Sinar Tani, Jakarta—Siapa sangka lahan di pinggir pantai yang berpasir bisa disulap menjadi areal pertanaman cabai? Ternyata, petani di Kulon Progo berhasil mengubah lahan pantai yang tertidur menjadi hamparan cabai.
Dengan inovasi teknologi kini lahan yang awalnya tidak produktif di sekitar pantai kini menjadi lokasi budidaya cabai. Bahkan cabai yang dibudidayakan Kulon Progo kini mempunyai trade mark yakni cabai Paku (Pantai Paku). Cabai yang ditanam petani berada di antara pohon kelapa yang menjulang tinggi.
Pemerintah Kulon Progo mengembangkan cabai paku dengan mengintegrasikan seluruh aspek dari hulu hingga hilir, mulai dari pemanfaatan teknologi budidaya, pemanfaatan pasar lelang, peningkatan nilai tambah melalui proses pengolahan hasil, hingga pemberdayaan petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Aris Nugraha mengatakan, potensi Kawasan agroindustri Cabai Paku di Kulon Progo seluas 1000 ha. Terdiri dari kawasan aneka cabai 750 ha dan 250 ha hortikultura semusim lainnya.
Untuk kelembagaan cabai paku, sudah ada sekitar 25 kelompok tani dan hingga saat ini telah berdiri 12 pasar lelang yang rutin tiap malam melakukan lelang cabai. “Rata-rata setiap pasar lelang menghasilkan 500 kg hingga lebih dari satu ton setiap harinya,” ujarnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari mengatakan, salah satu pelelangan cabai paku di Kelompok Tani Rejo. Program Cabai PaKu sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Pertanian, yakni peningkatan daya saing dan nilai tambah hasil pertanian.
“Saya sangat berharap Kelompok dapat mengembangkan usahanya ke pangsa pasar yang lebih beragam. Semoga secepatnya dapat berpartisipasi dalam mendukung ekspor produk olahan hortikultura,” pungkasnya.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, Kementerian Pertanian sejak tahun 2018 telah memberikan fasilitasi Kawasan cabai ke Kabupaten Kulon Progo. Dukungan fasilitasi cabai yang bersumber dari APBN telah dilaksanakan sejak tahun 2018 dengan jumlah yang naik dari 25 ha pada tahun 2021 menjadi 70 ha di tahun 2022.
Menurutnya, Kabupaten Kulon Progo mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan komoditas strategis. Komoditas strategis seperti cabai dan bawang merah yang dikembangkan di Kabupaten Kulonprogo mempunyai kualitas yang bagus.
“Untuk komoditas bawang merah mempunyai peluang ekspor yang besar apabila dikembangkan dengan baik. Sedangkan untuk cabai, hasilnya cukup baik dan pasarnya sudah sampai Jakarta, Semarang dan beberapa kota di Pulau Jawa,” kata Prihasto.
Reporter : Julian
Panen Raya Bawang Merah, Budidaya TSS di Cilacap Sukses Tingkatkan Produktivitas
Permintaan Meningkat, Anggrek jadi Primadona Baru di CFD Cilacap
Festival Urban Farming 2024 Sukses Besar, Dihadiri 5000 Pengunjung