Sinar Tani, Soppeng — Kabupaten Soppeng yang menjadi sentra tembakau di Provinsi Sulawesi Selatan terus berbenah untuk mengembalikan kejayaan tembakau Soppeng. Salah satunya dengan mempersiapkan lahan tembakau seluas 60 hektar.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Soppeng Andi Agus Salim, S.STP, M.Si ketika menerima Kunjungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam rangka Studi Banding DBH CHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) di Kab. Soppeng.
Andi Agus berharap kedepan Kab. Soppeng dapat menyiapkan bibit tembakau sehingga dapat dibawa juga ke daerah lain. Sehingga juga dapat mewujudkan keinginan Bupati dan Wakil Bupati Soppeng untuk dapat mengembalikan kejayaan tembakau di Soppeng.
“Oleh karena itu, mari kita sharing dan berdiskusi bersama ditempat ini. Sekali lagi, terimakasih atas kunjungannya di Kab. Soppeng” ujarnya,
Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Romy Sandy Agung mengatakan kegiatan studi banding dilakukan ke Kabupaten Soppeng karena Kab. Soppeng merupakan penghasil tembakau tertinggi di Sulawesi Selatan.
“Untuk Sulawesi Tengah 3 tahun kemarin kita memperoleh DBH CHT namun sekarang mengalami penurunan, sehingga ini adalah salah satu alasan kita melakukan studi banding disini sebagai langkah kita untuk dapat mengembalikan DBH CHT seperti 3 tahun lalu,” ungkapnya.
Romy menambahkan bahwa pencapaiaan yang dirasakan Kabupaten Soppeng sekarang ini adalah buah dari sebuah proses yang panjang.
“Dan hal tersebut akan kita pelajari tentang apa yang menjadi faktor keberhasilan Kab. Soppeng dalam mengelolah cukai tembakau,” tambahnya.
Semaentara itu. Wakil Bupati Soppeng, Ir. H. Lutfi Halide, MP menyamoaikan terkait cukai tembakau nanti akan dijelaskan lebih lanjut oleh Kepala kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Pare-Pare tentang bagaimana trik untuk mendapatkan DBH CHT di kondisi sulit saat ini.
“Selain kita masih menghadapi masa pandemi Covid-19, saat ini kita juga menghadapi krisis global salah satunya yaitu krisis pangan sehingga kami membuat program sejuta tanaman cabe serta memelihara ikan bioflok dengan harapan dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga,” jelas Bupati.
Lutfi mengatakan bahwa kegiatan studi banding bisa menjadi tempat diskusi bersama agar hasilnya bisa diterapkan di Sulawesi Tengah.
“Semoga kita bisa saling menolong dan bekerjasama terkait DBH CHT ini,” ungkapnya.
Bupati juga tidak lupa mempersilahkan rombongan pemerintah Provinsi Sulaesi Tengah untuk menikmati tempat wisata yang di Kab. Soppeng diantaranya Villa Yuliana dan Kawasan Wisata Alam Lejja yang memiliki air panas terbaik.
Turut hadir pada kegiatan ini Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kab. Soppeng, perwakilan Kepada Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kab. Soppeng, perwakilan Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kab. Soppeng, Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kab. Soppeng, perwakilan Direktur Perusda Kab. Soppeng.
Reporter : Suriady
Dari Ladang ke Gudang, Perjalanan Panjang Tembakau Berkualitas
Sinjai Kembangkan Kopi Arabika, 100 Ribu Bibit Diserahkan ke Petani
Tembakau Berkelas, Inovasi Petani Temanggung