22 April 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Diagnosa Cepat Penyakit Mulut dan Kuku

Diagnosa Cepat Penyakit Mulut dan Kuku

Pemeriksaan sapi yang terdiagnosis PMK

SINARTANI, Jakarta — Penyakit mulut dan kuku (PMK) masih berlangsung di beberapa daerah di 24 Provinsi di Indonesia.  Begitu Indonesia terserang PMK pada bulan April 2022, pemerintah menyatakan keadaan wabah atau darurat sehingga respon utama diarahkan pada pengendalian penyakit yang cepat, fokus ke zona tertular, dan pemberantasan dalam waktu secepat mungkin untuk menghindari penyebaran penyakit  PMK. 

Upaya pengendalian penyakit ini pada gilirannya adalah akan merubah ke status bukan wabah dan berakhir Indonesia bebas kembali dari penyakit PMK.

Kegiatan terpenting dalam pengendalian penyakit PMK memantau perkembangan penyakitnya.  Cara memantau termudah penyakit ini dengan melihat tanda-tanda penyakit. Lalu diikuti test meneguhkan diagnosa dengan test di laboratorium.

Dan diantara dua cara tersebut perlu terobosan test diagnosa secara cepat dan mudah di lapangan atau di peternakan tempat hewan sakit.

Cara Memastikan Hewan Terkena PMK

Caranya, kita melihat tanda-tanda penyakit yang timbul yaitu lepuh-lepuh pada sekitar mulut dan kuku kakinya. Namun pada kasus pertama kali disuatu wilayah yang sebelumnya bebas, kita perlu mengonfirmasi dengan pengujian sampel di laboratorium rujukan diagnosa PMK.

Labolatorium rujukan di Indonesia adalah Pusat Veteriner Farma (Pusvetma).  Sebelum terjadinya wabah Pusvetma setiap tahun selalu melakukan surveilans dan memantau peternakan sapi di sejumlah kabupaten/kota yang berisiko terhadap serangan PMK dari luar negeri.

Caranya dengan menguji sampel serum sapi untuk mendeteksi adanya antibodi PMK menggunakan metode ELISA protein non-struktural (non-structural protein / NSP). Namun sekarang setelah terjadinya wabah PMK, petugas lapangan perlu mendiagnosa secara cepat dan akurat untuk mengendalikan virus yang mudah menular ini.

Hasil diagnosa yang cepat ini akan  menjadi dasar yang kuat pemangku kepentingan melakukan respons cepat sehingga virus tidak menyebar ke tempat lain yang masih bebas.

Pentingnya Diagnosa Depat dan Akurat  

PMK menyebar sangat cepat sehingga diperlukan keputusan untuk merespon dengan cepat ketika diketahui terdapat wabah di suatu daerah, sedangkan waktu untuk menerima sampel rata-rata lebih dari 24 jam. Maka dari itu penting untuk mempersingkat rentang waktu pengambilan sampel dan hasil uji, sehingga indikasi awal dugaan kasus dapat diketahui tepat waktu. Caranya dengan mendiagnosa secara cepat di tempat kandang ternak dugaan wabah PMK.  Metodenya dapat membedakan 7 serotipe PMK yang ada di dunia yaitu serotipe O, A, C, Asia 1, SAT 1, SAT 2 dan SAT 3.

Baca Juga :  Cegah PMK, Polbangtan Kementan Gelar Vaksinasi Booster Ternak Sapi

Metoda ini lebih baik dibandingkan diagnosa yang hanya mengandalkan tanda-tanda klinis saja. Terkadang gejala penyakit PMK mirip dengan beberapa penyakit lain.  Interpretasi cepat hasil uji lapang yang cermat dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik wabah dan memantau masuknya serotipe baru. Namun, pada kasus pertama tipe baru PMK ditemukan di suatu daerah perlu dikonfirmasi oleh labolatorium rujukan nasional.

