18 Maret 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Gelar Pasar Murah, Pemprov Sulsel Komitmen Garap Sagu

Gelar Pasar Murah, Pemprov Sulsel Komitmen Garap Sagu

Gerakan Pangan Murah memperingati Hari Jadi Sulsel ke 353 tahun di Makassar, Kamis (20/10). | Sumber Foto:Humas Kementan

Sinar Tani, Makassar—Sagu kini menjadi pangan alternatif di tengah ancaman krisis pangan. Di Indonesia, terdapat 11 provinsi yang merupakan sentra produksi sagu nasional. Riau, Papua, Maluku dan Sulsel menjadi provinsi dengan kontribusi produksi sagu terbesar yang mencapai 341 ribu ton/tahun.

Saat ini tercatat, terdapat 5,5 juta ha potensi areal sagu nasional. Ada sekitar 94 persen atau 5,2 juta  ha berada di Papua dan Papua Barat. Sedangkan areal yang termanfaatkan/areal budidaya baru sekitar 3,5 persen atau sekitar 200.850 ribu ha.

Dirjen Perkebunan,  Andi Nur Alam Syah mengatakan, Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi sentra sagu nasional dengan areal sebesar 3.700 ha dengan produksi mencapai 3.182 ton/tahun. Kabupaten Luwu dan Luwu Utara merupakan sentra produksi sagu di Sulawesi Selatan.

“Kami menggandeng Unhas untuk mengembangkan pengolahan sagu di Sulawesi Selatan sehingga menjadi sentra nasional ke depannya,” kata Andi Nur saat Gerakan Pangan Murah memperingati Hari Jadi Sulsel ke 353 tahun di Makassar, Kamis (20/10).

Pada kesempatan itu, Kementan menyerahkan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Sulsel yang didistribusikan kepada Kelompok Tani (Poktan) Serumpung Sagu dari Kabupaten Luwu Utara, Poktan Pasir Putih dari Luwu Utara, UD. Tiga Rasa dari Luwu dan Kelompok Wanita Tani P. Bulaweng dari Luwu berupa peralatan pengolahan hasil sagu, benih kopi dan benih kedelai serta pupuk cair.

Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kemal Redindo Syahrul Putra mengatakan, upaya menjamin ketersediaan pangan, salah satunya melalui diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber pangan lokal seperti sagu sebagai makanan pengganti pangan pokok.

Pangan Murah

Selanjutnya, program penguatan ketersediaan pangan melalui pengembangan pertanian keluarga dan pekarangan lestari untuk mewujudkan kemandirian pangan keluarga dan sebagai upaya meredam laju inflasi.

“Karena itu, dalam Gerakan Pangan Murah 2022 ini kami menggelar demo aneka masakan pangan lokal berbasis sagu. Makanan pokok kita tidak harus nasi,” ujarnya.

Baca Juga :  Kementan Ambil Langkah Strategis Akselerasi PSR

Kegiatan Gerakan Pangan Murah secara serentak di 24 Kab/Kota mulai tanggal 20 hingga 25 Oktober 2022 ini terbagi dalam 6 zona. Zona 1 yakni di Makassar melibatkan Gowa, Takalar dan Maros. Zona 2 di Kabupaten Bulukumba melibatkan Jeneponto, Bantaeng dan Selayar.

Sedangkan Zona 3 yakni di Kabupaten Soppeng melibatkan Bone, Wajo dan Sinjai. Zona 4 yakni di Kota Pare Pare Barru melibatkan Pinrang dan Sidrap. Zona 5 yakni di Kota Palopo melibatkan Luwu, Luwu Utara dan Luwu Timur dan zona 6 yakni di Kabupaten Tana Toraja melibatkan Toraja Utara dan Enrekang.

“Sebagai langkah awal, kita lakukan Gerakan Pasar Murah ini selama 1 minggu ke depan. Ini bertujuan menekan inflasi dan membuktikan bahwa ketersediaan pangan di Sulawesi Selatan itu kuat, tidak kekurangan sama sekali, malah produksinya lebih,” tuturnya

Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi Gerakan Pangan Murah ini karena sangat penting untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok strategis, termasuk mewujudkan keterjangkauan pangan bagi masyarakat yaitu pangan murah yang berkualitas.

“Permasalahan mendasar yang membuat gejolak perekonomian dan kebutuhan masyarakat itu adalah pangan pokok, seperti cabai. Kegiatan ini penting untuk menekan inflasi sehingga kita mampu mengantisipasi dengan baik ancaman krisis pangan global,” katanya.

Reporter : Julian

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini