Sinar Tani, Semarang — Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah terus berikhtiar memperkuat Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD) dengan melibatkan unsur masyarakat melalui pembentukan Kader Pangan. Salah satu upaya membina kader pangan adalah dengan melaksanakan kegiatan Gathering Kader Pangan di Taman Celosia, Bandungan, Kabupaten Semarang.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari sosialisasi keamanan pangan yang sebelumnya dilaksanakan secara online melalui zoom meeting. Gathering Kader Pangan ini juga sebagai sarana untuk sharing dan diskusi terkait pola konsumsi dan keamanan pangan dengan tema “Mengenali, mencegah dan mengelola risiko penyakit yang ditularkan melalui pangan”. Dimulai untuk Kader Pangan dari Kota Surakarta, Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Dalam pengarahan pembukaan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah Ir. Dyah Lukisari, M.Si. mengatakan dibentuknya Kader Pangan dimaksudkan sebagai ujung tombak yang berada dan langsung berhubungan dengan masyarakat.
Para kader pangan dapat lebih jeli dalam melakukan pengawasan keamanan pangan. Kader pangan juga berperan menggerakkan dan mengedukasi masyarakat untuk peduli, mampu memilih dan mengkonsumsi pangan yang aman, memantau penyediaan pangan, serta melaporkan penyimpangan keamanan pangan di wilayahnya.
Lebih lanjut Dyah Lukisasri menegaskan : “ Kader pangan dihimbau tidak hanya memperhatikan keamanan pangan saja, tetapi juga harus dapat memberikan pemahaman di masyarakat terkait pemborosan pangan dengan tidak berlebihan dalam mengkonsumsi pangan.
“Di tahun 2023 akan dibuat Perda mengenai kedaulatan pangan, regulasi dimaksud juga mengatur pembatasan pemborosan pangan.” ujarnya.
Hadir juga pada acara tersebut Dra. Hj. Sri Marnyuni selaku Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah dengan dengan membawakan makalah “Mengenali Cemaran Pangan”.
Menurut Sri Maryuni, Pangan aman merupakan pangan yang bebas dari cemaran fisik, cemaran kimia maupun cemaran biologi. Cemaran fisik dapat beasal dari benda-benda asing yang dapat menyebabkan luka atau penyakit jika tertelan, misalnya pecahan gelas, potongan kayu, bagian tubuh seperti kuku, rambut.
Cemaran bahan-bahan kimia beracun termasuk toksin yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit, misalnya logam berat, pestisida, bahan tambahan kimiawi yang dilarang atau melebihi dosis. Cemaran biologi yaitu cemaran yang ditimbulkan oleh mikrobia misalnya bakteri, virus, kapang, khamir.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa pencegahan dan pengendalian bahaya dalam pangan dapat dilakukan dengan penerapan praktek higienis mulai dari usaha pertanian/peternakan sampai meja makan, melalui penerapan Good Agriculture Parctices (GAP) / Good Farming Practices (GFP), Good Slaughtering, Good Distribution Parctices (GDP), Good Manufacturing Practices (GMP).
Serta Penerapan Sistem Jaminan Mutu pd perusahaan atau industri pengolahan pangan, seperti Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), GMP, NKV, ISO.
Menurut Kepala Bidang Keamanan Pangan Lucia Sri Winarni Susilowati, SE, M.Si kegiatan gathering kali ini diikuti oleh Kader pangan yang terdiri dari : 1. Perwakilan Pokja III Tim Penggerak PKK di Kota Surakarta, Kota Salatiga, dan Kabupaten Semarang. 2. Perwakilan TP PKK Provinsi Jawa Tengah dan TP PKK Kota Semarang. 3. Petugas yang menangani keamanan pangan dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang; Dinas Pangan dan Pertanian Kota Salatiga; serta Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta.
Lebih lanjut wanita yang akrab disapa Lusi ini, mengatakan bahwa Dishanpan selalu mengedukasi masyarakat untuk menerapkan pola makan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini penting karena pola makan yang tidak sehat dapat berdampak buruk keberlangsungan lingkungan hidup dan ketahanan pangan di masa depan.
“ Gastronomi berkelanjutan yang memanfaatkan sumber pangan dan budi daya lokal dari keanekaragaman hayati yang berlimpah di berbagai daerah di Indonesia dapat menjadi solusi krisis pangan masa depan.” ujarnya .
Gastronomi merupakan ilmu tentang makanan dan budaya makanan. Ternyata dari telaah gastronomis, jenis makanan dan tata boga berkorelasi erat dengan budaya, adat istiadat dan tradisi bangsa. Gastronomi atau tata boga adalah seni, atau ilmu akan makanan yang baik (good eating).
Menutup acara gathering Chef Wayan mendemonstrasikan bagaimana cara memasak yang benar beberapa menu masakan keluarga berbasis pangan lokal. Ada nasi kebuli, chicken katsu dan udang goreng.
Yang istimewa adalah yang ditanak menjadi nasi kebuli tersebut berasal beras analog yang berbahan baku dari singkong. Sedang tepung yang dibuat chicken katsu dan udang goreng adalah tepung mocaf yang juga berbahan baku dari singkong. Acara ini diikuti dengan angat antusias oleh seluruh peserta gathering. Kemudian terbukti dengan penanganan yang benar, bahan pangan lokal tersebut dapat menghasilkan masakan yang lezat serta bernilai gizi tinggi.
Reporter : Djoko W
Cetak Sawah 3 Juta Ha, Mentan Minta Dukungan Pengusaha Tionghoa
Jadi Pelopor Penerapan Perpres Penganekaragaman Pangan, NTT Siap
Menteri Pertanian Dorong Pertanian Modern dengan Libatkan Generasi Muda dan Teknologi