Sinar Tani, Jakarta — Berbagai upaya dilakukan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan kebutuhan pokok Jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri. Salah satunya dengan melakukan mengecek langsung kondisi stok dan harga beras bersama PJ Gubernur DKI Jakarta, Jumat (17/03)
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, saat melakukan kunjungan dan pelepasan Pasar Murah bersama PJ. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, mengatakan upaya menjaga stok dan stabilitas harga jelang HBKN perlu dilakukan secara intensif dan kolaboratif bersama seluruh Pemerintah Daerah.
“Seperti hari ini, Badan Pangan Nasional bersama Pemprov DKI Jakarta turun langsung mengecek stok dan harga beras di PIBC serta melakukan pelepasan sejumlah komoditas kebutuhan pokok untuk Pasar Murah yang akan digelar di beberapa titik di DKI Jakarta,” terangnya.
Arief menambahkan, berdasarkan pantauan di lapangan stok beras di PIBC tersedia dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Ini tentunya kabar baik, jadi masyarakat tidak perlu khawatir beras menjelang puasa dan lebaran ini tersedia dan cukup, apalagi pada Maret sampai Mei ini kita memasuki panen raya sehingga stok beras baru akan segera masuk mengisi PIBC. Hal ini penting mengingat PIBC merupakan indikator dari stok dan harga beras nasional,” jelasnya.
Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog saat ini sekitar 282 ribu ton. Sampai dengan pertengahan Maret 2023 ini Bulog sudah menyalurkan 481 ribu ton beras untuk kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), di mana sebanyak 22 persen atau 109 ribu ton disalurkan di wilayah DKI Jakarta dan Banten, termasuk diantaranya melalui PIBC.
Lebih lanjut, Arief mendukung dan menyambut baik langkah Pemprov DKI Jakarta meningkatkan pelaksanaan pasar murah atau Gelar Pangan Murah di wilayah Jakarta, mengingat Jakarta merupakan daerah konsumsi yang sangat berpengaruh terhadap pengendalian inflasi nasional.
Menurutnya, pelaksanaan pasar murah ini sangat baik, apalagi melibatkan seluruh stakeholder pangan daerah, dari mulai penyediaan produk yaitu BUMD dan BUMN di sektor pangan, serta instansi daerah lainnya sebagai penyelenggara.
“Kita baru saja menyaksikan bahwa ini adalah role model, saat ini salah satu yang terbaik, di mana supply komoditas dari hulu sampai hilirisasi melalui BUMD Food Station, Dharma Jaya, dan Pasar Jaya itu di-manage dengan baik. Ini salah satu role model yang bisa dicontoh untuk nasional,” ungkapnya.
Menurut Arief, integrasi hulu-hilir dalam rangka pemenuhan pangan daerah ini dapat menjaga keberlanjutan dan keseimbangan harga pangan. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang mengatakan agar keseimbangan harga pangan terus dijaga dari hulu hingga hilir, sehingga produsen, pedagang, dan konsumen mendapatkan manfaat dan keuntungan yang seimbang.
Sementara itu, PJ. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, Pemprov DKI Jakarta siap berkolaborasi dalam pengendalian inflasi serta persiapan menghadapi HBKN Ramadan.
“Semuanya sama-sama untuk bisa mengendalikan inflasi dan memberikan sembako kepada masyarakat dan memastikan semua di lapangan ada menjelang memasuki Ramadan,” ujarnya.
Ia menambahkan, telah mengecek ketersediaan sembako salah satunya beras. Selain itu juga mendorong peningkatan pelaksanaan pasar murah dan memastikan pencairan KJP untuk memastikan masyarakat sudah mendapatkan haknya berupa komoditas pangan seperti ayam, daging, telur, ikan, beras, dan susu.
“Kita mengecek kepastian sembako salah satunya beras, dan pagi ini kita juga melepas beberapa kendaraan untuk menuju ke sejumlah lokasi, mengangkut bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. Isinya adalah beras premium, gula pasir, tepung terigu, minyak goreng, dan telur ayam,” paparnya.
Terkait ketersediaan dan harga beras di PIBC, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo menuturkan, harga beras di PIBC saat ini mengalami penurunan 1-1,5 persen dibandingkan 3 minggu yang lalu.
“Harganya saat ini untuk beras medium Rp 10.100 per kg, sementara berdasarkan HET terbaru Rp 10.900 per kg, jadi untuk PIBC masih di bawah HET sehingga di pasar turunan bisa Rp 10.400- Rp 10.500 per kg. Untuk HET Premium ditentukan Rp 13.900 per kg, tadi penjual di PIBC menjual Rp 12.100 per kg jadi masih jauh di bawah HET,” ujarnya.
Ia menambahkan, pada bulan Maret akhir dan April diperkirakan akan ada stok baru yang masuk hasil dari panen raya semester pertama ini.
“Sehingga harga gabah tersebut akan terkendali, harga beras juga terkendali, stok juga akan mulai full. Stok di PIBC kurang lebih 19 ribu-20 ribu ton, dalam waktu dekat akan masuk lagi. Mudah-mudahan dalam waktu 1-2 minggu ke depan bisa mencapai 30 ribu ton,” ucapnya.
Reporter : Echa
Mentan Amran Bawa Benih, Papua Siap Tingkatkan Panen
Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, Pemprov Kalsel Gelar Gerakan Pangan Murah
Wilmar Padi Indonesia Optimalkan Lahan Rawa Banyuasin untuk Tingkatkan Produksi Padi