Cimory On The Valley, Belajar Ternak Sambil Wisata

Sinar Tani, Semarang — Para pelajar sebuah SMP Swasta di kota Semarang terlihat gembira menelusuri jalan setapak di Cimory Farm.  Udara segar dan suasana yang lain dari biasa menjadikan mereka sangat antusias mengikuti acara “Cimory Dairy Tour”. Sambil berjalan santai dan ceria, mereka di pandu “cowboy” menuju spot-spot edukasi, berupa kebun sayur dan kandang ternak yang tertata dan tersusun rapi di kebun Cimory.

Para siswa yang umumnya  datang dari kota ini, dapat belajar dengan berinteraksi langsung dari obyek yang dipelajari. Mereka belajar menanam tanaman sayur,  dengan langsung melihat, memegang tanaman sayuran.

Ditempat itu juga mereka dapat belajar  tentang pernak pernik  beternak. Anak-anak kota ini pada umumnya mendapat sensasi  tersendiri, ketika masuk di area ternak. Karena mereka  langsung melihat,  mendengar, mencium bau aroma  ternak hewan. Ternak yang dipajang disana mulai  ternak kelinci, ternak kambing, ternak dombasampai ternak sapi. Bahkan kalua mau mereka juga diberi kesempatan untuk memerah susu sapi.

Cimory yang berada di Jalan Raya Semarang – Solo, tepatnya di Jl. Raya Soekarno Hatta KM. 30, Jatijajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini memiliki nama  pembeda “Cimory On The Valley”.  Karena banyak Cimory-Cimory di kota lain, yang masing-masing punya nama pembeda.

Cimory on the Valley memiliki paket tour keliling dengan nama Cimory Dairy Tour, dengan paket tersebut pengunjung  akan diajak berkeliling kawasan Cimory. Kawasan wisata seluas 5 Ha ini telah ditata sedemikian rupa, sehingga   pengunjung dapat berkeliling dengan mudah untuk menikmati spot-spot edukasi,  seperti peternakan kambing, domba, sapi, melihat pabrik susu, dan menonton film edukasi.

General Manager Cimory Semarang, Ir. Agus Purwoko Jati, mengatakan bahwa Cimory yang ada di Semarang ini merupakan pengembangan Cimory di Bogor yang sudah berdiri terlebih dulu.

“Tempat wisata yang dikelola  ini sebenarnya adalah sebuah restoran yang berkonsep wisata edukasi. Cimory Semarang memiliki menu utama yaitu susu sapi.” Kata Agus

Lebih lanjut ia menjelaskan.bahwa Susu sapi disini diolah dengan cara pasteurisasi, sehingga, walaupun dapat disimpan lama, kandungan nutrisi susu tidak berkurang atau berubah” lanjut Agus.” Disamping mengolah susu segar, disini juga diolah produk-produk turunan susu, seperti yoghurt, mentega dan keju. .

Untuk mencukupi bahan baku susu, Cimory membeli dari peternak sapi mitra perusahaan. Namun dalam hal ini Cimory menerapkan standar yang tinggi untuk kualitas susu.

“ Karena  sangat menjaga kualitas produk untuk konsumen” ujar pria sudah malang melintang di dunia peternakan di Kabupaten Semarang.

Mengunjungi Cimory Semarang ini seyogyanya menyiapkan waktu yang lama agar bisa mengikuti semua acara dan mengunjungi semua area. Banyak fasilitas yang disediakan untuk dikunjungi, banyak juga  spot photo yang bagus dilokasi ini.

Bagi anak-anak dapat diberi kesempatan  untuk membelai dan berinteraksi dengan hewan-hewan peternakan. Cimory Dairyland mengambil tempat di sebuah lembah yang dibelah  sungai kecil berair jernih.

Disana ada  kebun binatang mini di mana anak-anak dapat menyentuh dan memberi makan hewan jinak, seperti kelinci, sapi, domba, kuda poni, dan aneka unggas. Ada pula burung unta dan burung merak yang akan membuat anak-anak  terpesona. Untuk anak muda dan orang dewasa tempat ini juga menyediakan fasilitas yang dapat dinikmati , seperti taman dan spot foto tematik termasuk replika rumah Hobbit.

Karena namanya saja sudah Cimory Dairyland, maka fasilitas yang dibuat memang benar-benar untuk memanjakan ternak. Ada kandang kelinci yang sangat alami, berupa gundukan tanah berumput rapi lengkap dengan liang-liang rumah kelinci. Kandang kambing dan domba yang “mewah”  dilengkapi gubug dan sepetak lahan untuk para kambing domba bercengkerema.

Lalu ada kandang sapi yang mewah dan bersih. Didalamnya ada 2 ekor pedet, seekor sapi betina, seekor sapi jantan raksasa dan seekor sapi perah betina. Sapi perah ini disiapkan untuk para pengunjung yang ingin tahu rasanya memerah susu sapi. Dengan membayar tiket pengunjung boleh praktek memerah susu sapi, tentu harus dengan bimbingan seorang “cowboy”.

Sebuah kendang kambing yang cukup indah dan besar digunakan untuk memelihara kambing etawa. Dikandang ini kelihatan kambing-kambing yang sehat dan gemuk.

Setelah puas melihat hewan-hewan, pengunjung dapat beralih ke sisi lainnya, di sisi lain Cimory Semarang ini terdapat area perkebunan yang digunakan untuk menanam berbagai jenis sayuran. Ada tanaman tomat, pakchoi, sawi dan lain-lain. Kebun sayur ini juga sebagai wahana edukasi bagi para siswa atau siapa saja yang berminat.

Disudut barat area ini, ditempat agak “tersembunyi” terdapat taman miniatur bangunan-bangunan terkenal didunia. Ada miniature Menara eifel, dedung opera Sidney, kincir angin Belanda, Masjid Taj Mahal, patung Singapura dan lain-lain miniature. Kesemuanya dibuat prototipe aslinya hanya dalam ukuran mini,  dan ditata apik di taman yang indah.

Setelah puas berkeliling dan bermain, pengunjung dapat mempir ke  restoran..Restoran di Cimory Semarang ini memiliki menu yang cukup lengkap, harganya pun bisa dibilang ramah di kantong dan menyesuaikan dengan jenis makanannya. Bahkan di Cimory Semarang ini terdapat sebuah konter khusus coklat.

Konter khusus coklat tersebut bernama Chocomory, di Chocomory ini kamu bisa membeli berbagai jenis makanan dari olahan coklat asli, mulai dari permen coklat, serbuk minuman coklat, kacang coklat, dan masih banyak lagi varian lainnya. Dan tentu saja produk utama mereka, susu segar dan segala turunannya.

Terletak 1 jam dari pusat Kota Semarang, Tempat wisata yang menyajikan wisata rekreasi dan edukasi ini selalu ramai dikunjungi orang. Bahkan untuk acara Dairy Cimory Tour, menurut Aedy, yang bertugas bagian marketing, jadwal tour telah penuh sampai akhir tahun 2022.

“ Pada saat ini telah di bangun tempat wisata Cimory di kecamatan Selo dilereng gunung Merapi. Lokasi dan View sangat bagus, mudah-mudahan sebelum akhir tahun 2022 sudah dapat dibuka”. Pungkas Agus Purwoko Jati.

Reporter : Djoko W