Deteksi hewan yang terinfeksi di antara hewan yang divaksinasi

Deteksi hewan yang terinfeksi di antara hewan yang divaksinasi penting untuk pelaksanaan program pengendalian yang tepat.  ELISA berbasis NSP sekarang dianggap sebagai metode yang paling sensitif untuk deteksi hewan terinfeksi pada populasi yang divaksinasi. Kit ELISA tidak langsung menggunakan protein non-struktural virus PMK (3AB3, 2C, 3D dan 3ABC) dan ELISA kompetitif menggunakan protein rekombinan 3ABC.  Monitoring kemungkinan kejadian serotipe PMK baru yang berbeda dengan sebelumnya perlu melakukan pengambilan sampel dari lapangan lebih banyak.

Test diagnosa PMK secara cepat dan mudah

PMK menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan di negara-negara yang terserang PMK sehingga mendiagnosa di lapangan secara cepat dan akurat akan membantu surveilans PMK dalam pengendalian wabah.  Di era digital saat ini, RT-PCR dan RT-LAMP berkembang menuju versi seluler, yang bertujuan untuk mendiagnosa virus PMK di tempat kandang hewan sakit. Namun metode ini memerlukan alat khusus dan masih memerlukan SDM dengan skil khusus dalam mengoperasikannya.

Tuntutan pada saat ini, identifikasi cepat serotipe virus PMK sangat diperlukan dalam mencocokan vaksin yang tepat.  Menurut Chuan Loo Wong dkk (2020) selain RT-PCR dan RT-LAMP, test diagnosa lain yang dirancang khusus untuk mendiagnosa di lapangan berbasis test strip imunokromatografi (lateral flow immunochromatographic / LFI).

Test strip LFI ini dapat menjadi test identifikasi serotipe virus PMK cepat yang dirancang khusus untuk mendiagnosa di tempat perawatan hewan sakit di peternakan.   Test strip LFI ini juga dapat digunakan untuk menyaring sampel dari lapangan dengan cepat sebelum dilanjutkan test konfirmasi akhir di laboratorium.

Test strip LFI memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan metode diagnostik lainnya, proses kerjanya tidak memerlukan bantuan perangkat tambahan sehingga menurunkan biaya per pengujian. Selain itu, test diagnostik di tempat hewan sakit ini dapat dengan mudah dilakukan oleh personel yang tidak terlatih termasuk peternak, dan hasilnya dapat diperoleh dalam beberapa menit.

Baca Juga :  Cegah PMK, Dinas Peternakan Sidrap Gencarkan Pelaksaan Vaksin

Skrining rutin dengan perangkat uji strip ini telah diketahui sebagai perangkat mendiagnosa yang cepat dan ekonomis untuk menentukan kajadian infeksi virus di negara-negara di mana tingkat kemunculan virus PMK tinggi dengan sumber daya yang terbatas.  Kebijakan penggunaan uji strip ini perlu dipertimbangkan dan ditetapkan oleh pejabat otoritas veteriner nasional.

Prinsip Kerja Test Strip LFI

Test strip LFI ini telah banyak digunakan untuk mendiagnosa penyakit menular dan deteksi molekul bioaktif. Tanpa memerlukan instrumen khusus, test strip LFI merupakan metode diagnostik berbiaya rendah, yang mudah dilakukan, memberikan hasil langsung dalam waktu yang sangat singkat sekitar 20 menit.

Menurut Bok Kyung Ku dkk (2017) test strip LFI untuk PMK mempunyai sensitivitas tinggi (103 – 10TCID50) dan akurasi yang tinggi (dengan pembanding RT-PCR, Ag ELISA).

Pada dasarnya, metode ini merupakan perangkat diagnostik untuk mengonfirmasi ada atau tidak adanya agen target, seperti antibodi virus PMK.

