Sinar Tani, Bogor — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor memiliki jurus jitu pastikan ketahanan pangan tetap terjaga di Kota Hujan. Mulai dari Gerakan Tanam, Gelar Pasar Murah hingga Pencegahan Penimbunan Pangan.
Dikelilingi oleh Kabupaten Bogor dan akses penyangga Ibu Kota, Kota Bogor perlu mempersiapkan diri mengenai pangan di masa depan, ditengah ancaman krisis pangan global yang melanda dunia.
Kepala DKPP Kota Bogor, Anas S Rasmana kepada tabloidsinartani.com menuturkan Kota Bogor diprediksi hingga semester pertama tahun 2023 mendatang, tidak akan kekurangan stok pangan.
“Tapi yang kita khawatirkan adalah kerawanan daya beli dari masyarakat karena berkurangnya pendapatan akibat dari inflasi, ” cetusnya.
Dirinya kembali memastikan, stok pangan di Kota Bogor dipastikan aman karena dukungan dari para pembudidaya dan 200 an agen serta distributor pangan yang ada di Kota Bogor. “Kalau pasokan kita (Kota Bogor) dekat dengan sumber-sumber pangan yang ada di sekitar Bogor, ” tambahnya.
Karena itu, untuk memastikan ketahanan pangan di Kota Hujan ini tetap terjaga, DKPP Kota Bogor sendiri memastikan berbagai program membidik pada isu strategis tersebut. Dimulai dari Gerakan Tanam Bersama (Gertam) Tanaman Pangan khususnya pangan lokal dengan memanfaatkan pekarangan.
“Kita akan tanam di seluruh kelurahan bahkan aset Pemda dengan tanaman diversifikasi pangan seperti padi, jagung, singkong dan talas. Program ini akan diluncurkan November ini, ” tuturnya.
Tak hanya tanaman pangan, sektor perikanan juga digiatkan di Kota Bogor dengan teknik budidaya bioflok maupun Budikdamber (budidaya ikan dalam ember) guna menyiasati kekurangan lahan, sembari tetap menghasilkan bahan pangan. Melengkapi kebutuhan pangan, DKPP juga mengajak masyarakat untuk bertanam sayuran secara hidroponik atau vertical garden.
“Kita manfaatkan pusat yakni Pemanfaatan Lahan Pekarangan (P2L). Sudah ada 62 kelompok untuk bertanam tanaman pangan tersebut selain aneka cabai, ” tambahnya.
Dengan gerakan tanam ini, Anas yakin bisa memenuhi kebutuhan pangan hingga 20 persen untuk warga Kota Bogor. Untuk diketahui, kebutuhan pangan Kota Bogor mencapai 160 ribu ton dan pertanaman tradisional oleh pembudidaya baru bisa terpenuhi 5 persen saja.
Guna mengantisipasi rawan daya beli di tingkat masyarakat, DKPP juga rutin melakukan Gelar Pasar Murah Sembako dan Operasi Pasar. “Ada 16 kebutuhan pokok yang dipasarkan yakni produk pertanian, perikanan dan pabrikan. Tentunya dengan harga dibawah harga Pasar, ” ungkapnya.
DKPP Kota Bogor sendiri memiliki mobil keliling untuk melakukan Gelar Pasar Murah guna menjangkau masyarakat lebih luas. Ada puluhan komoditas barang kebutuhan pokok yang dijual dengan harga lebih murah dibandingkan harga ritel. Mulai dari beras, minyak goreng, sarden, gula putih, susu uht, kecap, biskuit, minuman, detergen, mentega, kopi, dan lainnya.
Antisipasi penimbunan barang pokok juga diantisipasi oleh Forkopimda Kota Bogor, termasuk DKPP dengan berkoordinasi bersama Polri dan Kejaksaan. “Pelaku penimbunan bisa dikenakan pasal berlapis karena mengambil keuntungan ditengah krisis. Ini sudah disosialisasikan keseluruh lapisan masyarakat, ” pungkasnya.
Reporter : Nattasya
Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, Pemprov Kalsel Gelar Gerakan Pangan Murah
Wilmar Padi Indonesia Optimalkan Lahan Rawa Banyuasin untuk Tingkatkan Produksi Padi
Cetak Sawah 3 Juta Ha, Mentan Minta Dukungan Pengusaha Tionghoa