22 April 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Petani Lebak, Tumpang Sisip Padi Gogo di Lahan Sawit

Petani Lebak, Tumpang Sisip Padi Gogo di Lahan Sawit

Tanam perdana padi gogo diantara tanaman sawit d Lebak

Sinar Tani, Lebak —– Petani sawit di Kabupaten Lebak, Banten, sukses memanfaatkan lahan sawit yang baru diremajakan dengan menanam padi gogo varietas Situ Bagendit menggunakan metode tumpang sisip.

Langkah ini dilakukan di atas 17 hektar lahan sawit melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang diresmikan pada Sabtu (22/12).

Padi gogo diproyeksikan siap panen dalam waktu 3-4 bulan dengan produktivitas 3-4 ton per hektar.

Selain mendukung produksi pangan, program ini memberikan penghasilan tambahan bagi petani selama menunggu sawit hasil peremajaan mulai berbuah dalam waktu sekitar dua setengah tahun.

Petani sawit Lebak, Suryadi, mengungkapkan rasa syukurnya atas program ini.

“Program tumpang sisip ini sangat membantu kami. Saya berencana terus menanam padi gogo di sela-sela sawit sebelum panen sawit bisa dimulai,” tuturnya.

Hal senada disampaikan Ketua Koperasi Petani Sawit Liman Taka, Wawan, yang berharap pemerintah dapat terus menyediakan bantuan benih dan pupuk untuk keberlanjutan program ini.

“Tumpang sisip ini memberikan peluang penghasilan tambahan bagi kami, dan kami sangat mengapresiasi dukungan dari pemerintah,” ujar Wawan.

Dukungan Penuh Kementan

Penanaman perdana padi gogo ini dihadiri Pelaksana Tugas Dirjen Perkebunan, Heru Tri Widarto.

Menurutnya, integrasi PSR dengan penanaman padi gogo adalah solusi strategis untuk mewujudkan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan produktivitas lahan sawit.

“Langkah ini tidak hanya mendukung peremajaan sawit, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi ketahanan pangan. Ke depan, pemerintah sedang mengupayakan agar bantuan benih untuk tumpang sisip ini menjadi bagian dari program PSR,” kata Heru.

Dalam program PSR, petani mendapatkan bantuan lengkap mulai dari penumbangan dan pembersihan tegakan, herbisida, benih, hingga pupuk dengan nilai mencapai Rp 60 juta per hektar.

Baca Juga :  Bupati Pangkep Tekankan Pentingnya Asuransi bagi Petani dan Peternak

Secara nasional, program PSR mencakup sekitar 50 ribu hektar lahan pada tahun 2024, dengan sekitar 5 ribu hektar sudah menjalankan metode tumpang sisip padi gogo.

Pertanian Berkelanjutan

Integrasi padi gogo dengan PSR di Lebak menjadi bukti bahwa sektor perkebunan sawit dapat dikelola secara berkelanjutan tanpa mengesampingkan ketahanan pangan.

Dengan kolaborasi erat antara pemerintah dan petani, program ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani tetapi juga menjaga ketersediaan pangan di tengah tantangan global.

Upaya inovatif ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengoptimalkan potensi lahan sawit, menggabungkan produktivitas pertanian dengan keberlanjutan lingkungan.

Sumber : Humas Ditjen Tanaman Pangan

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini