18 Maret 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Temukan Wow Factor, Produk Pertanian Bisa Laris di Pasar Online

Temukan Wow Factor, Produk Pertanian Bisa Laris di Pasar Online

Pemasaran online | Sumber Foto:Istimewa

Sinar Tani, Jakarta — Era digital dan internet adalah masa titik balik ketika tidak hanya perusahaan besar yang berjaya menguasai pasar. Di era ini, pelaku bisnis yang tidak punya modal besar sekalipun, bisa memanfaatkan teknologi dengan baik, dapat membangun jaringan pasar dan mencapai konsumen tanpa sekat ruang dan waktu. Pertanian pun tidak boleh ketinggalan.

Potensi industri bisnis online di Indonesia memang tidak dapat dipandang sebelah mata. Walaupun pertumbuhan ekonomi dalam tiga tahun terakhir mengalami perlambatan, akan tetapi pertumbuhan industri online tanah air justru semakin pesat.

Data terbaru menunjukkan potensi bisnis online di Indonesia sebesar Rp. 1.158 triliun per tahun. Trend nilai belanja online masyarakat terus meningkat setiap tahunnya, dimana di tahun 2017 kapitalisasi masih berada pada angka 42 triliun, dan meningkat setiap tahunnya dan terakhir pada tahun 2021 telah mencapai 563 triliun. Trend itu diprediksi makin melonjak tajam di tahun 2025 dengan nilai belanja mencapai 1.438 triliun. Angka yang fantastis bukan?

Adanya krisis yang diakibatkan pandemi covid-19 menyebabkan banyak perubahan termasuk trend berbelanja. Kini, semakin banyak masyarakat yang memilih berbelanja online ketimbang harus datang langsung ke gerai atau pasar. Survei Mckinsey menyebutkan 34% masyarakat Indonesia semakin sering belanja makanan/minuman secara daring, sebanyak 30% lainnya mengaku semakin sering belanja kebutuhan rumah via daring.

Kebanyakan dari pelaku yang tergabung di bisnis online baik e-commerce (para pemasok di Sayur Box, Kecipir, TukangSayur.id, dll), marketplace (para penjual di Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Go Food, Grab Food) maupun online shop (penjual mengaktifkan akun bisnis di media sosial IG, FB, TikTok) adalah pengusaha berskala mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk didalamnya adalah petani sebagai pemain produk segar pertanian, dan UKM produk olahan hingga kuliner (food&Beverage/F&B).

Baca Juga :  Dari Sinar Tani untuk Sang Komandan

Tantangan bagi produk lokal termasuk hasil-hasil pertanian hingga produk turunannya untuk tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekaligus mampu menjadi tamu terhormat di negera lainnya dari produk yang kita ekspor.

UMKM lokal diharapkan menjadi pemain utama pasar online di Indonesia. Karena itu pertanian hari ini harus berorientasi pasar, cara berfikir “produksi dulu baru pasar” saatnya sudah digeser oleh prinsip “ada permintaan/pasar lanjut produksi dan jaga keberlanjutan suplainya”.

Konsep hulu-hilir sudah selayaknya terintegrasi dalam sistem agribisnis, bahkan jaminan adanya pasar sebelum petani melakukan produksi (backward linkage) saat ini menjadi keniscayaan jika ingin meningkatkan kesejahteraan petani.

Adanya perubahan trend atas lingkungan strategis di atas, berdiferensiasi menjadi kebutuhan penting untuk dimiliki petani/UMKM produk pertanian dan turunannya. Berdiferensiasi bermakna memiliki Wow Factor! di era persaingan tajam usaha seperti saat ini.

Wow Factor! tak lain menjadi bagian standardisasi menuju pertanian tangguh, sekaligus merupakan bentuk lain dari berinovasi dengan segudang manfaat. Manfaat dimaksud antara lain untuk mengikat loyalitas konsumen hingga menjaring hadirnya konsumen baru hasil promosi dari mulut ke mulut, karena prinsipnya setiap pelanggan bisa menjadi endorser.

Lantas, bagaimana cara menemukan wow factor tersebut? Klik selanjutnya

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini