15 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Harapan Baru Sentra Kopi Sumatra Utara

Sinar Tani, Labuhanbatu Selatan — Tiga kabupaten di Sumatra Utara seperti Labuhanbatu Selatan, Padanglawas Utara dan Tapanuli Selatan dari dahulu dikenal sebagai sentra perkebunan kopi yang menghasilkan kopi berkualitas. Seperti apa kondisinya saat ini?

Dilhat dari letak geografis,  ketiga Kabupaten di Sumatra Utara tersebut memang cocok menjadi jalur sutra kopi yang menghasilkan kopi-kopi berkualis.

Suburnya tanaman kopi di daerah tersebut menghasilkan kopi yang banyak dikenal masyarakat.  Sebut saja Kopi Sipiongot dari Paluta, dan Kopi Sipirok dari Tapsel.

Namun sangat disayangkan, untuk Desa Parimburan, Kecamatan Sei Kanan, Labusel pada tahun 1970  para petani kopi disana tergiur dan beralih ke karet dan pada tahun 2000 beralih ke tanaman sawit.

Hal tersebut terjadi karena para petani hanya milihat hasil tidak mempertimbangkan  segi tekstur tanah. Selain itu dari segi ekonomis, hasil tanaman tidak sesuai dan harga jual yang lebih murah karena biaya transport cukup mahal dengan jalan berbukit menjadi alasan para petani meninggalkan kopi.

Melihat fenomena tersebut Kepala Desa Parimburan, Pardamean Siregar ST, sangat berharap ketiga Kabupaten dapat dijadikan sentra kopi di Sumatra Utara selain Kabupaten Dairi, Karo, Tapanuli Utara , Humbang Hasundutan, Toba dan Samosir serta Simalungun .

Kecamatan Sei Kanan Labuhanbatu Selatan memiliki ketinggian 100 – 500 m DPL yang cocok untuk jenis kopi Robusta, sedangkan Kecamatan Dolok Sipiongot, kabupaten Padanglawas Utara dengan ketianggian 300 – 800 m DPL bisa ditanam kopi Robusta dan Arabica.

Sedangkan untuk Kecamatan Saipar Dolok Hole dengan ketinggian 800 – 920m DPL cocok ditanam jenis kopi Arabica.

Sementara itu Camat Sei Kanan, Akhirul Rajak Siregar mengatakan .bahwa sampai saat ini masyarakat masih bertanam kopi sehingga perlu mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian. Juga

Baca Juga :  Seruput Kopi Bareng 3 Menteri

Ketua KTNA Tapanuli Selatan, Juang Pakpahan juga sepedapat dan sangat mendukung dibukanya jalur sutra kopi untuk menghidupkan perekonomian masyarakat sekaligus mempertahankan ekosistim simbiosisi mutualismus.

Sementara Ketua KTNA Labuhanbatu Selatan, Syahdian Purba SH yang juga Pimpinan DPRD Labusel memnberikan masukan kiranya kerarifan lokal dipertahankan dan ditumbuh kembangkan  dengan kehidupan hutan kopi bersama lebah hutan yang ikut mempercepat produksi kopi.

“Serta bertanam kopi kiranya mampu menahan curah hujan yang tidak menentu sehingga menyebabkan kebanjiran,” tambah Syahdian.

Selain itu, untuk mempercepat jalur pedagangan kopi, Syahdian berharap pemerintah membuka jalan permanen di Desa Parimburan yang berbatas langsung dengan kecamatan Dolok Sipiongot Paluta

Tidak kalah pentingnya, Syahdian menyampaikan harapannya kepada Kementerian Pertanian untuk mewujudkan penanaman bibit kopi Robusta dan Arabica kualitas terbaik.

“Serta menyiapkan rumah kopi sehingga masyarakat mampu mengolah gabah kopi menjadi kopi jadi sehingga nilai jual petani akan maju.” ujarnya.

Reporter : Istansu

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini