Sinar Tani, Makassar — Langkah Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendistribuskian sarana rantai dingin ke sentra produksi pangan daerah mendaptkan apresiasi. Pelaku usaha maupun kelompok tani mengaku bahwa Rantai Dingin dan Pengering Produk sangat bermanfaatan.
Direktur PT Berdikari United Livestock (BULS), Irman Yasin Limpo, mengatakan salah satu contoh konkrit pemanfaatan rantai dingin adalah fasilitas Reefer Container yang didistribusikan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) kepada PT BULS, anak perusahaan PT Berdikari member of Holding BUMN Pangan, melalui program Penguatan Sarana Prasana untuk Pemantapan Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Badan Pangan Nasional yang telah memberikan bantuan Reefer Container untuk kita sama-sama operasionalkan untuk menjaga stok kebutuhan daging,” ujarnya.
Menurut Irman, di Makassar terlebih di Indonesia Bagian Timur, hal ini menjadi suatu yang sangat dibutuhkan, karena komoditas yang diproduksi di Sulawesi Selatan, khususnya Makassar, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan daerah sendiri, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan provinsi lain di Indonesia Bagian Timur.
“Dengan adanya Reefer Container yang dioperasionalkan PT Berdikari melalui PT BULS, stok daging bisa kita ukur sekarang, tidak lagi hanya menunggu kebutuhan-kebutuhan momentum tertentu. Dengan adanya Reefer ini semua produksi kita akan terus berlanjut, supply chain-nya akan jalan terus, tidak lagi kita menunggu kapan ada permintaan baru kita lakukan pemotongan sapi,” jelasnya.
Sebagai salah satu pihak yang dipercaya mengelola sarana ini, ia berharap kedepannya ini menjadi program prioritas Badan Pangan Nasional.
“Saya yakin dengan ketersediaan sarana rantai dingin untuk memperpanjang masa simpan produk daging, kita bisa mengurangi dan menekan sedikit importasi yang masuk ke daerah Sulawesi Selatan, karena tentu dengan begini daging sapi dari peternak bisa lebih terserap dan masyarakat bisa mendapatkan daging yang higienis,” ujarnya.
Menurutnya, sarana Reefer Container ini selain dapat menjaga stok kebutuhan daging masyarakat Sulawesi Selatan, juga dapat meningkatkan daya saing produk daging sapi petani lokal.
“Pada ujungnya diharapkan mendorong keterjangkauan yang bisa meningkatkan konsumsi protein hewani kita. Tentunya dengan peningkatan konsumsi daging yang higenis tentu kualitas sumber daya manusia kita akan lebih baik,” ungkap Irman.
Ia mendukung Badan Pangan Nasional meningkatkan pelaksanaan program pendistribusian sarana rantai dingin ini di Indonesia Timur.
“Semoga fasilitas pendukungnya semakin lengkap, setelah Reefer Container, kita beharap selanjutnya Badan Pangan Nasional bisa memfasilitasi Air Blast Freezer, sehingga kita tidak perlu lagi bertumpu pada operasi pasar daging di momentum-momentum tertentu seperti Idul Fitri dan Idul Kurban, karena semua akan tersedia sepanjang waktu dengan adanya sarana tersebut. Semoga program cerdas ini bisa terus berlanjut ke depannya,” ungkapnya.
Sementara itu, penerima manfaat lainnya, Ujang Margana, Ketua Kelompok Tani Tricipta Kabupaten Bandung mengatakan, sebelum ada sarana cold storage ia mengaku kewalahan saat musim panen bawang merah tiba.
“Saat panen kami biasanya menyimpan di rumah-rumah warga, bahkan sampai di tempat tidur menjadi penyimpanan bawang merah. Dengan adanya alat ini sangat membantu sekali para petani. Apalagi melalui sistem cold storage ini hasil panen kami bisa disimpan dalam jangka waktu 4-5 bulan,” ungkapnya saat ditemui di Bandung.
Manfaat juga dirasakan dengan adanya fasilitas heat pump dryer, menurut Acep, Anggota Kelompok Tani Tricipta, setelah adanya heat pump dryer cabe rawit yang dipanen bisa dikeringkan hanya dalam waktu 5 jam, padahal sebelumnya proses pengeringan membutuhkan waktu beberapa minggu. Proses ini signifikan mengurangi losses atau kehilangan produk, mengingat cabai merupakan komoditas yang rawan busuk.
Seperti diketahui, Badan Pangan Nasional telah mendistribusikan sarana rantai dingin berupa Cold Storage, Air Blast Freezer, dan Reefer Container, serta sarana pengering produk berupa Heat Pump Dryer ke sentra produksi pangan di 8 (delapan), yaitu provinsi Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Menurut Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, melalui keterangannya di Jakarta, langkah tersebut merupakan bagian dari penguatan ekosisitem pangan nasional dari sisi pengelolaan stok untuk menjaga ketersediaan dan pasokan pangan sepanjang musim.
Ia mengatakan, upaya ini juga untuk mendorong pemanfaatan teknologi guna memperkuat ketersediaan dan stabilitas harga. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI yang meminta agar stabilitas stok dan harga pangan dalam negeri betul-betul dijaga sebagai antisipasi menghadapi potensi krisis pangan global.
“Dengan adanya sarana ini produk pangan yang masa simpannya pendek seperti cabai, bawang, daging ayam, dan daging sapi bisa diolah dan disimpan untuk waktu yang lebih panjang tanpa menurunkan kualitas produk. Langkah ini efektif untuk mengamankan stok. Dengan stok yang selalu tersedia kita bisa dilakukan intervensi untuk menjaga harga dasar di petani dan peternak, serta menekan harga saat terjadi kelangkaan,” jelasnya.
Keberadaan sarana tersebut juga disiapkan untuk mendukung pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) No. 125 tahun 2022. Sejumlah sarana telah disalurkan kepada PT Berdikari sebagai bagian dari Holding BUMN Pangan ID FOOD yang mendapatkan tugas sebagai pengelola CPP.
“Kita sudah serahkan 3 (tiga) unit Reefer Container ke PT Berdikari masing-masing di Kota Makassar, Pare-pare, dan Cianjur. Dukungan tersebut disiapkan untuk mendorong peningkatan kapasitas penyimpanan dan ketersediaan stok daging sapi dan unggas,” ujarnya.
Reporter : Echa
Mentan Amran Bawa Benih, Papua Siap Tingkatkan Panen
Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, Pemprov Kalsel Gelar Gerakan Pangan Murah
Wilmar Padi Indonesia Optimalkan Lahan Rawa Banyuasin untuk Tingkatkan Produksi Padi