Sinar Tani, Soropadan — Provinsi Jawa Tengah semakin meneguhkan posisinya sebagai salah satu penghasil kopi robusta dan arabika unggulan di Nusantara. Sejarah panjang budidaya kopi sejak zaman kolonial Belanda telah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Jawa Tengah, baik dalam hal produksi maupun budaya minum kopi.
Seiring perkembangan zaman, potensi kopi Jawa Tengah semakin menonjol, terbukti dengan menjamurnya café-café di berbagai sudut kota yang menawarkan beragam kopi unggulan, termasuk kopi lokal dari daerah ini. Kesuksesan café dan kedai kopi ini tentu tidak lepas dari peran penting para barista yang mengolah dan menyajikan kopi dengan keahlian tinggi.
Untuk mengasah keterampilan para barista di Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah kembali menggelar Festival Kopi pada 22 Agustus 2024 di Soropadan. Menurut Sudarno, staf fungsional Distanbun Provinsi Jawa Tengah, festival kali ini diikuti oleh 39 barista dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah. “Kami menggunakan sistem battle untuk menentukan pemenang, mengingat keterbatasan waktu,” ujar Sudarno.
Festival yang berlangsung di Pendopo dalam komplek Soropadan Agri Centre ini berbarengan dengan Jateng Agroinnovation Expo. Penilaian dilakukan oleh tiga juri dengan sistem eliminasi, mulai dari babak penyisihan hingga babak final.
Para peserta dibagi secara acak menjadi 13 kelompok, dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga barista. Setiap peserta menyajikan kopi hasil seduhannya pada babak penyisihan, dan pemenang dari setiap kelompok maju ke babak selanjutnya.
Beberapa faktor penting yang dinilai oleh para juri antara lain kualitas seduhan kopi, yang mencakup rasa dan aroma. Dalam hal rasa, juri menilai keunikan, keseimbangan, kekayaan, dan kehalusan rasa kopi. Sementara untuk aroma, kompleksitas dan intensitas menjadi faktor penentu.
Selain itu, presentasi dan penyajian juga dinilai, termasuk teknik brewing, estetika penyajian, serta inovasi dalam penyajian. Kreativitas dalam menggunakan bahan lokal atau metode baru dalam menyajikan kopi juga menjadi nilai tambah.
Setelah melalui persaingan yang ketat, Siria dari Kendal berhasil keluar sebagai Juara 1, diikuti oleh Adi dari Kendal sebagai Juara 2, dan Zulfikri dari Temanggung sebagai Juara 3.
Diharapkan, dengan adanya festival kopi yang rutin digelar oleh Distanbun Jawa Tengah, akan muncul barista-barista handal yang mampu mengembangkan kopi lokal dengan kualitas global, sehingga dapat meningkatkan posisi tawar petani kopi di Jawa Tengah.
Reporter : Djoko W
Baca juga
Petani Lebak, Tumpang Sisip Padi Gogo di Lahan Sawit
Teknologi Pengendali Ganoderma, Plantation Key Technology Kembali Menangkan Sawit Indonesia Award
Dari Ladang ke Gudang, Perjalanan Panjang Tembakau Berkualitas