Sinar Tani, Solo — Hama wereng batang cokelat atau WBC, akhir-akhir ini kembali mengancam sentra-sentra produksi padi di Jawa Tengah seperti Solo Raya, Banyumas, dan wilayah pantai utara (pantura). Menyikapi hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan bergerak cepat dengan menurunkan tim untuk menggiatkan monitoring perkembangan WBC sekaligus gerakan pengendalian (gerdal).
Kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Palur, Solo, Dwi Susilarto, mengungkapkan bahwa segenap jajaran LPHP di Jawa Tengah menyambut positif gerak cepat Kementan ini.
“Kami siap berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota di wilayah kerja masing-masing dan para petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) untuk memantau lebih intensif perkembangan populasi WBC, terutama di lokasi-lokasi yang terancam serangan WBC,” ungkap Dwi.
Senada dengan Dwi, Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Jawa Tengah, Herawati Prarastyani, menyatakan bahwa untuk mengendalikan serangan hama WBC di wilayahnya, pihaknya telah menginstruksikan kepada para POPT agar lebih waspada dengan mengintensifkan pengamatan dan pelaporan insidentil, terutama untuk WBC.
“Lokasi-lokasi pertanaman padi yang terindikasi ada serangan WBC, kami sisir dan pantau perkembangan populasinya. Berdasarkan hasil monitoring tersebut, kami gencarkan juga gerdal WBC, baik secara pre-emtif maupun responsif,” terang wanita yang akrab disapa Hera tersebut.
Dihubungi di Jakarta, Plt. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Bambang Pamuji menyampaikan bahwa untuk menangani serangan hama WBC ini, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah strategis guna menekan serangan dan mengawal pengendalian WBC sampai tuntas.
“Kami tegaskan kepada Dinas Pertanian Provinsi melalui BPTPH untuk meningkatkan kewaspadaan OPT dengan melakukan pemetaan lokasi endemis, pengamatan intensif, menyiapkan sarana pengendalian OPT, serta menggiatkan gerdal pre-emtif dan responsif. Selain itu, bersama tim dari Balai Besar Peramalan OPT (BBPOPT), kami juga melakukan bimbingan teknis kepada para petugas dan petani agar dapat mengendalikan OPT secara tepat,” jelas Bambang.
Merespon hal tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengintruksikan kepada seluruh jajarannya agar jangan sampai lengah dan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap OPT semaksimal mungkin.
“Antisipasi serangan OPT sedini mungkin, intensifkan gerdal, terutama yang ramah lingkungan. Kita laksanakan arahan Bapak Menteri Pertanian untuk terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian, termasuk serangan OPT agar produksi pangan nasional tetap terjaga,” pungkas Suwandi.
Reporter : Humas Ditjen Tanaman Pangan
Baca juga
Kejar Target IP 200! Tenaga Ahli Menteri Pertanian Tinjau BP Barito Kuala
Petani Tanah Laut Berjuang Capai IP 200! Mentan Kirim Tim Ahli untuk Evaluasi
Jateng Panen Raya, Target 4,8 Juta Ton Gabah Siap Diserap Bulog