Sinar Tani,Jakarta—Berbagai langkah terus dilakukan untuk lebih memperkenalkan kopi Indonesia ke kancah internasional. Salah satunya membangun jaringan transportasi logistik di berbagai derah seperti pembangunan dry port di Aceh yang merupakan salah satu daerah penhasil kopi berkualitas di Indonesia.
Kopi Gayo dengan ke khasannya memiliki potensi yang sangat menjanjikan untuk dikembangankan. Bisa dibilang kopi dari daerah Takengon di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah ini memang sudah dikenal di pasar kopi dunia.
Namun dibalik potensi kopi Gayo yang sangat menjanjikan tersebut, ternyata petani kopi di Aceh belum merasakan dampak yang sangat signifikan. Sebab, selama ini ekspor kopi dari Bumi Rencong tersebut justru dilakukan dari Sumatra Utara.
Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Logistik International, Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur, Iko Sukma Handriadianto mengatakan, dengan adanya desentralisasi ekonomi memberikan peluang bagi Pemerintah Daerah mengembangkan potensi yang ada di daerah, sehingga berdampak langsung bagi masyarakat.
Begitu juga dengan komoditas kopi Gayo Aceh yang menurut Iko selama ini sudah dikenal luas hingga ke mancanegara. Sayangnya, meski kopi tersebut sudah mendunia, tapi belum memberikan dampak signifikan bagi petani. “Sebelum membangun fasilitas infrastruktur, kita membangun mainset masyarakat di Aceh tentang potensi kopi yang sangat luar biasa, sehingga dampak ekonomi bisa dirasakan petani,” ungkapnya.
BACA JUGA: Menebar-Aroma-Kopi-Nusantara-ke-Pentas-Dunia
Iko melihat selama ini banyak yang salah kaprah bahwa ekspor hanya bisa dilakukan pelaku usaha dengan modal besar, begitu juga pada komoditas kopi. Namun dengan adanya Permendag yang diterbitkan pada tahun 2021, kopi itu menjadi komoditas bebas ekspor.
“Jadi siapa saja bisa melakukan ekspor kopi tanpa harus ada batasan. Ini dampaknya sangat luar biasa, karena pelaku usaha UKM bisa memasarkan kopi secara langsung, apapun bentuk kopinya dengan kualitas apapun nanti market akan terseleksi dengan sendirinya,” ujarnya.
Apalagi dengan adanya Surat Keterangan Asal (SKA) akan membangun branding bawah kopi Gayo yang sudah mendunia berasal dari Aceh. SKA akan menjadi bukti karena dalam sistem laporan kepabeanan. Misalnya, Permintaan Eksport Barang (PEP) ada keterangan daerah asal. “Kalau SKA munculnya Aceh, sehingga akan menjadi kebanggan bagi daerah tersebut,” ungkapnya.
Untuk mengangkat branding kopi Gayo, Kementerian Perhubungan akan membangun dry port di Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Baca halaman selanjutnya.
Demfarm Tembakau Candisari, Bimbing Petani Lebih Mandiri
Teh Artisan, Inovasi Teh Premium Lokal yang Tembus Pasar Internasional
Potensi Bisnis Olahan Perkebunan, Bungaran Saragih Dorong Generasi Muda Manfaatkan Pasar Dalam Negeri