14 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Inilah Peran Fasilitator, Kunci Penting Berkembangnya Pemasaran Online Produk Pertanian

Pemasaran door to door jadi kunci pemasaran sayur di masa pandemi COVID 19 | Sumber Foto:Istimewa

Sinar Tani, Jakarta — Stakeholders sebagai birokrat hingga penyuluh sebagai SDM Pertanian sangat berperan penting menjadi fasilitator kunci penting berkembangnya pemasaran online produk Pertanian. Seperti apa perannya? 

Berbagai platform yang telah dikembangkan oleh para start up di Indonesia dalam marketplace, e-commerce hingga online shop, Pemerintah mengambil peran strategis khususnya dalam penetapan berbagai kebijakan untuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi pertumbuhan usaha hingga melindungi posisi setiap pelaku usaha dan menghadirkan persaingan usaha yang sehat.

Pemerintah juga dapat memainkan peran sebagai fasilitator pemasaran dan logistik, seperti yang telah dilakukan Kementerian Pertanian melalui gerai Toko Tani Indonesia (TTI)/Pasar Mitra Tani yang tersebar di berbagai kota. Dukungan program pembiayaan pemerintah melalui Kredit Usaha tani (KUR) dan berkembangnya peran start up bidang financial technology (fintech) serta penyediaan logistik berupa micro cold storage di berbagai kota besar semakin membuka peluang penambahan area distribusi dan penjualan produk pertanian berbentuk frozen food.

Kehadiran peran Kelembagaan Ekonomi Pertanian (KEP) berupa Koperasi Petani dan Penyuluh yang digagas oleh komunitas masyarakat seperti Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) memberikan arah baru dan angin segar bagi peningkatan peran dan posisi tawar penyuluh dimata petani/pelaku usaha.

Contoh menarik lain adalah ekosistem pemasaran bela-beli produk Kulon Progo berbasis pemberdayaan yang digagas Pemda Kabupaten setempat menjadi benchmarking menarik bagaimana masyarakat digerakkan untuk memprioritaskan konsumsi produk lokal. Sinergi dan kolaborasi antar pihak terkait dalam membangun ekosistem ekonomi pertanian yang lebih maju diyakini sebagai kunci produk-produk segar pertanian dan olahannya mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Pedesaan di Indonesia tersebar dari Aceh hingga Papua, memiliki beragam kararkteristik wilayah dan produk yang menjadikannya unggul secara komparatif maupun kompetitif menjadi peluang tersendiri. Desa Wisata yang menjadi program utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hingga keberadaan kelembagaan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) hingga Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesMa) yang dibina oleh Kemendesa PDTT sebagai multiplier effect dan menjadi peluang emas produk pertanian berkembang pesat atas pasar wisata yang dibangun disana.

Baca Juga :  Inilah Kendaraan untuk Garda Terdepan Pertanian

Ekosistem hulu-hilir Desa e-commerce yang mengusung keunggulan komparatif desa atau selama ini digagas melalui konsep “one village one product” dimungkinkan mengingat pemerintah terus menyelesaikan pembangunan infrastruktur Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) digital dalam rangka pemerataan akses internet hingga menjangkau daerah pelosok di tanah air.

Intervensi pemerintah diperlukan untuk membuat pengembangan fasilitas logistik dan pemasaran Stasiun Terminal Agribisnis (STA) yang telah ada dengan penambahan cold storage terintegrasi hulu hilir yang memadai di tingkat kecamatan hingga kabupaten untuk mendapatkan kualitas produk pertanian berumur lebih panjang.

Selain itu dukungan pemerintah agar produk pertanian lokal memiliki daya saing di pasar dengan memberi subsidi biaya distribusi produk-produk desa menjadi sangat murah melalui kolaborasi bersama usaha ekspedisi serta dukungan bagi bertumbuhnya usaha pengolahan hasil-hasil pertanian unggulan di setiap wilayah. Desa e-commerce menjadi keniscayaan bagi kegiatan ekspor produk pertanian unggulan dan menjadi tulang punggung ekonomi di desa untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menurunkan tingkat kesenjangan ekonomi antara desa dan kota di Indonesia.

Peluang Penyuluh

Merujuk Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2022 tentang Penguatan Fungsi Penyuluhan Pertanian yang mensyaratkan perluasan cakupan tugas dan fungsi penyuluhan, penyuluh harus mampu memberikan peran dan dukungan yang kuat dalam pencapaian ketahanan pangan nasional.

Tiga dimensi cakupan yang dimaksud meliputi dimensi ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan, dimana penyuluh menjadi jembatan bagi pelaku utama (petani/peternak) dan pelaku usaha pertanian agar mereka mau dan mampu mencari dan mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya. Ini adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Baca Juga :  Novi Listiana, Jadi Petani Makin Happy

Dari Perpres tersebut, jelas bahwa syarat kompetensi penyuluh pertanian tidak hanya bercocok tanam atau budidaya, tapi dituntut bertranformasi menuju pendampingan dalam meningkatkan nilai tambah melalui pengolahan sehingga terjadi peningkatan pendapatan hingga kesejahteraan petani.

Skill lain yang harus dimiliki penyuluh adalah penguasaan pemasaran dan pemanfaatan pangan sehingga mampu menjawab permasalahan lain yang dihadapi petani, yaitu dalam hal distribusi hasil panen dan fluktuasi harga komoditas pertanian.

Petani perlu dibantu meningkatkan posisi tawarnya dengan cara menghubungkan petani langsung kepada konsumen, baik konsumen akhir maupun unit bisnis lain, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital melalui pemasaran online. Tidak mudah mengubah mindset menjual secara online.

Banyak kekhawatiran yang kerap menyerbu para petani. Bagaimana mengoperasikan aplikasi, pembayaran, pengiriman, hingga promosi dan iklan yang mampu menarik minat konsumen online. Peran penyuluh sangat diperlukan dalam pendampingan petani dalam merencanakan, memulai, membangun, dan mempertahankan jaringan pasar dalam bisnis online.

Di era digital seperti saat ini, penyuluh pertanian bisa memaksimalkan fungsinya dengan menjadi seorang marketer, promoter, hingga konten kreator, karena mereka adalah perpanjangan tangan Kementerian Pertanian yang paling tahu potensi desa, keunggulan produk, dan kearifan lokal yang dianut masyarakat setempat.

Para penyuluh dianggap bisa merepresentasikan dan mempromosikan keunggulan-keunggulan tersebut hingga produk petani binaannya dapat terdistribusi ke wilayah lain melalui kegiatan pemasaran. Bukan tidak mungkin, peran penyuluh pertanian ke depan menjadi sangat strategis untuk mendampingi petani dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mengakselerasi implementasi desa e-commerce.

Contoh penyuluh pertanian champion dari Kabupaten Bogor yang berhasil kami wawancara adalah Dede Sopyandi dan Hikmah Adnin. Mereka adalah dua diantara sekian banyak penyuluh berprestasi yang berhasil berfikir dan bertindak out of the box demi kemajuan petani di wilayah binaannya.

Baca Juga :  Temukan Wow Factor, Produk Pertanian Bisa Laris di Pasar Online

Aplikasi berbasis website yang mereka bangun untuk mensyiarkan potensi desa dapat menjadi benchmarking sistem promosi penyuluh pertanian yang berskala nasional. Pemasaran via online shop hingga kerjasama dengan e-commerce sebut saja Sayur Box difasilitasi oleh sang penyuluh.

Sudah saatnya petani sejahtera di negeri sendiri yang dikenal sebagai negara agraris. Keuntungan tersebut tidak bisa didapat hanya dari aktivitas budidaya, melainkan pasca panen dan pemasaran.

Era digital dan internet adalah satu solusi nyata untuk memasarkan produk pertanian. Butuh banyak pihak terlibat, pendampingan dan berbagai rekayasa dari hulu hingga hilir. Memang tidak mudah, namun yakin Indonesia bisa. Petani Sejahtera, Ketahanan Pangan Terjaga!

Reporter : Elya Nurwullan/Endang Pudji Astuti
Sumber : BBP2TP

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini