Sinar Tani, Semarang — Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (Distanbun Jateng) terus melakukan langkah antisipatif untuk mengatasi gejolak harga cabai yang sering berfluktuasi ekstrem. Salah satunya dengan kolaborasi bersama petani Champion untuk menjaga stabilitas pasokan cabai.
Harga cabai di pasaran memang sering mengalami perubahan drastis. Terkadang mencapai Rp 60.000 per kilogram, namun dalam beberapa waktu kemudian bisa anjlok hingga Rp 12.000 per kilogram. Ketidakstabilan harga ini juga terlihat dari disparitas harga di wilayah yang sama.
Sebagai contoh, pada 9 September 2024, harga cabai rawit merah tertinggi di Kota Semarang mencapai Rp 36.000 per kilogram di Pasar Pedurungan, sementara harga terendahnya berada di Pasar Johar Selatan sebesar Rp 26.000 per kilogram. Untuk cabai rawit hijau, harga tertinggi tercatat Rp 50.000 per kilogram di Pasar Pedurungan, dan terendah Rp 22.300 di Pasar Simongan.
Menurut Kabid Hortikultura Distanbun Jateng, Ir. Ani Muyani, ada beberapa faktor yang mempengaruhi fluktuasi dan disparitas harga cabai, baik dari sisi hulu (produksi usaha tani) maupun hilir (agribisnis cabai).
Dalam rangka menanggulangi hal ini, Distanbun Jateng telah meluncurkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Cabai 2024-2025.
Program ini melibatkan bantuan stimulan berupa sarana produksi (saprodi) cabai bagi petani. Pada tahun 2024, bantuan diberikan untuk 50 hektar lahan yang akan ditanam pada periode Juni–Juli, dengan panen yang direncanakan mengisi pasokan defisit pada Oktober–Desember 2024.
Untuk tahun 2025, bantuan akan diperluas hingga 300 hektar dengan target penanaman yang sama, guna mengantisipasi kekurangan pasokan pada akhir tahun.
Bantuan ini diberikan kepada para tokoh pertanian cabai yang disebut Champion, yang dinilai memiliki pengalaman dan keahlian dalam mengelola agribisnis cabai, mulai dari budidaya hingga pemasaran.
Mereka juga memiliki komitmen tinggi untuk mendukung program Distanbun Jateng dengan mengkoordinasikan kelompok tani di wilayahnya masing-masing.
Para Champion berperan penting dalam menjaga stabilisasi pasokan dan harga cabai antarwaktu dan antarwilayah. Komitmen mereka dituangkan dalam dokumen Komitmen Kesanggupan Mendukung Stabilisasi Pasokan Cabai Tahun 2024, yang ditandatangani oleh tujuh petani Champion pada 6 Agustus 2024.
Dalam penandatanganan komitmen yang disaksikan Sekretaris Distanbun Jateng, Himawan, SP, MP., mereka berjanji menyediakan stok kumulatif cabai sebesar 54,5 ton pada periode Oktober–Desember 2024.
Mereka juga siap menjual cabai dengan harga Rp 5.000 lebih murah dibanding harga pasar jika terjadi lonjakan harga, dan berperan sebagai mitra strategis pemerintah dalam upaya stabilisasi harga dan pasokan cabai.
Daftar petani champion yang berkomitmen adalah Sukiyat dari Wonosobo: luas bantuan 6 ha, komitmen stok 7.500 kg (intervensi di Pasar Kertek dan Pasar Wonosobo).
Sun Ahmad dari Temanggung: luas bantuan 8 ha, komitmen stok 4.500 kg (intervensi di Pasar Kliwon Temanggung dan Pasar Gotong Royong Magelang). Sukirno dari Blora: bantuan 4 ha, komitmen stok 5.000 kg (intervensi di Pasar Sido Makmur, Pasar Jepon, dan Pasar Kudus).
Jupriyono dari Semarang: bantuan 8 ha, komitmen stok 8.000 kg (intervensi di STA Jetis, Pasar Ambarawa, dan Pasar Kopeng). Sudarno dari Cilacap: bantuan 10 ha, komitmen stok 10.000 kg (intervensi di Pasar Kroya, Pasar Gede, Pasar Sidodadi, dan Pasar Siliwangi).
Selain itu ada Ali M dari Batang: bantuan 6 ha, komitmen stok 10.500 kg (intervensi di Pasar Batang, Pasar Pekalongan, dan Pasar Weleri). dan Sun’an dari Boyolali: bantuan 6 ha, komitmen stok 7.500 kg (intervensi di Pasar Cepogo, Pasar Kliwon Solo, Pasar Gabus, dan Pasar Boyolali).
Pengendalian harga cabai sangat penting karena cabai merupakan komoditas strategis yang mempengaruhi inflasi dan tidak dapat disubstitusi oleh komoditas lain.
Reporter : Djoko W
NFA Pastikan Anggur Shine Muscat Impor Aman, Masyarakat Diimbau Prioritaskan Buah Lokal
Flower Arrangement Trends 2025, Bangkitkan Kecantikan Bunga Lokal Indonesia
Dukung Pengendalian Inflasi, Petani Soppeng Sulap Lahan Ekstrim Jadi Kebun Cabai