Andi Sugiri mengatakan, bibit menjadi faktor utama dalam budidaya anggur. Karena itu kualitas bibit yang baik menjadi salah satu yang harus diperhatikan, terutama bagi Peng-Angguran pemula. “Kalau harus membeli online maka harus diperhatikan jenis valid dari varian sesuai pesanan, packing rapi dan kuat, pastikan media tanam tidak dikurangi saat pengiriman dan antispasi lama pengiriman,” ujarnya.
Saat menanam anggur, Andi Sugiri mengatakan, yang terpenting adalah paparan sinar matahari minimal 6 jam sehari agar berkembang dengan baik. Selain itu, juga perlu pengaturan sirkulasi udara dan kelembaban, karena anggur rentan terhadap jamur. “Aspek budidaya anggur meliputi pemilihan lokasi, syarat iklim pertumbuhan anggur. Ini harus mendapat perhatian,” ujarnya.
Dalam aspek budidaya anggur pemilihan lokasi memang sangat penting untuk memenuhi syarat iklim pertumbuhan anggur. Dari hasil penelitian, paling tidak ketinggian 0-900 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman anggur juga dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi seperti Lembang, Pengalengan, dan daerah Cimahi yang memiliki ketinggian lebih dari 1.000 mdpl.
Ketua Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia (ASPAI), Tosan Ajie mengatakan, anggur memang bukan tanaman asli buah Indonesia, namun kini sudah banyak masyarakat yang menanam. Menurutnya, varietas lokal hasil pemuliaan penggiat anggur Tanah Air sudah banyak. Sebut saja, The Key, Garuda 1 dari Kebun Jayasri di Banyumas yang menjadi salah satu anggur introduksi persilangan.
Di sisi lain, Indonesia sudah memiliki varietas lokal yaitu jenis Prabu Bestari, Probolinggo super dan lain-lain. “Sekarang banyak penghobi yang menyambung anggur impor dengan batang bawah dari varietas lokal. Harapannya untuk memperbaiki penampilan, rasa dan bentuk,” katanya.
Dukung Pemerintah
Dengan makin banyaknya masyarakat menanam anggur, bahkan di pekarangan rumah, Kementerian Pertanian pun mendukung pengembangan benih anggur bermutu dari varietas unggul yang dikembangkan masyarakat penggiat anggur. Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, komoditas anggur mempunyai potensi untuk dikembangkan secara masif di Indonesia.
Bahkan ia berharap bisa dibudidayakan secara luas di halaman rumah maupun area pertanian perkotaan dan kebun-kebun dengan luasan hingga ribuan hektar. “Pangsa pasar anggur di Tanah Air masih terbuka lebar dan hampir disukai semua kalangan masyarakat. Tapi saat ini belum banyak yang membudidayakan, sehingga sebagian besar pasokan anggur tanah air didatangkan dari impor,” katanya.
Untuk itu, Prihasto menegaskan, Indonesia perlu mulai mengembangkan komoditas anggur di dalam negeri. Tidak hanya untuk produksi buahnya, tapi juga bagaimana penyediaan benih. Ditjen Hortikultura pun siap mendukung legalitas benih dan membantu, serta mendampingi asosiasi untuk pendaftaran dan pengembangan varietas anggur. “Tujuannya agar produksi benih lebih banyak lagi dan bisa dikembangkan secara masif di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Reporter : Julian
Baca juga
Panen Anggur Lokal, Titiek Soeharto : Kualitasnya Tidak Kalah Dengan Import
Perdana, Sinjai Gelar Kontes Bonsai Tingkat Nasional
Kapolres Sidrap Tinjau Pekarangan Pangan Bergizi di Desa Bina Baru