SINARTANI, Bangkalan—Pekarangan mempunyai potensi besar untuk dioptimalkan untuk menghasilkan pangan. Apalagi kini dunia, tak terkecuali Indonesia yang tengah menghadapi ancaman krisis pangan.
Sebagai upaya mengantisipasi krisis pangan dan mengatasi stunting, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menggandeng Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bangkalan mengadakan pelatihan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) untuk 50 orang di Desa Genteng Kecamatan Konang, tepatnya di Kelompok Tani (Poktan) Bang Pote II.
Pelatihan P2L dihadiri langsung oleh Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Pujiatiningsih. Dalam arahannya Pujiatiningsih mengatakan, agar kegiatan P2L dapat terus berlangsung dan berkelanjutan, sehingga tercipta kecukupan pangan dan gizi keluarga demi mendukung program Ketahanan Pangan Nasional.
“Saya berharap kegiatan ini dapat menekan angka stunting, menciptakan aneka pangan olahan berbahan baku lokal serta dapat mengubah kecenderungan konsumsi beras ke bahan pangan non beras, demi terciptanya diversifikasi pangan lokal,” ujarnya.
P2L mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga secara berkelanjutan untuk meningkatkan pemanfaatan serta pendapatan. Ditengah krisis pangan yang melanda banyak negara, P2L dinilai sebagai langkah tepat, karena bisa memberdayakan masyarakat membudidayakan berbagai jenis tanaman, melalui kegiatan demplot, pertanaman, panen, pasca panen serta pemasaran.
Pelatihan P2L di Poktan Bang Pote II ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan bimbingan terhadap peserta, terutama ibu-ibu tani untuk dapat memanfaatkan pekarangan secara maksimal dengan bertanam aneka tanaman sayur, buah dan toga guna mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dengan memperhatikan kearifan lokal.
Mislum beserta pengurus Poktan Bang Pote II yang lain bertekad mengubah pola pikir dan pola konsumsi masyarakat setempat yang kurang menyukai dan enggan menanam sayur menjadi masyarakat yang gemar sayur dan berorientasi pasar. Dengan menanam sayur dapat menambah pendapatan keluarga, sehingga tercipta masyarakat yang berkecukupan pangan dan sejahtera.
Poktan Bang Pote II didampingi penyuluh pendamping juga berupaya menciptakan pertanian terpadu berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini dilaksanakan dengan memanfaatkan limbah pertanian dan limbah rumah tangga. Misalnya, limbah sayuran, kulit buah dan air bekas cucian beras yang diolah menjadi pupuk organik untuk diaplikasikan pada tanaman di demplot dan pekarangan rumah warga.
Kementerian Pertanian dalam merespon permasalahan krisis pangan global, telah mengimplementasikan kebijakan diversifikasi pangan, optimalisasi produktivitas, hingga smart farming. Pentingnya peningkatan SDM melalui berbagai pelatihan juga ditanggapi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi.
“Jika ingin pertanian maju, terlebih dahulu majukan kualitas SDM, karena SDM yang berkualitas dapat menghadirkan inovasi dan teknologi-teknologi yang dibutuhkan pertanian,” ujar Dedi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan agar terus meningkatkan berbagai produksi pertanian dalam negeri hingga penguatan cadangan, sistem logistik pangan, dan mengurangi impor produk pertanian seperti gandum. Hotijah/Yeniarta
Mengenal Kelor Lebih Dekat di Kampoeng Kelor
Melepas Jeratan Bank Emok
4 Manfaat Menakjubkan dari Buah Binjai yang Jarang Diketahui