SINAR TANI, Jakarta — TRST01, inovator teknologi dari Singapura dan India, hadir dengan solusi berbasis data yang menjamin keberlanjutan dan transparansi di lebih dari satu juta hektar perkebunan karet, menciptakan perubahan nyata.
Industri karet, yang menjadi salah satu tulang punggung ekonomi di Asia Tenggara, kini menghadapi tantangan besar.
Di negara seperti Thailand, Indonesia, dan Vietnam, ekspansi perkebunan karet telah mengorbankan jutaan hektar hutan.
Deforestasi ini merusak ekosistem, menghilangkan keanekaragaman hayati, dan bahkan menguras air tanah akibat penggunaan irigasi yang berlebihan.
Namun, di tengah tantangan tersebut, harapan baru muncul.
Perusahaan teknologi berkelanjutan TRST01, yang berbasis di Singapura dan India, membawa solusi berbasis data yang mampu mengubah cara industri karet beroperasi.
Dengan platform inovatif TRST01Chain®, setiap langkah dalam rantai pasokan karet dapat dilacak, mulai dari sumber hingga ke tangan konsumen.
Teknologi ini tidak hanya memastikan transparansi, tetapi juga membantu perusahaan memenuhi standar keberlanjutan global.
Mitra TRST01 mencakup berbagai nama besar, seperti Apollo Tyre dan JK Tyre, serta pemasok lokal seperti Gadjah Ruku, yang merupakan pemain utama di Indonesia.
Melalui teknologi ini, petani kecil kini memiliki peluang untuk mendapatkan harga lebih tinggi karena produk mereka memenuhi kriteria etis dan ramah lingkungan.
“Keberlanjutan bukan hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga membangun kepercayaan di sepanjang rantai pasokan,” ujar Prabir Mishra, CEO TRST01 dalam rilis yang diterima Sinar Tani.
Keuntungan Ekonomi dan Dampak Positif
Selain membantu lingkungan, solusi ini juga memberikan manfaat ekonomi.
Karet yang memenuhi regulasi ketat, seperti Deforestation-Free Regulations Uni Eropa (EUDR), memiliki nilai tambah hingga $400 lebih tinggi per ton.
Dengan data yang transparan dan tak dapat diubah, TRST01 memastikan perusahaan mematuhi aturan tanpa celah.
Lebih dari itu, TRST01 mendukung inisiatif hijau seperti agroforestry.
Praktik ini menggabungkan pohon karet dengan tanaman lain untuk meningkatkan keanekaragaman hayati, mengurangi jejak lingkungan, dan memberikan manfaat tambahan bagi komunitas sekitar.
Asia Tenggara, yang menghasilkan 97% karet alam dunia, memiliki peran besar dalam menjaga keberlanjutan global.
Namun, laporan menunjukkan bahwa dalam dua dekade terakhir, lebih dari 4 juta hektar hutan di kawasan ini hilang akibat ekspansi perkebunan karet.
TRST01 membantu menjembatani kesenjangan ini dengan teknologi yang mempermudah pemantauan dan pelaporan emisi karbon.
Solusi ini mendukung perusahaan dalam mengambil bagian di pasar kredit karbon yang sedang berkembang pesat di Asia Tenggara.
“Dengan sumber daya alam yang melimpah, negara seperti Indonesia, Vietnam, dan Malaysia memiliki potensi besar di pasar kredit karbon. Teknologi kami membantu mereka memanfaatkan peluang ini secara maksimal,” tambah Prabir.
Kemitraan Berkelanjutan
Salah satu pencapaian terbesar TRST01 adalah kolaborasi dengan Dewan Karet India.
Melalui pemetaan digital, TRST01 membantu menciptakan basis data perkebunan karet yang memastikan rantai pasokan bebas deforestasi.
Langkah ini tak hanya meningkatkan daya saing karet India di pasar global, tetapi juga menjadi contoh bagi negara lain.
Dengan teknologi real-time, perusahaan dapat mengidentifikasi efisiensi, mengurangi biaya operasional, dan memperkuat posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif.
TRST01 membuktikan bahwa teknologi dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan.
Dengan memadukan inovasi dan visi jangka panjang, perusahaan ini bukan hanya mengubah industri karet, tetapi juga memberdayakan komunitas petani kecil di seluruh Asia Tenggara.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.trst01.com.
Baca juga
Wow! Kementan Sukses Bangun Klaster Kopi Cibaka Sukamakmur, Sentra Baru Kopi Unggulan
Inovasi SMA Muhi Cilacap, Hasilkan Melon Golden Aroma Berkualitas
Atasi Cuaca Ekstrem, Modifikasi Cuaca Jadi Andalan Pemprov Jateng