Sinar Tani, Sinjai — El Nino terus memakan korban. Kali ini musim kemarau panjang tersebut membuat ratusan hektar lahan pertanian di Kabupaten Sinjai mengering
Ditemu di ruang kerjanya, Sekretaris TPHP Sinjai Waris mengatakan dari jumlah lahan yang rusak tersebut terdiri dari 13 hektar tanaman padi mengalami puso (tidak ada hasil).
Sedangkan kategori rusak ringan ada 244 hektar, rusak sedang ada 137 hektar dan kategori rusak berat sekitar 50 hektar.
Lahan yang rusak ini berada di Kecamatan Sinjai Barat dan Sinjai Borong yang sementara dalam musim tanam, sedangkan 6 kecamatan lainnya sudah panen sejak bulan Agustus lalu.
“Akibat elnino ini laporan yang kami terima per hari ini sudah ada 13 hektar yang mengalami puso. Itu terjadi di desa Bijinangka (3 ha), Batu Belerang (3 ha), Pasir Putih (1 ha), Bonto Salama (4 ha) dan Turungan Baji (2 ha). Itu sudah tidak bisa terselamatkan lagi” jelasnya.
Sementara yang mengalami kerusakan berat terancam gagal panen sehingga dibutuhkan perhatian serius yang harus ditempuh dalam satu hingga dua pekan kedepan agar persawahan tersebut bisa mendapatkan air.
Kerusakan lahan pertanian terjadi karena debit air sungai berkurang yang menyebabkan saluran irigasi yang dialirkan ke sawah juga mengalami penurunan serta adanya pekerjaan rehabilitasi irigasi yang sementara berjalan sehingga penyaluran air ke persawahan tidak maksimal.
Langkah yang ditempuh untuk mengurangi jumlah area sawah agar tidak mengalami gagal panen adalah dengan memobilisasi bantuan pompa yang ada di kelompok tani khususnya diwilayah yang memiliki sumber mata air.
Sedangkan, untuk wilayah yang tidak memiliki sumber mata air, pihaknya memberlakukan pengaliran air ke sawah secara bergilir dari proyek irigasi yang sementara dalam proses perbaikan.
“Kami sudah meminta kepada dinas terkait yang melakukan rehab irigasi untuk secara bergantian dilakukan pengaliran selama 3 hari kemudian 3 hari berikutnya direhab lagi, karena ini satu-satunya jalan supaya tidak gagal panen,” jelasnya.
Ditambahkannya, untuk tanaman hortikultura dampak kemarau panjang ini hanya menyebabkan tanaman cabe yang ada di desa Boto Lempangeng terancam gagal sekitar 10 are. Sedangkan di desa lainnya baik itu cabe, dan sayur-sayuran masih aman.
Di sektor perkebunan tidak berdampak dengan kemarau panjang saat ini. Bantuan tanaman pala yang telah diberikan kepada petani saat ini dalam kondisi aman. Sementara untuk kelapa genjah sebagian besar petani belum melakukan penanaman.
“Untuk buah pala yang sudah ditanam kondisinya aman. Sedangkan untuk kelapa genjah yang sudah dibagikan beberapa waktu lalu saat ini masih berada dipekarangan rumah kelompok tani sambil rutin disiram. Mereka tanam nanti ketika cuaca bagus,” bebernya.
Reporter : Suriady
Baca juga
Kejar Target IP 200! Tenaga Ahli Menteri Pertanian Tinjau BP Barito Kuala
Petani Tanah Laut Berjuang Capai IP 200! Mentan Kirim Tim Ahli untuk Evaluasi
Jateng Panen Raya, Target 4,8 Juta Ton Gabah Siap Diserap Bulog