Sinar Tani, Semarang — Sampai saat ini Jawa Tengah masih bertengger sebagai pemasok bawang merah terbesar. BPS mencatat, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan produksi bawang merah terbesar di Indonesia lantaran mencapai 556.058 ton pada 2022. Jumlah tersebut setara dengan 28,16% dari total produksi bawang merah di dalam negeri.
Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back) merupakan tanaman yang digunakan sebagai bumbu masakan di hampir seluruh wilayah. Selain dijadikan bahan utama bumbu masakan, bawang merah dapat dikonsumsi langsung atau dioleh menjadi makanan lain.
Di Jawa Tengah bawang merah ditanam di 29 kabupaten dari 35 kabupaten dan kota yang ada. Namun hanya 8 kabupaten diantaranya yang pantas disebut sentra bawang merah.
Kabupaten Brebes adalah sentranya sentra bawang merah, luas tanam bawang merahnya sebesar 60% dari luas tanam se Jawa Tengah. Disusul kabupaten Demak yang mencapai 16%, kemudian kabupaten Pati dan Boyolali masing-masing 5%, dibawahnya kabupaten grobogan 4%, kabupaten Kendal dan kabupaten Tegal masing-masing 3%. Sedang dikabupaten lain luas tanam bawang merah dibawah 500 Ha.
Tanaman bawang merah di Jawa Tengah dapat tumbuh subur didataran rendah maupun didataran tinggi. Sehingga hampir setiap bulan ada panenan bawang merah. Namun hamparan bawang merah yang luas berada di dataran rendah, seperti di Brebes, Demak, Grobogan dan Kendal.
Maka pada bulan Juli, Agustus yang merupakan masa panen bawang didataran rendah, jadilah bulan-bulan tersebut merupakan masa panen raya, dengan hasil produksi yang melimpah ruah. Tetapi ada bulan-bulan yang boleh dikata kosong tidak ada panenan bawang merah.
Guna meratakan distribusi panen bawang merah di seluruh bulan, baru-baru ini Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah telah menggelontorkan bantuan 10 ton bibit bawang merah kepada 7 kelompok tani yang tersebar pada 5 kabupaten di provinsi Jawa Tengah.
Sub Koordinator Sayur pada Distanbun Jateng Kartinah Swasti, mengatakan bahwa kelompok tani yang menerima bantuan tersebut adalah Poktan Arum Sari, Ds.Traju Kec Bumijawa, Tegal, Poktan Tani Jaya, Ds Cintamanik Kec Bumijawa, Tegal, Poktan Maju, Ds. Jambanharjo, Kec Sidoharjo, Sragen, Poktan Tani Makmur, Ds Kedungwaru Lor Kec Karanganyar, Demak.
Ada lagi Poktan Reksa Bumi, Cilacap, Poktan Sido Asih, Kec Karangpucung , Cilacap dan yang ke 7 Kelompok Tani Tegal Arum, Kecamatan Pegandon, Kab. Kendal
“Sesuai dengan tujuan bantuan, calon – calon kelompok tani penerima bantuan telah kami verifikasi terlebih dahulu,” ungkapnya.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi kelompok tani antara lain adalah sudah masuk kelas Madya atau Utama, berpengalaman berbudidaya bawang merah, sanggup menanam bawang merah diluar musim (off season), sanggup mengikuti anjuran teknis dari Distanbun, melalui petugas dilapangan.
Bibit bawang merah bantuan tersebut berupa umbi bibit Varitas Unggul Nasional berlabel biru. Kelompok Tani didataran rendah menerima varitas “Bima Brebes” sedang Kelompok-kelompok Tani di dataran tinggi menerima varitas “Batu Ijo”.
Sesuai prosedur, bibit bawang merah yang telah di salurkan oleh rekanan, diperiksa oleh petugas Distanbun. Dari hasil pemeriksaan diketahui baik kwantitas dan kualitas barang sudah sesuai yang dipersyaratkan.
Dari 10 ton bibit bawang yang akan ditanam off season tersebut dapat diharapkan akan terjadi panen di “bulan kosong” dengan produksi paling tidak 100 ton.
Lebih lanjut Kartinah mengatakan kelompok tani yang terpilih sebagai penerima bantuan umumnya sangat gembira, karena komponen bibit merupakan 60% sendiri dari keseluruhan biaya usaha tani bawang merah.
Bantuan bibit bawang merah disamping akan menghasilkan produksi riil diluar musim, juga dapat menghasilkan efek domino. Petani yang berhasil panen diluar musim akan mendapt harga yang bagus, sehingga menarik minat petani lain untuk mengikuti.
Pada bulan Maret lalu, seperti dikutip dari harian Kompas, Mentan Syahrul Yasin Limpo pada acara panen bawang merah di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes mengatakan, sebanyak 25 truk atau 175 ton bawang merah dilepas ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur (Jaktim).
Hal ini disampaikan Mentan SYL, Panen dan pelepasan bawang merah dari jantung produksi bawang merah nasional itu guna memastikan produksi dan ketersediaan bawang merah menjelang Ramadhan hingga Lebaran aman, sekaligus upaya menstabilkan harga.
Hal itu menandakan bahwa produksi bawang merah masih mampu untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Bahkan pada saat kebutuhan meningkat pada hari besar keagamaan sekalipun.
Dalam hal ini Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto, SP, MP yang dihubungi secara terpisah mengatakan produksi bawang merah dari Brebes pada khususnya dan dari Jawa Tengah pada umumnya mempunyai kelas tersendiri.
“Bahkan bila dibanding dengan bawang merah dari luar negeri, sangat optimis bahwa bawang merah Jateng berani bersaing dengan bawang merah import, baik dari kualitas, kuantitas maupun harga. Kita punya pasar sendiri yang fanatic dengan bawang merah lokal.” Ungkapnya.
Reporter : Djoko W
Panen Raya Bawang Merah, Budidaya TSS di Cilacap Sukses Tingkatkan Produktivitas
Permintaan Meningkat, Anggrek jadi Primadona Baru di CFD Cilacap
Festival Urban Farming 2024 Sukses Besar, Dihadiri 5000 Pengunjung