Sinar Tani, Sragen — Panen raya nusantara 1 juta hektare yang serentak dilaksanakan di 30 provinsi dan 113 kabupaten disambut baik Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Lembaga yang melaksanakan tugas pemerintah di bidang pangan tersebut siap mengawal panen raya melalui peningkatan serapan beras Perum Bulog .
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi, Sabtu, (11/3), di Sragen, mengatakan guna meningkatkan serapan sebelum memasuki musim panen Bulog secara bertahap sudah menyiapkan diri, salah satunya membangun Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 13 lokasi.
Melalui MRMP ini Bulog memiliki sejumlah unit mesin yang bisa digunakan untuk mengolah gabah, dari mulai penerimaan, pengeringan, kemudian sampai color sorter.
“Dengan adanya MRMP ini memungkinkan Bulog untuk bisa menyerap gabah dari petani atau Gapoktan. Jadi peluang Bulog menambah serapannya semakin besar karena tidak hanya mengandalkan pasokan dari penggilingan tetapi juga bisa langsung turun menyerap gabah petani,” ujarnya.
Agar upaya penyerapan langsung ke petani tersebut dapat berjalan, NFA mendorong Bulog secara aktif melakukan jemput bola.
“Kondisi yang sering ditemui, petani agak kesulitan langsung masuk ke Bulog di antaranya karena kondisi lokasi lahan pertanian yang sulit dijangkau, sehingga ke depan kita arahkan Bulog untuk jemput bola. Langkah tersebut menambah saluran penyerapan gabah/beras ke Bulog,” ucapnya.
Upaya jemput bola ini, menurut Arief, merupakan bagian dari perbaikan yang dilakukan Bulog. Pihaknya mengarahkan agar dalam pelaksanaannya Bulog melakukan contract farming dengan Gapoktan-gapoktan, sehingga produksinya bisa langsung disalurkan ke Bulog.
“Itu cukup membantu kita meningkatkan serapan sekaligus menjaga harga dasar di tingkat petani tidak jatuh,” ucapnya.
Arief mengatakan, selain perbaikan dari sisi pembangunan fasilitas produksi dan strategi jemput bola, dari sisi produksi dan kualitas produk pun Bulog telah mengalami banyak perbaikan.
“Kualitas produk beras Bulog saat ini telah jauh berbeda dan semakin baik. Hal tersebut dibuktikan saat pelaksanaan SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan), beras SPHP Bulog telah masuk dan tersedia di modern market. Kita tahu modern market memiliki standar yang ketat terhadap kualitas,” tandasnya.
Selain itu, Arief menambahkan, pihaknya juga telah membekali BUMN Pangan tersebut dengan sejumlah regulasi atau payung hukum yang dapat mendukung peningkatan serapan. Di antaranya surat penugasan pengadaan gabah/beras dari dalam negeri melalui penyerapan 2,19 juta ton dengan target pemenuhan 70% pada panen raya Maret sampai dengan Mei ini.
Penyerapan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai skema seperti skema Cadangan Beras Pemerintah (CBP), fleksibilitas, atau melalui skema komersial.
Selain itu, dalam waktu dekat juga Bulog akan dibekali regulasi baru terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Dengan HPP terbaru tersebut, diharapkan Bulog akan memiliki harga yang baik untuk menyerap sehingga turut berkontribusi menjaga keseimbangan harga gabah di tingkat petani, pedagang, dan konsumen.
“Perbaikan-perbaikan tersebut kita lakukan secara bertahap. Kalau orang mengamati Bulog, harusnya hari ini sudah banyak yang dilakukan,” ujarnya.
Arief menegaskan, langkah perbaikan ini tidak terlepas dari komitmen untuk meningkatkan serapan gabah/beras Bulog dalam rangka mengisi stok Cadangan Beras Pemerintah (CPP) sehingga target stock on hand CBP pada akhir 2023 sebesar 1,3 juta ton dapat tercapai.
Selain itu, dengan serapan yang tinggi Bulog dapat memperkuat perannya sebagai stabilisator harga baik di tingkat produsen (petani) maupun di konsumen. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan agar harga beras berada di tingkat yang wajar baik di tingkat produsen, distributor, dan konsumen.
Dengan berbagai langkah perbaikan ini, Arief berharap kepercayaan stakeholder perberasan nasional terhadap Bulog semakin baik.
“Bulog siap memperkuat perannya dalam ekosistem perberasan nasional. Ke depannya berbagai penugasan pemerintah terkait hilirisasi siap dijalankan Bulog. Masyarakat tidak perlu ragu menggunakan produk beras Bulog begitu juga penggilingan padi diharapkan dapat terus meningkatkan sinergitasnya dengan Bulog,” ungkapnya.
Reporter : Echa
Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan, Pemprov Kalsel Gelar Gerakan Pangan Murah
Wilmar Padi Indonesia Optimalkan Lahan Rawa Banyuasin untuk Tingkatkan Produksi Padi
Cetak Sawah 3 Juta Ha, Mentan Minta Dukungan Pengusaha Tionghoa