Sinar Tani, Blora, — Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman terus mengingatkan bahwa kondisi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Krisis pangan mengancam umat manusia, dengan beberapa negara sudah mengalami kelaparan.
Untuk mengantisipasi potensi krisis pangan, pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis. Diantaranya adalah dengan menambah kuota pupuk bersubsidi dan menggelontorkan jutaan unit pompa air. Pompa-pompa air ini dimanfaatkan di sawah tadah hujan yang memiliki potensi air permukaan, seperti sungai, danau, rawa, serta mata air.
Langkah-langkah ini juga merupakan bagian dari dukungan terhadap Program Penambahan Areal Tanam (PAT) dan Luas Tambah Tanam (LTT).
Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang terletak di perbatasan dengan Jawa Timur, merupakan salah satu wilayah yang merespons langkah ini dengan cepat. Dikenal sebagai penghasil kayu jati berkualitas tinggi, Blora juga memiliki kawasan hutan yang luas dan musim kering yang panjang.
Namun, di puncak musim kemarau bulan Agustus ini, sawah-sawah di Blora masih hijau dengan tanaman padi yang subur.
Keberhasilan ini disaksikan langsung Tim Supervisi dari Direktorat Tanaman Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, yang didampingi Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora, Ngaliman, SP, MP.
Tim tersebut melakukan Monitoring dan Evaluasi Program LTT dan PAT di Kabupaten Blora.
Saat mengunjungi desa Gondel di Kecamatan Kedungtuban dan Desa Gandol di Kecamatan Cepu, Afnan dari Direktorat Serealia menyampaikan kegembiraannya atas upaya para petani di Blora yang berhasil memanfaatkan sumber daya air yang ada untuk menanam padi.
“Langkah yang diambil petani dan Dinas Pertanian sudah tepat. Kita harus segera memaksimalkan semua potensi yang ada. Jika kita menunda-nunda, keadaan akan semakin sulit,” ujarnya.
Afnan menekankan pentingnya kemandirian pangan di Indonesia sebagai negara agraris. Ia mengingatkan bahwa Program LTT dan PAT, sebagai bagian dari upaya swasembada pangan, harus terus diikuti dan dikawal.
“Misalnya, target LTT untuk bulan Agustus ini berapa luas, kemudian dievaluasi pencapaian programnya. Jika masih kurang, segera cari solusi pemecahan masalah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala DP4 Blora, Ngaliman, menjelaskan bahwa petani di daerahnya sudah aktif memanfaatkan potensi air tanah untuk menanam padi atau melon di musim kemarau.
“Mereka membuat sumur dalam, kemudian air dinaikkan dengan pompa submersible atau sibel bertenaga listrik PLN,” jelasnya.
Ngaliman juga mengungkapkan bahwa dengan tambahan 164 unit pompa air yang diterima dari pemerintah pusat pada Mei 2024 lalu, realisasi tambahan tanam di Blora pada musim kemarau ini meningkat signifikan.
Reporter : Djoko W
Baca juga
Desa Brongkol, Surga Durian Berkualitas dengan Keanekaragaman Rasa
Kota Palopo Punya Wisata Durian Baru, Cocok Untuk Liburan Keluarga
Mengenal Kelor Lebih Dekat di Kampoeng Kelor