Sinar Tani, Tangsel—Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023 menjadi momentum ajang konsolidasi diri, forum aktulisasi dan kilas balik perjalanan pembangunan perkebunan. Untuk itu, Kementerian Pertanian mendorong pelaku usaha memperkuat hilirisasi perkebunan sebagai kekuatan ekonomi masa depan bangsa.
“Saya berharap Bunex 2023 ini menjadi momentum dan bagian dalam konsolidasi idealisme dan nasionalisme. Untuk itu, saya mengajak semua pihak bersama-sama membangun bangsa dan jangan berjalan sendir-sendiri, karena sumberdaya alam Indonesia masih cukup besar,” kata SYL saat membuka Bunex 2023 yang berlangsung di ICE BSD selama tiga hari yakni 7-9 September 2023.
Menurutnya, untuk membuat negara maju ada tiga faktor. Pertama, kehadiran dan keberpihakan pemerintah kepada rakyat. Kedua, hadirnya pelaku usaha. Ketiga, hukum untuk kepentingan bersama. “Yang penting kita bersama dalam satu idealisme, maju, mandiri dan modern,” katanya seraya berharap, meski ada pandemi Covid-19 dan ancaman perubahanan iklim tidak menyerah.
SYL mengatakan, hilirisasi adalah kekuatan Indonesia sekaligus icon baru yang harus diciptakan bersama. Melalui hilirisasi ini, sasaran Indonesia dalam memperkokoh ekonomi nasonal dapat segera terwujud. Karena itu, ke depan perlu adanya konsolidasi total dari semua pihak dalam memperbaiki lahan-lahan perkebunan di seluruh daerah.
“Konsep ke depan itu harus fokus pada perbaikan lahan-lahan yang ada. Antara lain pada lahan sawit kita. Sebab ke depan bagi saya sawit itu ibaratnya bukan emas 24 karat, tetapi emas 100 karat. Kenapa? Karena sawit bisa menghidupi 280 juta penduduk Indonesia,” katanya.
Sektor pertanian menurut SYL, selama ini merupakan sektor yang paling strategis karena dalam kurun waktu empat tahun terakhir mampu tumbuh positif disaat sektor lainya terkontraksi akibat berbagai krisis global. Karena ekonomi dan likuiditas dunia bermasalah, banyak negara tak lagi memprioritaskan industri, tapi yang didahulukan pangan. Hilirisasi perkebuan ini menjadi kekuatan Indonesia.
”Saya sangat berharap melalui Bunex ini ada kesepahaman dari teman-teman dari privat sektor lebih khusus dalam mengakselerasi hilirisasi. Saya dalam dua tiga hari mendampingi Presiden semua negara bicaranya masalah pangan. Karena itu kita harus lebih akseleratif,” katanya.
Sementara itu, Dirjen Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa pandemi beberapa tahun belakangan ini. Kontribusinya bahkan terbukti membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang masih mampu menguatkan ekonomi dalam menghadapi berbagai krisis dan ancaman 3 resesi dunia.
Pertanian sukses menjadi penyumbang devisa negara sekaligus meningkatkan PDB Indonesia. Data BPS, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun 2023 tumbuh sebesar 5,17% (y-on-y) dimana sektor pertanian menyumbang 9,91 persen (y-on-y) atau bertumbuh sebesar 0,23 persen (y-on-y). Pertanian tumbuh meyakinkan baik pada sisi produktivitas maupun ekspor. PDB Pertanian tumbuh 14,28 persen pada triwulan ke II tahun 2023.
Berdasarkan catatan BPS, nilai ekspor pertanian Januari-Juli 2023 adalah sebesar Rp 311,6 triliun atau 13,86 persen kontribusi terhadap total nilai ekspor nasional. Sub sektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 93,20 persen dengan nilai ekspor Rp 290,4 triliun atau berkontribusi terhadap nilai ekspor nasional sebesar 12,91 persen.
”Hal ini menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditi perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus meningkat. Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada tahun ini paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi,” tuturnya saat Pembukaan Perkebunan Indonesia Ekspo (Bunex) 2023, di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (7/9).
Bunex kedua tahun ini mengusung tema Penguatan Hilirisasi Perkebunan Untuk Ketahanan Ekonomi Global”. Peserta yang akan hadir kurang lebih sebanyak 1.700 peserta yang terdiri dari: Duta Besar Negara Sahabat, Kementerian/Lembaga, Pemda, Perusahaan Perkebunan, Petani/Pekebun, Pemerhati Perkebunan, Asosiasi di bidang perkebunan, 11 Lembaga Pembiayaan, Mahasiswa, dan Masyarakat.
Bunex, sebagai salah satu upaya Direktorat Jenderal Perkebunan untuk dapat mengangkat produk hasil perkebunan agar dikenal luas oleh stakeholder perkebunan dan masyarakat luas. Kegiatan Bunex ke-2 ini diisi dengan launching Penguatan hilirisasi Pabrik Turunan Minyak Atsiri, Pabrik Pupuk Organik Mandiri, Unit Pengolahan Sagu, Pameran Teknologi dan Produk Perkebunan, Rembuk Nasional Pekebun, Talkshow, FGD, Forum Investasi (Business Matching), Demo Alat dan Mesin Perkebunan serta masih banyak kegiatan lain.
Reporter : Julian
Sumber : Humas Ditjen Perkebunan
Baca juga
Wow! Kementan Sukses Bangun Klaster Kopi Cibaka Sukamakmur, Sentra Baru Kopi Unggulan
TRST01 Transformasikan Perkebunan Karet, Ciptakan Masa Depan Berkelanjutan
Petani Lebak, Tumpang Sisip Padi Gogo di Lahan Sawit