3 November 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Tahan Akar Gada, Alasan Petani Cisurupan Tanam Sawi Saenan

Sinar Tani, Garut — Akar gada menjadi momok menakutkan bagi petani sayur khususnya sawit putih. Karena bila sudah terserang, tanaman tidak akan tumbuh sempurna dan ancaman gagal panen pun didepan mata. Namun sekarang hal tersebut sudah tidak lagi dirasakan petani Cisurupan, Garut, Jawa Barat yang memutuskan untuk menanam sawi Saenan.

Varietas Saenan dari Agrosid memang dikenal memiliki keunggulan tahan terhadap serangan akar gada yang banyak ditakutkan para petani. Hal tersebut diungkapkan petani Cisurupan, Garut. Nandang Juliansyah yang menjatuhkan pilihat untuk menanam sawi Saenan.

“Dibandingkan dengan varietas lain yang pernah saya tanam, Saenan ini memang lebih tahan terhadap serangan akar gada,” ungkapnya.

Selain itu, Nandang juga mengaku bahwa Saenan memiliki pertumbuhan yang seragam baik pada cuaca hujan maupun kemarau yang terpenting cukup pengairan.

“Tidak ada perlakukan khusus untuk bisa menghasilkan sawi Saenan dengan hasil maksimal. Perlakukan sama dengan menanam sawi lainnya,”ujarnya.

Apa yang diungkapkan Nandang diakui Staf Lapangan Agrosid, Agus Kamal Jaelani yang mengaku hadirnya sawi Saenan ini menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi petani di lapangan.

“Nama Saenan berasal dari kata Sae Tenan/bagus sekali. Bagusnya itu karena sawi ini tahan terhadap akar gada yang menjadi momok menakutkan bagi petani,” paparnya.

Selain itu keunggulan lain yang dimiliki Saenan yaitu pertumbuhan cepat juga daun yang tahan terhadap serangan penyakit ditengah cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.

Untuk mendapatkan hasil maksimal, Agus mengatakan tidak ada perlakukan khusus,. yang paling penting adalah PH tanah yang terjaga pada angka 6,5.

“ Untuk menjadikan PH tanah 6,5, kami selalu menganjurkan petani menggunakan calciprilyang bisa menaikkan PH dengan cepat, sehingga penyakit yang menyebabkan akar gadatidak bisa hidup” tambahnya.

Baca Juga :  Program P2L, KWT Luwu Utara Sediakan Pangan di Pekarangan

Yang juga di senangani petani dari sawi Saenan diceritakan Agus ialah bobotnya yang bisa mencapai bobot maksimal 3 kg.

“Petani Pengelngan suka bobot 750 gram -1 kg itu bisa dicapai dalam 45 hari, di Cisurupan bobot yang disukai petani 1,5-2 kg itu bisa dicapai pada umur 60 hari. Sedangkan di Lembang beda lagi mereka suka panen di bobot 2,5-3 kg yang bisa dicapai di umur 65 hari” paparnya.

Selain pasar tradisional, sawi Saenan rupanya juga diminati  modern market yang biasanya menginginkan sawit dengan daging bagian dalam berwarna kuning.  Berdasarkan informasi yang didapat dari petani, harga saat ini yaitu Rp 1.500/kg.

“Harga sawi pernah menyentuh harga Rp 3.000-Rp 4.000/kg, dan ketika panen raya pernah hanya dihargai Rp 500/kg” ujar Nandang.

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini