8 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Konsumsi Pangan B2SA, Cara Mudah Cegah Stunting Keluarga

Sinar Tani, Semarang — Stunting yaitu kondisi tubuh kerdil atau cebol pada Anak yang ternyata bukan karena keturunan atau kutukan. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis selama 1000 hari pertama kehidupan. Tahun 2021 di Provinsi Jawa Tengah prevalensi stunting masih di angka 20,9%. Target pada tahun 2024, prevalensi sunting  dapat ditekan menjadi 14 %.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Dyah Lukisari, MSi, mengupas tuntas upaya pencegahan stunting. Khususnya  melaui  kebijakan-kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam hal penyediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA).

Penjelasan Ir. Dyah Lukisari MSi tersebut dipaparkan secara daring dihadapan ibu-ibu Tim Penggerak PKK se Provinsi Jawa Tengah pada kegiatan  pertemuan “ Program HATINYA PKK Dengan Komoditas Hortikultura Untuk Menopang Pendapatan Keluarga Di Masa Pandemi Covid -19 Bagi Tim Penggerak Kabupaten/ Kota Se Jawa Tengah.

Peserta yang mengikuti pertemuan terdiri dari TP-PKK Provinsi Jawa Tengah, yang mengikuti secara luring   di aula Gedung Sekretariat  PKK Provinsi Jawa Tengah, Jl. Sriwijaya No 29 A Semarang. Sedang TP-PKK Kabupaten dan Kota mengikuti secara daring dari 35 Kabupaten dan Kota masing-masing.

Dyah menyampaikan makalahnya secara daring dengan judul :” Pengolahan Hasil Pemanfaat-an Pekarangan Sesuai B2SA Untuk Mencegah Stunting dalam Keluarga”.

Disampaikan oleh Dyah Lukisari bahwa Stunting menurut definisi WHO adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat. Anak dikatakan stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO.

Sedang menurut KEPMENKES RI 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) yang  merupakan padanan istilah stunted dan severely stunted.     Z score untuk kategori pendek  adalah -3 SD sampai dengan <-2 SD dan sangat pendek adalah <–3 SD

Kalau mudahnya stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek disbanding tinggi badan orang lain pada umumnya ( yang seusia)

Lebih lanjut di katakana bahwa  terjadinya stunting pada anak balita adalah karena adanya  penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.

Yang termasuk penyebab langsung yaitu : Kondisi Pra Hamil, Kondisi Saat Hamil Dan Kondisi Pasca Persalinan.

Kondisi Pra Hamil yang dapat mengakibatkan stunting adalah :

Penyakit Anemia dan KEK ( kurang energi kronik  ) pada  remaja  putri . Atau terjangkit penyakit2 yang  menjadi penyebab anemia  dan KEK. Kondisi ini  menyebabkan Intake  kebutuhan dan kembang  janin terganggu seperti Talasemia, penyakit jantung  berat, gagal ginjal, kanker dan sitostatiknya.

Sedang penyakit Anemia adalah kondisi seseorang yang memiliki kadar darah merah atau hemoglobin dengan konsentrasi rendah dalam tubuh biasa disebut anemia. Hemoglobin atau sel darah merah memiliki fungsi sebagai pengangkut oksigen dalam darah menuju ke seluruh bagian tubuh.

Kondisi saat hamil yang dapat mengakibatkan stunting adalah:

  • Menderita Anemia dan KEK remaja putri atau penyakit2 yang menjadi penyebab  anemia dan KEK/kondisi yg  menyebabkan Intake kebutuhan dan  kembng janin terganggu spt talasemia,  penyakit jntung berat, gagal ginjal,  kanker dan sitostatiknya dll
  • Menderita Anorexia dan hyperemesis gravidarum berlebihan sepanjang kehamilan.

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan berat badan yang sangat rendah, rasa takut yang berlebihan pada kenaikan berat .

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi secara berlebihan selama hamil. Mual dan muntah (morning sickness) pada kehamilan trimester awal sebenarnya normal. Namun, pada hiperemesis gravidarum, mual dan muntah dapat terjadi sepanjang hari dan berisiko menyebabkan dehidrasi.

Kondisi   pasca persalinan (1000 HPK) yang dapat mengakibatkan stunting adalah :

  • Asi Eksklusif tdk optimal
  • Penyakit bawaan
  • Diare,
  • Penyakit menular  (TB, HIV, gizi kurang,  gizi buruk, dll)

Penyebab  tidak  langsung yang secara umum menyebabkan terjadinya stunting adalah rendahnya  Tingkat Pengetahuan dan Kemiskinan yang menyebabkan rendahnya  daya beli.

