18 Maret 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Gerakan Tanam Kedelai untuk Kemandirian Pangan

Gerakan Tanam Kedelai untuk Kemandirian Pangan

Varietas kedelai unggul | Sumber Foto:Dok. Sinta

Sinar Tani, Jakarta —  Kedelai satu diksi yang mengilustrasikan sebuah proses ketahanan pangan aIndonesia. Pada saat yang sama, di tengah arus bonus demografi yang akan dan sedang dihadapi di masa mendatang, kedelai menjadi salah satu komoditas yang substansial. Sebab, jumlah penduduk yang semakin jamak dan terbatasnya lahan atau letak geografis dalam penanaman kedelai menjadi sesuatu yang dilematis, jika tanpa persiapan yang matang.

Karena itu, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga sedang memprakarsai dan secara sustainable menciptakan penanaman kedelai di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai respons untuk menjawab sifat dilematis di atas.

Dengan demikian, pada tahun 2023 mendatang, Indonesia akan memperluas aksesibilitas lahan, agar tingkat produktivitas tanaman kedelai juga semakin meningkat. Rencananya, prospek perluasan lahan ini akan mencapai 368 ribu hektar, dengan produksi mencapai 213 ribu ton.

Meski demikian, pemerintah juga secara reguler selalu menargetkan agar secara produktivitas juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan primer masyarakat. Pada tahun 2020 ini, realisasi kegiatan dari penanaman kedelai telah mencapai 101 ribu hektar atau 28 persen.

Di samping itu, gerakan menanam kedelai ini juga secara sistemik selalu disampaikan pemerintah melalui Kementerian Pertanian, karena kedelai dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Bisa dilihat dari kandungan utama kedelai yaitu protein 38%, minyak 18%, karbohidrat tidak larut 15% dan lecithin 0,5% (Thakur dan Hurburgh, 2007). Kandungan protein yang tinggi tersebut dapat dijadikan sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.

Dalam konteks tersebut, kedelai dapat menjadi salah satu komoditas pangan dan sumber penghidupan bagi banyak penduduk yang dikelola oleh UMKM dalam bentuk tempe dan tahu.

RR. Zenaida S. Soemedi, SE, MM

Di satu sisi, tempe dan tahu juga merupakan makanan sehari-hari yang banyak diminati oleh masyarakat mulai dari lapisan bawah sampai atas. Kedelai juga dijadikan sebagai bahan produksi kecap, tauco, susu dan yang lainnya. Sehingga, kedelai menjadi tools yang sangat baik untuk meningkatkan kesehatan dalam rangka kemandirian pangan.

Baca Juga :  Merintis Pangan Lokal, Sorgum Jadi Harapan Baru Petani Buleleng

Sebagai aktor yang mengakutalisasikan program dan kegiatan, Kementerian Pertanian secara ekstensif melakukan berbagai mekanisme untuk mencapai target yang sudah ditetapkan, dalam hal ini produksi kedelai, agar kebutuhan komoditas kedelai tidak mengalami defisit.

Beberapa waktu lalu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa untuk meningkatkan produksi kedelai, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menanam bibit varietas unggul, bahkan bila diperlukan menggunakan bibit produk rekayasa genetik atau genetically modified organism (GMO) maupun bibit impor.

Pemerintah juga memiliki concern terhadap penanaman kedelai ini, seperti yang tercermin pada bibit. Komitmen ini tampaknya juga tertuang dalam alokasi kegiatan pengembangan kawasan kedelai tahun 2022 seluas 52.000 hektar di 16 provinsi.

Kemudian, untuk menambah gairah petani menanam kedelai telah disetujui tambahan anggaran pengembangan kedelai melalui Anggaran Biaya Tambahan (ABT) tahun 2022, seluas 300.000 ha di 14 provinsi. Dengan kata lain, komitmen dan perhatian pemerintah dalam sektor komoditas kedelai juga menjadi sangat penting dan pemerintah melalui Kementerian Pertanian tentunya selalu dan akan meningkatkan produksi kedelai.

Selain padi dan jagung, kedelai menjadi esensial dalam kompleksitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dan, upaya-upaya yang selama ini telah dan akan terus dilakukan pemerintah di satu sisi dapat membangkitkan semangat para petani untuk terus mengembangkan gerakan penanaman kedelai dan memperluas lahan agar meningkatkan produktivitas kedelai setiap panennya.

Tentunya upaya yang dilakukan pemerintah harus didukung oleh semua pihak, termasuk oleh masyarakat dan elemen-elemen publik lainnya dalam mensukseskan penanaman pangan serta dalam rangka membangun ketahanan dan mendorong kemandirian pangan serta memiminalisir import.

Sinergitas pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga menjadi kunci utama dalam kesuksesan program maupun kegiatan penanaman komoditas kedelain ini, terlebih di berbagai daerah, masih jamak sekali lahan-lahan yang bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas komoditas kedelai ini.

Baca Juga :  BPS: Selama 2024 Harga Beras Pengerek Inflasi Terbesar

Jadi, pemerintah selalu komit dalam menjaga ketahanan pangan, terutama salah satunya dalam sektor penanaman kedelai. Tak hanya itu, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), teutama Menteri Pertanian (Mentan) juga sudah mengatakan bahwa Bank Indonesia dan Pemerintah daerah harus ikut kerja sama dalam hal memantau harga dan menjaga tingkat inflasi pangan di masing-masing daerah di Indonesia.

Khususnya harga jual di tingkat petani, karena kesejahteraan petani dapat berpengaruh terhadap kontinuitas produksi tanaman pangan khususnya penanaman kedelai. Pada saat yang bersamaan, Mentan juga mendukung dalam hal pembelian hasil panen petani melalui BUMN, syaratnya tidak perlu koordinasi dengan kementerian atau lembaga, dan BUMN harus membeli seluruh produk pertanian dengan harga yang tinggi agar dapat memberi keuntungan dan mendukung kesejahteraan para petani.

Oleh: RR. Zenaida S. Soemedi, SE, MM (Pranata Humas Ahli Pertama Kementerian Pertanian)

 

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini