Sinar Tani, Jakarta — Memasuki musim panen bawang merah, Kementerian Pertanian (Kementan) tengah waspada terhadap potensi penurunan harga yang signifikan. Upaya pencegahan dilakukan untuk mengantisipasi dampak ekonomi bagi para petani.
Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengidentifikasi potensi penurunan harga bawang merah dari bulan ini hingga Agustus 2024, karena sejumlah wilayah sentra produksi memasuki musim panen secara serentak. Langkah pencegahan sedang dipertimbangkan untuk mengurangi dampaknya terhadap para petani.
Dalam rapat inflasi bulanan yang disiarkan secara virtual pada Senin (8/7/2024), Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasill Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Bambang Sugiarto menyampaikan stock bawang merah untuk neraca bulanan Juli-Agustus 2024 telah terpantau aman.
“Namun perlu diwaspadai penurunan harga akibat panen raya di Bima dan peningkatan pasokan dari Kendal, Brebes, dan Demak,” ungkapnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, produksi bawang merah diperkirakan mencapai 182.377 ton pada bulan Juli 2024 dan meningkat menjadi 228.612 ton pada Agustus 2024. Neraca bulanan juga diperkirakan mencatat pasokan sebesar 28.455 ton pada Juli 2024 dan 53.855 ton pada Agustus 2024.
Menurut Bambang Sugiarto, harga bawang merah saat ini telah turun signifikan dari Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (BAPANAS), mencapai kisaran Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per kilogram, menjadi kurang dari Rp 15.000 per kilogram.
Menurutnya, penurunan harga bawang merah disebabkan oleh panen yang terjadi di Bima dan Solo.
Berdasarkan Panel Harga Badan Pusat Statistik (Bapanas), rata-rata harga bawang merah nasional saat ini mencapai Rp 35.860 per kilogram. Angka ini menunjukkan penurunan dari harga awal bulan lalu yang mencapai Rp 38.110 per kilogram.
Baca juga
Perdana, Sinjai Gelar Kontes Bonsai Tingkat Nasional
Kapolres Sidrap Tinjau Pekarangan Pangan Bergizi di Desa Bina Baru
Alpukat, Angkat Perekonomian Masyarakat Dusun Kalibening