Sinar Tani, Surabaya — Pemerintah melalui Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus berupaya mejaga pasokan dan stabilitas pangan di tanah air. Salah satunya dengan melakukan pengiriman beras dari Provinsi Jawa Timur ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan mengunakan Tol Laut untuk memenuhi pasokan dan menjaga stabilitas harga beras di Provinsi tersebut.
Saat melakukan pelepasan muatan pangan, Rabu, (29/3), di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Andriko Noto Susanto mengatakan, diberangkatkan 50 kontainer atau sebanyak 800 ton beras dengan tujuan sejumlah titik di NTT, diantaranya Kabupaten Maumere dan Ende.
Pengiriman kedua dari total sebanyak 1.400 ton beras ini, diperkirakan akan tiba di NTT pada 2 April. Sebelumnya pada 26 Maret lalu telah dilakukan pengiriman sebanyak 600 ton dengan tujuan yang sama.
Pengiriman 1.400 ton beras ini dilakukan melalui fasilitas Tol Laut dengan menggunakan kapal Kendhaga Nusantara 5 dan 11 di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan yang dioperasikan oleh PT Pelni (Persero).
“Kita berharap pengiriman beras ini dapat memenuhi kebutuhan pangan di NTT sekaligus menjaga stabilitas harga beras di tengah Hari Besar dan Keagamaan Nasional (HBKN) puasa dan Idulfitri sesuai arahan Bapak Presiden,” ujarnya.
Andriko menambahkan fasilitasi pendistribusian bahan pangan pokok dan penting antar provinsi ini juga merupakan wujud kehadiran dan respon cepat Pemerintah menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di NTT yang sebelumnya sempat bergejolak.
Lebih lanjut ia menjelaskan, beras yang dikirimkan dalam kegiatan ini merupakan bagian dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog.
Selanjutnya, setelah tiba di tujuan beras tersebut akan dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar beras di Kabupaten Maumere dan Ende guna mengendalikan harga dan inflasi.
“Ini merupakan bagian dari optimalisasi dan pemanfaatan CBP sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 4 Tahun 2022 yang mengatur tentang penyaluran CBP. Seperti kita ketahui salah satu tujuan pemanfaatan CBP diantaranya untuk stabilisasi harga antar waktu antar wilayah, menekan inflasi, dan menjaga kualitas gizi masyarakat,” ujarnya
Sementara itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, dalam keterangannya menyampaikan, aktivitas fasilitasi mobilisasi pangan semacam ini akan terus dilaksanakan secara masif, khususnya pada momen HBKN.
“Di tengah HBKN Ramadan dan jelang Idulfitri ini aksi mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah konsumsi atau defisit akan terus ditingkatkan. Sebelumnya kita sudah lakukan pengiriman antar provinsi untuk cabai, bawang, jagung, telur, ayam dan sapi hidup,” paparnya.
Lebih lanjut, Arief berpesan agar para pimpinan daerah tidak ragu untuk berkoordinasi dengan NFA apabila di daerahnya mengalami kekurangan pasokan pangan.
“NFA memiliki program fasilitasi pendistribusian pangan untuk membangun keterhubungan antar daerah surplus dengan daerah defisit. Program ini juga beberapa kali di kolaborasi kan dengan program Tol Laut Kemenhub. Daerah yang mengalami kesulitan dalam pemenuhan komoditas pangan kita himbau untuk berkoordinasi dengan NFA, kita siap fasilitasi pendistribusiannya,” jelasnya.
Arief juga menyampaikan apresiasinya terhadap Pemprov Jawa Timur yang mampu menjaga produksi berasnya secara baik dan konsisten, sehingga menjadi salah satu sentra produksi beras nasional.
“Apresiasi untuk Jawa Timur secara konsisten terus mengalami surplus beras sehingga bisa membantu ketersediaan dan stabilisasi harga beras di provinsi lain,” ujarnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Andre Mulpyana mengatakan, pengiriman ke NTT ini terlaksana atas sinergitas yang baik antara Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan BUMN.
“Kemarin atas arahan Presiden yang menemukan dan mendengar masukan bahwa di NTT terutama di Atambua, Ende, dan Maumere beras mahal, Kepala NFA langsung bergerak cepat melakukan kolaborasi dengan Bulog dan Kemenhub untuk mengirimkan beras untuk penetrasi pasar, ” tuturnya
Dalam kegiatan ini, ia mengatakan, Kemenhub dengan Tol Laut menyiapkan fasilitasi pendistribusian dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga distribusi komersial.
“Kedepannya Kemenhub terbuka dan siap berkolaborasi bersama NFA meningkatkan fasilitasi pendistribusian pangan ke daerah defisit melaui trayek Tol Laut,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Didik Rudy Prasetya menyambut baik terlaksananya pengiriman beras dari Jawa Timur ke NTT. Seperti diketahui, Jawa Timur sebagai salah satu lumbung beras nasional secara konsisten menjadi pemasok komoditas beras bagi 16 provinsi di Indonesia.
Jawa Timur juga berkontribusi sebanyak 18 persen terhadap produksi beras nasional, dengan produksi provinsi ini pada tahun 2022 sebanyak 9,6 juta tonton.
“Apabila dihitung dengan tingkat konsumsi kita, di Jawa Timur kita sudah surplus hampir 3,1 juta ton,” ujar Didik.
Adapun berdasarkan data Panel Harga Pangan NFA, harga beras di NTT di tingkat konsumen per 29 Maret 2023, untuk beras premium Rp 14.650/kg dan beras medium Rp 13.070/kg. Sedangkan rata-rata harga nasional, beras premium Rp 13.620/kg dan beras medium Rp 11.920.
Reporter : Echa
Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, Pemprov Kalsel Gelar Gerakan Pangan Murah
Wilmar Padi Indonesia Optimalkan Lahan Rawa Banyuasin untuk Tingkatkan Produksi Padi
Cetak Sawah 3 Juta Ha, Mentan Minta Dukungan Pengusaha Tionghoa