SINAR TANI.COM,Banda Aceh — Disaksikan oleh Ketua DPP IKAL (Ikatan Alumni Lemhanas) Pusat Jenderal Purn. Agum Gumelar, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar dan Pj. Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Ketua PISPI (Perhimpunan Sarjana Pertanian Indoensia) Aceh Azanuddin Kurnia, SP, MP melakukan tanda tangan MoU dengan Ketua IKAL Aceh Prof. Syahrizal Abbas di Anjong Mon Mata Banda Aceh (22/11).
Tanda tangan MoU tersebut dilakukan dalam rangkaian kegiatan Musda IKAL Aceh yang pengukuhan kepengurusan IKAL Periode 2022 – 2027 yang dipimpin oleh Prof. Syahrizal Abbas dan malam tersebut telah dikukuhkan bersama pengurus lainnya oleh Ketua IKAL Pusat Agum Gumelar.
Disela – sela acara, Azanuddin Kurnia menyatakan bahwa kerjasama yang sudah ditandatangani bersama merupakan semangat bersama antara PISPI Aceh dan IKAL Aceh untuk memberikan kontribusi pemikiran terutama yang terkait dengan Ketahanan Pangan. Kita akan coba membantu pemerintah sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang ada, apalagi ketahanan pangan sudah menjadi prioritas utama Pemerintah Aceh, Pemerintah Indoensia, bahkan menjadi perhatian dunia internasional.
Pasca pandemi covid 19, terjadinya peperangan antara Rusia – Ukraina, telah membuat pasokan bahan pangan dunia terganggu, tidak hanya kepada produksi dan distribusi barang termasuk juga bahan baku pupuk yang berasal dari negara yang sedang berperang tersebut.
Ini tentu merupakan tantangan dan juga peluang bagi Indonesia dengan kondisi tersebut. Dari sisi pasokan bahan baku pupuk yang selama ini import, tentu akan mendorong pemerintah dan para pihak yang terlibat selama ini dengan import bisa beralih kepada bahan baku yang ada di sekitar kita di Indonesia. Dari sisi pasokan dan distribusi yang terganggu, tentu peluang kita juga untuk meningkatkan produksi dan produktivitas terhadap komoditi strategis dan andalan Indonesia, ujar Azan panggilan akrabnya.
Kekahawatiran terhadap pasokan dan stok pangan Indonesia dan Aceh khususnya merupakan perhatian kita bersama termasuk PISPI dan IKAL Aceh. Kami tidak muluk – muluk, karena kami sadar bahwa kami bukanlah eksekutor dan hanya bagian kecil dari komponen bangsa ini. Tetapi paling tidak kami akan berusaha untuk memberikan kontribusi pemikiran dalam membantu pemerintah sesuai kemampuan yang ada.
Fokus kita nantinya terkait dengan ketahanan pangan diantaranya adalah mendukung dan memperkuat kerja – kerja pemerintah melalui SKPA yang sudah dijalankan melalui berbagai program, mendorong penguatan untuk memberdayakan petani agar lebih menggunakan potensi yang ada disekitar petani, mendorong pengurangan biaya produksi dan mengurangi yang bersifat konsumtif dalam berusaha tani, melakukan sosialisasi peningkatan ilmu dan teknologi dalam dunia pertanian, peningkatan nilai tambah, mendorong agribisnis dengan membangun dan memperkuat koorporasi petani dengan integrase antar sektor dan lainnya, ujar Azan yang juga sebagai Ketua IKASEP FP USK ini.
Azan yang juga sebagai Sekdistanbun Aceh menambahkan bahwa dalam waktu dekat mereka akan duduk bersama dengan IKAL untuk merumuskan draf konsep dari PISPI dan IKAL agar bisa diimplemtasikan oleh para pihak.
“Kami juga memberikan apresiasi kepada IKAL Aceh yang sudah mengajak PISPI Aceh untuk bersama – sama bergandeng tangan dalam hal ketahanan pangan. Tentu kita sangat senang sekali,” ujar pria yang akrab berorganisasi.
Cetak Sawah 3 Juta Ha, Mentan Minta Dukungan Pengusaha Tionghoa
Jadi Pelopor Penerapan Perpres Penganekaragaman Pangan, NTT Siap
Menteri Pertanian Dorong Pertanian Modern dengan Libatkan Generasi Muda dan Teknologi