Sinar Tani, Jombang — Dalam kunjungan kerjanya ke Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengungkapkan strategi tiga langkah sukses untuk panen melimpah.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengunjungi Desa Pacarpeluk di Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, yang memiliki lahan seluas 45 hektar dengan dua kali panen per tahun dan indeks pertanaman 2. Dengan sumber air yang melimpah, Suwandi memberikan panduan kepada petani untuk mengoptimalkan hasil pertanian mereka.
Suwandi mengungkapkan tiga langkah sukses untuk mencapai panen melimpah. Pertama, pengolahan lahan dan sanitasi lingkungan pematang untuk mencegah hama seperti tikus. “Lakukan sanitasi pematang dan cek lubang tikus. Pengendalian lebih mudah dilakukan saat olah lahan daripada saat pertanaman,” jelas Suwandi.
Langkah kedua adalah sukses di persemaian. Petani harus menggunakan varietas unggul baru (VUB) dan rutin mengamati pergerakan hama setiap 3-5 hari.
“POPT atau Penyuluh bisa membantu memantau tanda-tanda serangan hama dan penyakit. Pengendalian lebih mudah dilakukan di persemaian daripada setelah pindah tanam,” tambahnya.
Suwandi juga merekomendasikan penggunaan Agensia Hayati seperti Beauveria Bassiana, Paenibacillus, dan Trichoderma. “Sesuaikan dengan jenis OPTnya. Agensia Hayati bisa dibuat gratis oleh POPT dan diajarkan ke petani untuk dibuat sendiri,” tutur Suwandi.
Selain itu, Suwandi mendorong penggunaan pestisida nabati untuk pengendalian hama yang lebih hemat biaya. “Untuk hama tikus, pengendaliannya bisa menggunakan rumah burung hantu atau Ramuan Mbah Yoso agar tikusnya mandul,” sarannya.
Langkah ketiga adalah sukses di pertanaman, yakni menjaga tanaman dari saat pindah tanam hingga panen. Suwandi juga menekankan pentingnya meningkatkan indeks pertanaman (IP) menjadi 300 dengan jarak tanam yang lebih singkat, hanya 10-14 hari.
“Kegiatan persemaian bisa dilakukan di luar, semai kering. Jadi nanti Jombang bisa padi-padi-padi, baru ke hortikultura,” jelasnya, menambahkan hal ini sangat dimungkinkan karena sumber air yang melimpah di Jombang.
Moh Ronny, Kepala Dinas Pertanian Jombang, menyambut baik anjuran Suwandi dan menegaskan komitmen untuk menerapkannya di seluruh lahan pertanian sawah di Jombang. “Kami perlu meningkatkan sinergi dengan penyuluh dan POPT untuk mengawal pencapaian IP 300 ini dengan lebih baik,” ujarnya.
Di sisi lain, Jainuri dari POPT setempat menggarisbawahi bahwa Kecamatan Megaluh rawan terhadap serangan hama tikus yang endemis.
“Kami harus berwaspada sejak dini. Pengendalian lebih efektif dilakukan saat olah tanah dan persemaian,” tambahnya, mendukung pendekatan yang dianjurkan oleh Suwandi untuk meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh hama tikus di awal pertanaman.
Selain mengunjungi persemaian, Dirjen Suwandi juga melakukan evaluasi mendalam terhadap kondisi pertanian di Kabupaten Jombang, termasuk aspek ketersediaan air, pompa, dan peralatan pertanian (alsintan).
Hasilnya, laporan tentang pupuk terbilang lancar, namun ada kebutuhan untuk melakukan pergantian varietas benih yang tersedia.
Kunjungannya juga meliputi korporasi petani di Desa Pojokkulon, Kecamatan Kesamben, yang mengelola 2 ribu hektar lahan melalui 10 Gapoktan, yang telah beroperasi lebih dari satu tahun.
Korporasi yang berawal dari usaha mikro milik salah satu petani, terus berkembang dari penggilingan gabah menjadi produksi beras premium.
Selain fokus pada hilir, korporasi ini juga aktif dalam mendukung petani dengan layanan pembelian dan penyaluran sarana produksi pertanian.
Diharapkan, korporasi ini akan dapat bertahap mendampingi program KUR (Kredit Usaha Rakyat), sehingga memberikan dukungan yang lebih kuat kepada petani lokal.
Reporter : Nattasya
Sumber : Ditjen Tanaman Pangan
Cetak Sawah 3 Juta Ha, Mentan Minta Dukungan Pengusaha Tionghoa
Jadi Pelopor Penerapan Perpres Penganekaragaman Pangan, NTT Siap
Menteri Pertanian Dorong Pertanian Modern dengan Libatkan Generasi Muda dan Teknologi