencegah erosi dan meningkatkan kesuburan tanah.
Karena itu, kelor tidak hanya menyediakan pangan bergizi bagi masyarakat, tetapi juga mendukung keberlanjutan produksi pangan dengan cara yang ramah lingkungan.

Selain itu, kelor memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Budidaya dan pengolahan kelor dapat membuka lapangan kerja baru, khususnya di pedesaan.

Dengan memberikan dukungan kepada petani untuk meningkatkan produksi dan kualitas kelor, kita dapat menciptakan rantai pasokan yang lebih efisien dan menguntungkan, yang pada gilirannya membantu mengurangi tingkat kemiskinan.

Mengatasi Degradasi Lingkungan

Indonesia juga menghadapi ancaman serius berupa degradasi lingkungan. Pada tahun 2022, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat deforestasi seluas 115.459,7 hektare.

Kelor berikan banyak manfaat bukan hanya untuk sehat tetapi juga untuk perekonomian

Kerusakan hutan dan pencemaran lingkungan yang terjadi dapat mengancam kelestarian alam dan kesehatan masyarakat. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah dengan mengembangkan tanaman yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan kelor adalah jawabannya.

Kelor memiliki kemampuan luar biasa untuk menyerap karbon dioksida (CO2) dari udara. Dengan menanam kelor di lahan-lahan yang terdegradasi, kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan kualitas udara.

Selain itu, kelor juga memiliki potensi untuk digunakan dalam industri ramah lingkungan, seperti bahan baku kosmetik, obat-obatan, dan produk olahan lainnya yang mengurangi ketergantungan pada bahan baku yang lebih merusak lingkungan.

Baca Juga :  Penyuluh Pertanian di Era VUCA, Bagaimana Menyikapinya?

Strategi Pengembangan Kelor untuk Indonesia Emas 2045

Untuk mewujudkan potensi kelor dalam mendukung Indonesia Emas 2045, ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan. Pertama, pemerintah harus menetapkan kelor sebagai komoditas unggulan nasional.

Program pengembangan kelor yang terpadu dan berkelanjutan perlu disusun untuk memastikan manfaatnya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang berada di daerah pedesaan.

Kedua, riset dan inovasi dalam bidang kelor perlu didorong untuk menciptakan varietas unggul yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan memiliki kandungan gizi yang lebih optimal. Pengembangan produk olahan kelor yang bervariasi, seperti suplemen kesehatan, minuman, dan makanan olahan lainnya, juga dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dari komoditas ini.

Ketiga, penting bagi pemerintah untuk memberikan dukungan kepada petani dan pelaku usaha kelor melalui bantuan modal, pelatihan, teknologi, serta akses ke pasar yang lebih luas. Dukungan ini akan memastikan bahwa produksi kelor dapat berjalan secara efisien dan menguntungkan.

Keempat, promosi dan pemasaran kelor harus diperkuat, baik di dalam negeri maupun di pasar internasional. Sebagai komoditas yang ramah lingkungan dan bergizi tinggi, kelor memiliki peluang besar untuk diterima di pasar global. Dengan memperkenalkan kelor ke pasar internasional, Indonesia dapat meningkatkan nilai ekspor dan memperkuat posisinya sebagai negara maju.
Membangun Kesadaran Masyarakat

Selain langkah-langkah strategis tersebut, penting juga untuk mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan cara pengolahan kelor. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi kelor dapat mendorong konsumsi yang lebih luas, sehingga status gizi masyarakat Indonesia secara keseluruhan dapat meningkat.

Kelor bukan sekadar tanaman yang tumbuh di halaman belakang. Ia adalah simbol harapan dan langkah nyata menuju masa depan Indonesia yang lebih baik.

Baca Juga :  Revitalisasi Industri Kelapa Indonesia

Dengan memanfaatkan kelor secara optimal, Indonesia dapat mengatasi berbagai tantangan yang menghambat terwujudnya Indonesia Emas 2045. Dari mengurangi stunting, meningkatkan ketahanan pangan, hingga memerangi degradasi lingkungan, kelor memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.

Dengan komitmen bersama, Indonesia dapat menjadikan kelor sebagai kunci untuk meraih cita-cita besar ini. Seperti halnya pohon kelor yang tumbuh kuat dan menyebar luas, kita pun dapat berharap bahwa dengan pemanfaatan yang tepat, Indonesia akan tumbuh menjadi negara maju di tahun 2045.

Oleh : A. Dudi Krisnadi (Penggiat Kelor & Penggagas Kampoeng Kelor)

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini