Sinar Tani, Bogor—Komoditas perkebunan tidak dipungkiri terbukti menjadi menyumbang devisa negara cukup besar. Pesatnya keberhasilan komoditas unggulan strategis perkebunan di pasar global tentu tidak terlepas dari peran SDM yang mumpuni dalam mengelolanya.
Tak hanya menguatkan komoditasnya, namun SDM Aparatur Sipil Negara (ASN) perkebunan dituntut pula dapat memberikan kontribusi positif dan pelayanan prima untuk mendukung kemajuan dan memperkokoh perkebunan Indonesia. Untuk itu, tak dapat diperjuangkan sendiri, tetapi butuh partisipatif dan sinergi bersama.
Inilah yang mendorong Kementerian Pertanian mengadakan pembinaan ASN di lingkungan Ditjen Perkebunan sekaligus melaunching Corporate Identity Ditjen Perkebunan, Fokus, Responsif dan Kolaboratif. Kementerian Pertanian melakukan launching corporate identity untuk subsektor perkebunan sekaligus menandai era baru perkebunan Indonesia, yaitu Perkebunan Bioindustri.
“Di Era baru Perkebunan BioIndustri, sejalan dengan visi Pertanian Maju Mandiri Modern yang diusung Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Perkebunan Bioindustri menerapkan teknologi modern yang dicirikan oleh sejumlah aspek,” kata Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah saat Pembinaan Pengawai dan Peluncuran Corporate Identity di Bogor, Sabtu (19/11).
Sebagai bagian dari implementasi Perkebunan BioIndustri, Kementan melakukan reorientasi program dan manajemen, meliputi program, anggaran, SDM, infrastruktur, waktu, dan mindset. Untuk mendukung Perkebunan Bioindustri, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan melakukan transformasi nilai dan tatanan baru dalam bekerja, yaitu fokus, responsif, dan kolaboratif. Transformasi nilai dan tatanan baru harus menjadi semangat dan komitmen bersama.
Andi Nur Alam mengatakan, nilai dan tatanan baru yang fokus, responsif dan kolaboratif diharapkan mampu mengakselerasi gerakan dan program pembangunan perkebunan semakin efisien (lincah) dan partisipatif, sekaligus menjadi cerminan dari target-target capaian program pembangunan. Pada era Perkebunan Bioindustri, Kementan menyampaikan salah satu program yaitu Perkebunan Partisipatif (PASTI).
“Ini menjadi kegiatan terobosan dalam mendorong terciptanya investasi baru dengan berbagai jenis kemudahan di antaranya kemudahan akses varietas unggul, informasi pasar ekspor, promosi, dan lainnya,” katanya.
Di Era Perkebunan BioIndustri ini juga didukung sistem EKSIS (Ekosistem Perkebunan). Sistem EKSIS merupakan sistem yang terbangun oleh unsur-unsur yang mempunya hubungan timbal balik yang saling terkait dalam suatu lingkungan perkebunan.
Penguatan SDM
Andi Nur Alam Syah mengatakan, penguatan SDM merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat signifikan dalam upaya mencapai pengembangan produksi dan produktivitas hasil perkebunan. Peningkatan manajemen kompetensi SDM perkebunan sangat diperlukan untuk melakukan terobosan baru dalam budidaya kerja.
“Kinerja ASN harus lebih baik, pelayanan pada masyarakat harus ditingkatkan, sebagai ASN harus memberikan kemudahan dengan pelayanan prima yang sesuai peraturan berlaku, berintegritas, dan memiliki komitmen, serta kemampuan yang selaras, didukung dengan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guna mendukung tugas pokok dan fungsinya,” ujarnya.
Dengan begitu, kedepannya diharapkan SDM ASN Perkebunan dapat berkontribusi secara profesional dan bersinergi secara optimal, terus memompa semangat dan kreativitasnya dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Dengan demikian ASN harus mampu mengelola pelayanan perkebunan, dan mendukung kemajuan perkebunan ke arah yang lebih baik, maju, mandiri dan modern, serta membanggakan.
Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, kemampuan SDM juga harus ditingkatkan. Pemerintah terus berupaya mendorong kompetensi dan profesionalisme ASN. Salah satunya melalui kegiatan pembinaan dengan menitikberatkan pada pelayanan prima.
“Kuncinya, tanamkan fokus responsif dan kolaboratif secara bersama, dan menjaga kekompakan. Untuk itu mari perkuat SDM kita. SDM ini pondasinya, harus kokoh bersatu agar target program pertanian khususnya Perkebunan dapat tercapai dengan tepat guna dan meraih prestasi yang membanggakan,” ujar SYL.
Perkebunan partisipatif, merupakan salah satu terobosan program baru Ditjen Perkebunan yang diharapkan dapat memberikan dampak atau manfaat positif bagi pekebun. Pentingnya perkebunan partisipatif ini karena dianggap mampu menguatkan pengembangan perkebunan Indonesia. “Kami berharap dengan adanya perkebunan partisipatif ini kedepannya dapat meningkatkan kualitas mutu komoditas perkebunan yang bernilai tambah dan berdaya saing,” ujarnya.
Pada kegiatan pembinaan SDM ini dilakukan Launching Corporate Identity Direktorat Jenderal Perkebunan (Fokus, Responsif, Kolaboratif). Dilanjutkan dengan Penandatanganan MoU Perkebunan Partisipatif Pengembangan Kelapa, Stevia dan Koorporasi Kopi JPLM, serta Santunan kepada Anak Yatim 50 Orang oleh Menteri Pertanian RI didampingi Direktur Jenderal Perkebunan.
Reporter : Julian
Dari Ladang ke Gudang, Perjalanan Panjang Tembakau Berkualitas
Sinjai Kembangkan Kopi Arabika, 100 Ribu Bibit Diserahkan ke Petani
Tembakau Berkelas, Inovasi Petani Temanggung