Sinar Tani, Jakarta – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melaksanakan pelantikan pejabat pimpinan tinggi pratama dan pejabat fungsional pada Jumat (24/1). Acara ini dipimpin langsung Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, yang menegaskan pentingnya peran strategis NFA dalam mendorong ketahanan pangan nasional secara progresif.
“Kita bersyukur hari ini melantik dua direktur yang bertanggung jawab pada fungsi pengendalian kerawanan pangan dan kewaspadaan pangan. Saya berharap keduanya bisa membawa perubahan nyata di lapangan,” kata Arief.
Ia juga menyoroti peran penting dua direktorat tersebut dalam mencegah kerawanan pangan. “Jadi saya sangat concern bahwa 2 direktorat ini dapat memberikan kontribusi yang kuat sebagai garda terdepan dalam mempersiapkan pencegahan kerawanan pangan melalui berbagai program aksi,” lanjutnya.
Dalam pelantikan ini, Sri Nuryanti resmi menjabat sebagai Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan, sementara Nita Yulianis diamanahkan sebagai Direktur Kewaspadaan Pangan. Selain itu, dua pejabat fungsional juga dilantik, yakni Endar Purnawan sebagai Analis Kebijakan Ahli Madya dan Mukholikin sebagai Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli Pertama.
Dorong Penyerapan
Arief menegaskan pentingnya penyerapan hasil produksi dalam negeri sebagai langkah memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah. “Tugas kita adalah memastikan Bulog menyerap 3 juta ton beras dan 1 juta ton jagung pada tahun ini,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan seluruh jajarannya untuk mematuhi arahan Presiden Prabowo terkait penguatan ketahanan pangan nasional. “Pak Presiden sudah jelas: tidak ada impor beras, jagung, gula konsumsi, atau garam konsumsi. Ini artinya kita harus lebih serius mengoptimalkan hasil panen petani lokal,” ujar Arief dengan nada penuh semangat.
Sebagai informasi, pada tahun 2024, Perum Bulog berhasil menyerap 1,266 juta ton beras dan 84 ribu ton jagung dari petani domestik. “Kita harus meningkatkan capaian ini. Serapan maksimal menjadi kunci dalam menjaga stabilitas pangan,” tambahnya.
Dalam hal penanganan kerawanan pangan, Arief mengungkapkan capaian positif NFA. Berdasarkan data Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA), jumlah daerah rentan rawan pangan menurun dari 74 kabupaten/kota pada tahun 2022 menjadi 62 kabupaten/kota pada tahun 2024.
“Ini adalah hasil kerja keras kita bersama. Namun, kita tidak boleh lengah. Masih ada 62 daerah yang membutuhkan perhatian khusus, dan ini tugas kita untuk menyelesaikannya,” tegas Arief.
Selain itu, NFA juga menargetkan pengurangan sisa pangan sebesar 3–5 persen mulai tahun ini. “Limbah pangan adalah masalah besar yang harus kita atasi bersama. Tidak hanya merugikan petani, tetapi juga berdampak pada lingkungan,” katanya.
Sebagai langkah awal, NFA mendorong rancangan Peraturan Presiden tentang penyelamatan susut dan sisa pangan (SSP). Pada akhir 2024, NFA bersama Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) meluncurkan metode baku untuk menghitung SSP. “Kami berharap metode ini menjadi acuan bagi berbagai pihak dalam mengelola pangan secara lebih efisien,” jelas Arief.
Acara pelantikan ini dihadiri oleh Plt. Sekretaris Utama NFA Sarwo Edhy, Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Hermawan, Kepala Biro Organisasi, Sumber Daya Manusia, dan Hukum Rachmad Firdaus, serta Inspektur NFA Imron Rosjidi.
Reporter :Echa
Baca juga
Jaga Stabilitas Harga dan Ketahanan Pangan, Polbangtan Kementan Gelar Operasi Pasar Pangan Murah
Kejar Target IP 200! Tenaga Ahli Menteri Pertanian Tinjau BP Barito Kuala
Petani Tanah Laut Berjuang Capai IP 200! Mentan Kirim Tim Ahli untuk Evaluasi