Sinar Tani, Medan — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengingatkan Perum Bulog untuk segera meningkatkan penyerapan hasil panen raya secara maksimal, terutama di wilayah Sumatera Utara. Penyerapan ini sangat penting mengingat target Optimasi Lahan (Oplah) Rawa di provinsi ini merupakan salah satu yang terbesar, mencapai sekitar 30 ribu hektar.
“Jangan sampai petani yang sudah bekerja keras siang dan malam merasa diabaikan karena Bulog lalai. Ini harus menjadi perhatian serius. Bulog harus siap menyerap hasil panen petani agar harga tidak jatuh,” tegas Wamentan saat menghadiri Rapat Koordinasi Perluasan Areal Tanam (PAT) di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) I Bukit Barisan Medan, Senin (12/8).
Wamentan juga menyoroti capaian Perluasan Areal Tanam (PAT) di Sumatera Utara yang saat ini masih relatif kecil, yaitu baru sekitar 4 ribu hektar dari total target. Ia mendorong jajaran Dinas Pertanian Sumatera Utara untuk mempercepat realisasi PAT guna menjaga stabilitas produksi pangan.
“Pak Kadis, jika ini bisa dicapai lebih cepat, tentu persentase pencapaian akan lebih tinggi. Kami berharap, dengan adanya desain yang sudah matang, tidak ada alasan untuk tidak segera merealisasikan program ini,” ungkapnya.
PAT adalah salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam menjaga produksi pangan strategis, terutama padi, di tengah ancaman kekeringan dan fenomena El Niño. Program ini dilaksanakan melalui optimalisasi lahan rawa, penanaman padi gogo, dan solusi cepat pompanisasi.
Wamentan juga memberikan apresiasi terhadap capaian pompanisasi di Sumatera Utara yang hingga 10 Agustus 2024 telah mencapai 80 persen dari target 49.704 hektar. “Pompanisasi tidak perlu dibatasi, boleh lebih dari target 49 ribu hektar. Kalau bisa 100, 120, atau bahkan 200 persen, kenapa tidak?” katanya.
Menjelang akhir tahun, total target PAT di Sumatera Utara sudah mencapai 97.000 hektar, di mana 30 persen di antaranya adalah optimasi lahan rawa. Wamentan menekankan bahwa lahan rawa tidak hanya dibiarkan begitu saja, tetapi diolah dan dioptimalkan agar menjadi lahan produktif.
“Rawa yang dioptimalkan bisa menghasilkan lebih dari sekali panen dalam setahun. Dengan teknik konstruksi yang tepat, lahan rawa yang biasanya hanya panen sekali bisa ditingkatkan menjadi dua kali setahun, atau lebih,” jelas Sudaryono.
Reporter : Humas Ditjen Tanaman Pangan
Baca juga
Jateng Panen Raya, Target 4,8 Juta Ton Gabah Siap Diserap Bulog
Jelang Ramadhan, Menko Pangan Perkuat Harga Stabilitas Pangan
Komitmen Pemerintah Jaga Harga Gabah Rp 6.500/kg