Wow! Kementan Sukses Bangun Klaster Kopi Cibaka Sukamakmur, Sentra Baru Kopi Unggulan

SINAR TANI, Bogor — Wow! Kabar baik bagi pencinta kopi! Kementan sukses membangun Klaster Kopi Cibaka Sukamakmur, sentra baru kopi unggulan yang siap mengangkat kualitas dan kesejahteraan petani kopi ke level lebih tinggi!

Kopi Nusantara makin menggeliat! Kali ini, Klaster Kopi Cibaka Sukamakmur, Kabupaten Bogor, mencuri perhatian setelah sukses berkembang lewat intervensi Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).

Tak sekadar bertani, kini petani muda di Cibaka telah naik kelas—mengolah kopi dari hulu ke hilir, menciptakan inovasi, hingga merambah bisnis berbasis digital!

Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor bersama Project Manager PPIU Jawa Barat mendampingi Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) dalam kunjungan kerja ke Klaster PMHK Kopi Cibaka pada 19 Februari 2025.

Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk nyata perhatian Kementerian Pertanian dalam mengawal transformasi kelompok tani di Cibaka setelah mendapatkan pendampingan dari Program YESS.

Kapusdiktan Muhammad Amin menegaskan bahwa penguatan literasi dan inovasi adalah kunci agar klaster kopi ini makin kompetitif di pasar.

“Saya berharap program ini bisa semakin ditingkatkan, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun dorongan bagi penerima manfaat agar cluster yang sudah berkembang ini semakin memiliki daya saing. Ke depan, kita harus memperkuat potensi yang ada dan meningkatkan nilai tambah produk,” ujar Amin.

Sebelum adanya program YESS, petani kopi di Cibaka hanya fokus pada panen tanpa melakukan pengolahan pasca-panen.

Namun kini, segalanya berubah! Dari pemangkasan yang lebih modern, inovasi produk turunan kopi, hingga pelatihan pemasaran digital mulai diterapkan oleh kelompok tani.

Identitas Lokal Siap Menembus Pasar

Ketua Petani Cluster Kopi Cibaka, Hudri Supriadi, mengungkapkan bahwa nama “Kopi Cibaka” diambil dari Desa Cibakatul sebagai bentuk identitas lokal.

Meski sudah berkembang pesat, Hudri mengakui masih ada tantangan besar, terutama dalam pemasaran.

Saat ini, kopi Cibaka baru beredar di kafe-kafe sekitar dan belum mencapai Kota Bogor.

“Titik tolak kami mengembangkan cluster kopi Cibaka adalah ketika kami mengikuti pelatihan di Temanggung untuk memperdalam ilmu budidaya dan pengolahan kopi,” kata Hudri.

Dari sisi pengembangan bisnis, PM YESS PPIU Jawa Barat, Aminudin, menyampaikan bahwa program ini telah memberikan berbagai pelatihan, mulai dari Business Model Plan (BMP), startup, literasi keuangan, hingga pelatihan proposal bisnis.

“Peserta juga diberikan pemahaman tentang event training dan digital marketing agar mampu bersaing di era digital,” ungkapnya.

Kunjungan ini menjadi bukti bahwa sinergi antara petani muda, pemerintah, dan berbagai stakeholder adalah kunci utama dalam mengangkat potensi kopi lokal ke level lebih tinggi.

Dengan terus memperkuat ekosistem kewirausahaan di sektor pertanian, Klaster Kopi Cibaka diharapkan mampu menembus pasar lebih luas, bahkan hingga skala nasional.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa peningkatan produksi pangan, termasuk kopi, tidak hanya bergantung pada lahan, tetapi juga pada kualitas SDM pertanian yang produktif dan inovatif.

“Kita harus terus mendorong pertanian modern berbasis teknologi dan kewirausahaan agar anak muda tertarik bertani. Kopi Cibaka ini contoh nyata bagaimana inovasi dan intervensi program bisa mengangkat sektor pertanian,” ujar Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa Program YESS menjadi motor penggerak lahirnya petani milenial yang siap bersaing di dunia bisnis pertanian.

“PPIU Jabar dapat berkoordinasi dengan baik dengan pemerintah kabupaten penerima manfaat YESS, agar target-target program ini dapat tercapai dengan maksimal,” tegasnya.

Dari Sukamakmur untuk Indonesia, kopi Cibaka siap bersaing dan menjadi kebanggaan baru dalam industri kopi Nusantara!