Mengetahuit penyebab terjadinya stunting bagi anak balita tersebut,, maka cara mengatasi stunting adalah sebagai berikut : Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat, Keamanan Makanan bagi Kesehatan, Terus memantau tumbuh kembang anak, Selalu jaga kebersihan lingkungan

Agar sang ibu dapat memberi ASI eksklusif, maka dia sendiri juga harus mendapat asupan makanan yang cukup dan B2SA( Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman).  Yaitu aneka ragam bahan pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. Yang apabila dikunsumsi dalam jumlah berimbang dapat mencukupi kebutuhan gizi yang dianjurkan sehingga dapat hidup sehat, aktif dan produktif.

BERAGAM, Sumber bahan makanan harus beragam, dikarenakan tidak ada satupun bahan makanan yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan gizi manusia

BERGIZI SEIMBANG, Pemilihan bahan makanan tidak hanya dinilai dari jumlahnya (kuantitas) saja, namun juga harus melihat dari nilai gizi yang terkandung di dalamnya (kualitas).  Kebutuhan gizi setiap individu berbeda beda. Asupan makanan harus sesuai dengan kebutuhan fisiologis setiap individu (status kesehatan, aktivitas, dll).

AMAN, Pastikan bahan makanan dalam kondisi aman konsumsi, tidak tercemar zat berbahaya dan diolah dengan cara yang tepat.  Bebas dari cemaran (cemaran biologis, bahan kimia, serpihan logam/kayu/batu, dll), Bebas dari bahan berbahaya (pewarna, pengawet, pemanis pengenyal, dll yang dilarang) , Penyiapan/pengolahan higienis, Alat saji higienis, tidak mengandung bahan berbahaya/membahayakan

Dalam mengkonsumsi makanan yang baik, dikenal PPH (Pola Pangan Harapan), yaitu susunan beragam pangan berdasarkanm proporsi keseimbangan energi dari Sembilan kelompok pangan dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaanpangan, ekonomi, budaya dan agama.

Koposisi dari 100% bahan makanan yang ideal dari 9 bahan pangan adalah : Padi-padian 50%, Umbi-umbian 8%, Pangan hewani 12%, Minyak dan lemak 10%, Buah biji berminyak 3 %, Kacang-kacangan 5%, Gula 5%, Sayur dan buah 6% lain-lain 3%.

Kondisi skor PPH rata-rata di Jawa Tengah pada tahun 2021 baru mencapai 88,6 dari score maksimal 100.  Konsumsi padi-padian dalam hal ini beras masih mendomi-nasi, Bahkan kelebihan.

Tetapi untuk umbi-umbian, pangan hewani sayur dan buah masih perlu didorong agar lebih baik.

Untuk mempermudah masyrakat menilai, apakah porsi makanan yang disantap sudah memenuhi kaidah pola pangan harapan, maka dibuatkan ihtisar Pedoman Sekali  Makan, yaitu :

  1. 50 % dari jumlah makanan setiap  kali makan adalah sayur dan buah
  1. 50 % lagi adalah makanan pokok dan lauk pauk
  1. Porsi sayur 2/3 dari ½ piring dan dari porsi buah 1/3 dari ½ piring
  2. Porsi makanan pokok 2/3 dari ½ piring dan dari porsi lauk pauk 1/3 dari ½ piring
  3. Anjuran minum setiap kali makan (8 kali per hari)

Maka hubungan nya dengan pengelolaan pekarangan, hendaknya   intensifikasi pekarangan dapat menghasilkan kebutuhan pangan keluarga yang B2SA. Ada hasil panen yang mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin.

Sebagai penutup, Ir Dyah Lukisari meninformasikan bahwa sekarang telah dirintis adanya Desa B2SA. Dimana didesa tersebut dibangun sebuah system yang mendorong ketersediaan, konsumsi dan distribusi pangan B2SA. Sasaran program ini adalah keluarga-keluarga dan anak-anak usia sekolah .

Didesa tersebut digerakan kebun B2SA di pekarangan rumah. Lalu dibentuk warung B2SA untuk menampung hasil panen dari kebun B2SA. Selanjutnya ibu-ibu dilatih membuat  dapur kreasi menu B2SA, dan akhirnya mengirim makanan hasil masakan dapur  kreasi B2SA ke sekolah-sekolah, untuk dinikmati siswa dan siswi. Sekaligus disana dilaksanakan edukasi B2SA. Tersebut.

Reporter : Djoko W

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini