Sinar Tani, Jakarta — Menteri Keuangan Sri Mulyani kedapatan menikmati minggu sore dengan membaca buku sambil menikmati Kopi Anaerob racikan istimewa suami tercinta. Sebenarnya, apakah Kopi Anaerob yang kini tengah trend di pecinta Kopi?
Sosok Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan memang terlihat tegas. Namun di sisi lain ternyata sangat dekat dengan keluarga. Dirinya pun sering membagikan momen bersama keluarganya lewat unggahan di Instagram pribadinya @smindrawati. Salah satunya saat menikmati akhir pekan bersama sang suami.
“Minggu sore minum kopi buatan suami sambil baca buku. Ngobrol ringan tentang cucu dan kopi Anaerob yang sedang ngetop trending,” tulisnya di caption Instagram pribadinya.
Dalam unggahan tersebut, terlihat sang suami Tonny Sumartono tengah meracik kopi dengan teknik anaerob. Sementara Sri Mulyani menikmati kopi racikan suaminya yang jadi barista pribadinya sambil membaca buku di teras rumahnya.
Sebenarnya, apakah Kopi Anaerob?Dilansir dari threefolks.com, kopi Anaerob diperoleh dari proses kopi natural (tanpa kupas kulit cherry merah) dengan tambahan fermentasi tanpa oksigen, sebelum dijemur.
“Sehingga yang kita lakukan adalah membekap cherry pada plastik yang sudah divakum, dan dipastikan tidak ada udara yang masuk/keluar selama proses pembekapan tersebut,” ungkap salah satu pelaku Kopi Anaerob dari Tuang Coffee di Flores, Andre.
Proses fermentasi ini membuat kopi natural akan lebih seragam karena berada dalam keadaan ‘pembusukan oleh bakteri’ yang sama. “Menurut kami, jika tidak dibekap, mungkin suhunya pembusukannya akan tidak terlalu seragam – misalnya ada cherry yang di bagian bawah tumpukan akan lebih panas sehingga fermentasinya kurang seragam,” tambahnya.
Menariknya, Anaerob Natural menjadi sebuah proses inovatif yang bukan cuma mengejar kualitas semata, tapi juga memperhatikan kondisi infrastruktur dan ekonomi di Manggarai, Flores.
“Anaerob kami lakukan untuk menyesuaikan kondisi alam yang ada di sana – kurangnya air bersih dan kesulitan akses. Karena pegunungan kebun kopi cukup jauh dari area proses kita, sekitar 2-3 jam,” jelasnya.
Andre menambahkan, Proses ini bisa agak lama karena dirinya tidak menyimpan stok dalam bentuk green bean. “Tiap pesanan yang kami dapatkan akan segera kita proses, sehingga kopi akan lebih fresh. Total pengerjaan dari petik, hingga sampai di tangan pembeli untuk proses kopi Anaerob Natural bisa memakan waktu 4-5 bulan,” bebernya.
Bahkan, grading serta sortir kopi dilakukan manual Dan menunggu giliran. “Kopi Anaerob natural ini sebagian ada yang sudah dikirim ke Jakarta,” tambahnya.
Untuk varietas, Tuang Coffee menggunakan Flores Anaerob Kartika. Bahkan menjadi satu-satunya karena belum ada petani yang mau memproses kopi serumit ini
“Kebanyakan petani di lokasi kami memproses full washed dan agak kurang memperhatikan mutu kopi yang mereka proses, namun cenderung fokus pada volume,” jelasnya.
Desa-desa di Flores pada umumnya mempunyai varietas Kartika, yellow Caturra, Red Caturra dan Juria. “Namun, setahu kami, tidak ada petani yang memisahkan varietas-varietas tersebut saat petik dan proses – seperti yang kami lakukan,” tuturnya bangga.
Pencapaian Tuang Coffee melalui proses Anaerob Natural juga diperkuat oleh Mikael Jasin dari Common Grounds Coffee Roastery. Ia berhasil memenangkan Indonesia Barista Championship di bulan Februari 2020 menggunakan kopi Flores Anaerob Natural. Dan sejak saat itu, popularitas kopi Flores di pasar specialty semakin meroket.
Perjuangan Tuang Coffee di Manggarai, Flores, masih jauh dari selesai. Masih banyak PR yang harus diselesaikan.
Yuk kita sama-sama support mereka dengan mencoba kopi Flores Manggarai di coffee shop favorit masing-masing. Dan ayo kita pantau Instagram @tuangcoffee sambil menunggu inovasi-inovasi keren selanjutnya.
Garam Melimpah, Produksi Nasional Sentuh 2,5 Juta Ton
Membangun Swasembada Pangan Melalui Penerapan Standar Pertanian: Penguatan Kapasitas Petani Jagung Riau
Akhir Februari, Lima Provinsi Masuk Panen Raya