Prinsipnya, menggunakan uji imunokromatografi.  Test strip LFI untuk PMK ini merupakan perangkat analisis cepat berbasis kertas membran nitroselulose yang ditempeli antigen PMK untuk mendeteksi antibodi yang berasal dari sampel serum ternak. Pada kertas membran nitroselulose juga ditempeli anti-bovine IgG sebagai kontrol. 

Hasil uji dilihat melalui lubang pengamatan setelah 10 – 20 menit penetesan sampel. Hasil dinyatakan positif apabila muncul perubahan warna dua garis dan hasil dinyatakan negatif bila muncul satu garis saja pada posisi kontrol.

Setelah menjadi Rapid test Kit dijelaskan secara ringkas bahwa Kit ini merupakan uji imunokromatografi dengan menggunakan metode colloidal gold immunoassay, untuk mendeteksi antibodi terhadap virus PMK dalam serum sapi dan kambing.

Setelah meneteskan sampel, maka sampel akan bergerak bersama dengan antigen PMK berlabel emas koloid, jika ada antibodi PMK dalam sampel, akan bergabung dengan antigen ditunjukkan terdapat perubahan warna; jika tidak ada antibodi PMK, maka tidak ada reaksi warna.  Perangkat mendiagnosa ini mirip sekali dengan test kehamilan strip. 

Baca Juga :  Kendalikan PMK Jelang Ramadhan, Kementan Percepat Vaksinasi Ternak

Gambaran pada Kit yang lain, test strip LFI terdiri dari membran yang dipasang pada kartu pendukung.  Sampel serum atau darah yang mengandung agen yang dideteksi bergerak melalui membran selulosa dengan gaya kapiler dan ditangkap oleh molekul antigen yang terikat yang berinteraksi dengan agen di sepanjang membran.

Partikel berwarna atau berfluoresensi yang terkonjugasi dengan antibodi berinteraksi secara spesifik dengan antigen target, digunakan sebagai pelacak untuk pengembangan sinyal sehingga terjadi perubahan warna.

Test strip LFI untuk PMK yang tersedia secara komersial yang dilaporkan menunjukkan kinerja pengujian yang serupa dengan Ag-ELISA berbasis laboratorium ketika diterapkan di lapangan selama wabah PMK di Inggris tahun 2007.

Dalam hal biaya operasional, penggunaan test strip LFI untuk PMK lebih menguntungkan dibandingkan dengan RT-qPCR portabel.  Test strip LFI untuk PMK ini merupakan tes di lapang yang sederhana dan murah tanpa perlu menyediakan persiapan sampel dan peralatan canggih. Test ini telah diaplikasikan dalam berbagai kondisi lapangan dimana skrening penyakit secara cepat diperlukan.

Kelebihan Test Strip FLI untuk PMK

Kemampuan test strip LFI untuk PMK dapat memberikan hasil yang cepat dengan spesifisitas yang tinggi menjadikannya alat diagnosa bernilai tinggi.  Alat ini telah digunakan secara intensif untuk deteksi dini PMK serotipe O, A dan Asia dan SAT di lapangan di Amerika Serikat. 

Test strip LFI untuk PMK juga telah digunakan di Belgia, Perancis, Korea, Jerman, dan Singapura.  Test strip LFI untuk PMK memiliki keuntungan meliputi biaya rendah, diperoleh hasil cepat, interpretasi hasil mudah, tidak perlu peralatan khusus dan personel terlatih.

Test strip LFI untuk PMK memiliki keterbatasan yaitu tidak bisa memberikan hasil kualitatif atau semikualitatif.  Meskipun demikian untuk menuju penerapan test strip LFI untuk PMK, kita perlu mempertimbangkan secara menyeluruh tentang kinerja pengujian, kecepatan, pembiayaan, kesederhanaan, dan ketahanannya.

Semoga satgas penanganan PMK dapat mempertimbangkan perangkat diagnosa ini untuk memantau perkembangan PMK di lapangan dengan cepat, mudah dan akurat untuk menuju Indonesia bebas PMK kembali. Pudjiatmoko_Ditjen PKH

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini