Sinar Tani, Jakarta—Cabai dan bawang merah menjadi dua komoditas yang kerap menyumbang inflasi, apalagi menjelang Hari Besar Keagamaan, seperti Idul Fitri. Ketidakstabilan produksi membuat harga dua komoditas bumbu dapur ini bergejolak.
Cabai dan bawang merah menjadi komoditas sayuran yang menjadi perhatian utama pemerintah. Ketersediaan dua komoditas tersebut menjadi indikator kinerja perekonomian nasional, baik skala makro maupun mikro.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura, M. Idil Fitri mengatakan, meskipun secara agregat tahunan terhitung cukup, namun produksi antar-bulan dan antar-wilayah masih belum merata sepanjang tahun. Produksi bawang merah dan cabai selama ini masih terkonsentrasi di beberapa daerah sentra.
“Penyediaan pasokan yang secara kuantitas mampu memenuhi kebutuhan antar-waktu, antar-wilayah sepanjang tahun dengan tetap memperhatikan aspek kualitas menjadi tantangan utama,” katanya saat webinar Jaga Stabilitas dan Harga Cabai-Bawang Jelang Lebaran yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani bekerjasama dengan Ditjen Hortikultura, Kamis (14/3).
Secara teori menurut Idil, kelihatan mudah. Namun dalam implementasinya, proses bisnis penyediaan pasokan cabai dan bawang merah melibatkan jejaring kerja yang sangat kompleks dan dinamis mulai dari subsistem hulu hingga hilirnya. Luasnya wilayah Kepulauan Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk mendistribusikan bawang merah dan cabai dari daerah surplus ke daerah defisit.
“Disinilah pentingnya sinergi dan kolaborasi dari berbagai stakeholder terkait, untuk menciptakan orkestra penyediaan pangan nasional, khususnya bawang merah dan cabai, mulai dari hulu hingga hilir,” katanya.
Untuk mengurai persoalan penyediaan cabai dan bawang, Idil mengatakan, pihaknya menyiapkan tujuh langkah. Pertama dan fundamental adalah pengelolaan data produksi dan kebutuhan cabai – bawang merah antar-waktu dan antar-wilayah hingga satuan terkecilnya.
Kedua, menyusun perencanaan produksi secara detail dan terukur hingga satuan waktu dan wilayah terkecil. Ketiga, mengkonsolidasikan seluruh sumber daya dan stakeholder terkait dalam penyediaan prasarana dasar budidaya. Diantaranya, sistem penyediaan air, aksesibilitas jalan baik jalan antar kawasan maupun jalan usaha tani di dalam kawasan, jaringan listrik serta alat dan mesin pertanian pra panen.
Keempat, memastikan ketersediaan sarana produksi seperti benih, pupuk dan pestisida tepat waktu di musim tanam untuk mengurangi potensi kegagalan. Kelima, konsolidasi champion, kelompoktani dan kelembagaan ekonomi petani lainnya yang berperan dalam menjaga keberlanjutan usahatani cabai dan bawang merah di wilayah setempat.
Keenam, kolaborasi penyediaan gudang penyimpanan berskala besar untuk pengaturan stok nasional. Salah satu langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mengatur stok cabai dan bawang merah adalah fasilitas gudang penyimpanan yang dilengkapi teknologi pendingin (cool storage).
Langkag ketujuh, menumbuhkan sentra-sentra penyangga baru di seluruh pulau-pulau besar di Indonesia untuk tujuan spesifik. Pengembangan cabai dan bawang merah yang mengandalkan sentra tertentu saja dalam jangka panjang akan rentan terganggu, terlebih jika terjadi kejadian luar biasa yang menyebabkan penurunan drastis produksi.
“Karenanya, perlu dilakukan upaya penumbuhan sentra-sentra baru di lokasi yang selama ini dipetakan defisit. Langkah tersebut ditempuh untuk mengurangi ketergantungan pasokan dari sentra utama sekaligus langkah antisipasi jangka panjang,” tuturnya.
Bagaimana dukungan pelaku usaha menjawab gejolak bumbu dapur tersebut? Baca halaman selanjutnya
Bagi sahabat SINAR TANI yang ingin mendapatkan materi acara webinar dan e sertifikat bagi yang telah mengikuti webinar bisa diunduh di link bawah ini.
Link Materi :Klik Disini !!!
Link E Sertifikat : Klik Disini !!!
Sangat kreatif
Maaf,,sertifikat saya koq blm ad ya…
tersampainya impormasi dan pengetahuan budidaya cabai dan bawang merah kepada penyuluh dan petani di harapkan akan terjadi perubahan pola pikir penyuluh dan petani dalam mengembangkan teknologi yang disampaikan oleh sinar tani semoga kita senantiasa dalam lindungan Tuhan yang maha esa.
Aamiin
Petani harus punya kalender tanam dan bisa membaca peluwang pasar yg ada…
E sertifikat Atas Nama Muhammad Freli samhadi, S.P
Dari Dinas pertanian dan ketahanan pangan Kabupaten Bondowoso belum ada
Sangat kreatif
Petani perlu alat penyimpanan bawang .merah dan cabai di sentra pengembangan untuk.memgantisipasi harga stabil. Dalam hal ini diperlukan campur tangan pemerintah .
Walaupun jarak jauh tapi dengan pelatihan melalui zoom meeting sangat membantu bagi kami penyuluh yang ada di pedalaman kalimantan barat, walaupun kadang – kadang sikyal kurang bersahabat
Sangat bagus dan bermanfaat bagi kami petugas penyuluh pertanian
Lebih baik lagi
Mohon maaf, mau tanya untuk sertifikat webinar tanggal 15 Maret bisa di diperoleh dmn ya