Sinar Tani, Jakarta — Memeriahkan Pra Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo pada tanggal 18-20 Nopember 2022, Jaringan Petani Muhammadiyah dikomandoi Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes mengadakan Webinar Series yang ke-2, setelah sebelumnya sukses melaksanakan webinar seri pertama Kamis (6/10).
Ketua Panitia, Raja Santosa menyampaikan bahwa Webinar Series ini merupakan kerjasama antara Kementerian Pertanian RI dengan Jaringan Petani Muhammadiyah yang akan dilaksanakan sebanyak 4 kali beruturut-turut di bulan Oktober.
“Dan Hari Kamis tanggal 13 Oktober 2022 ini adalah Webinar Series yang ke-2 dengan tema Trend Tanaman Pangan Masa Depan,” ungkapnya
Webinar series ke 2 menghadirkan narasumber Dekan Fakultas Pertanian UMJ , Ir. Sularno, M.Si, Praktisi Pertanian, Dr. Mochammad Sobri, S.Pt., MP, dan Dekan Fakultas Pertanian UMY, Ir. Indira Prabasari, MP., P.Hd
kegaitan webinar series ke 2 dimoderatori Ketua Divisi Humas Jaringan Petani Muhammadiyah, Nofyan Safri, S.Sos.I
Dalam sambutanya Rektor ITB Muhammadiyah Bali, Dr. Ismoyo Soemarlan mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Webinar Series Jaringan Petani Muhammadiyah.
Ia berharap webinar ini bisa menjadi pelopor ketahanan pangan kedepannya.
“ITB Muhammadiyah Bali siap mendukung kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan JPM dan kebijakan-kebijakan Kementerian Pertanian RI yang mennguntungkan para petani, serta ITB Muhammadiyah Bali ikut berpartisipasi terhadap restrukturisasi pertanian/persawahan yang digusur untuk pembangunan jalan tol di Bali,” ujar Ismoyo
Sementara itu Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Ir. Suwandi, M.Si, menyampaikan Kementerian Pertanian akan terus berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Fakultas Pertanian untuk mengembangkan dan memajukan pertanian Indonesia.
“Tanah Indonesia itu subur dan kami memberi nama Nusantara Land of Harmony sehingga dicanangkan akan menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045,” tegasnya.
Suwandi menambahkan bahwa Presiden Jokowi selalu menyampaikan bahwa Indonesia sudah 3 tahun kebelakang tidak lagi melakukan impor beras diharapkan juga tahun 2024 nanti Indonesia dapat swa sembada jagung.
Pada kesempatan yang sama Ir. Sularno, M.Si menjelaskan bahwa Diversifikasi Produksi Bahan Pangan dan Ketahanan Pangan Indonesia untuk Indonesia kedepan.
“Bahwa kekayaan nusantara ini sangat luar biasa karena Indonesia hampir semuanya punya dan bahan pangan pengganti beras seperti jagung, sorgum, gandum, jewawut, singkong, porang, ubi, ganyong, gembili, talas, garut dan uwi dan jenis tanaman ini sangat cocok menjadi alternatif bahan pangan yang sehat dan cocok di tanam di lahan kering,” ungkap Sularno
Sedangkan praktisi pertanian Dr. Mochammad Sobri mengungkapkan bahwa apabila para petani ingin mengambil peran dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia maka petani-petani lokal dan khususnya petani milenial harus paham dan melek terhadap teknologi pertanian.
Serta dapat memproduksi pupuk sendiri sehingga tidak ketergantungan terhadap pupuk-pupuk yang berbahan kimia sehingga kita dapat memproduksi hasil pertanian yang sehat dan petani-petani yang berkemajuan.
Sementara itu Ir. Indira Prabasari, MP., P.Hd menyatakan pangan fungsional adalah pangan yang selain bergizi, juga mempunyai komponen aktif yang bermanfaat bagi Kesehatan.
Antara lain Mocaf, Konyaku, Herbal Beverage, dan Fermenteed Food : teh kombucha kefir. Dan yang perlu diperhatikan juga adalah proses pertanian dari hulu ke hilir karena proses agribisnis pertanian tersebut harus disiapkan juga.
Indira menyampaikan bahwa petani lokal pasti hebat dalam hal pertanian yang selama ini digelutinya, namun tidak semuanya hebat dalam hal teknologi dan memasarkan.
“Petani millenial harus dapat memahami perkembangan teknologi karena dengan teknologi petani dapat inovatif, adaptif, dan kreatif, dan dapat menguasai pangsa pasar. Webinar ini diharapkan menghasilkan petani-petani milenial yang akan meningkatkan kedaulatan ketahanan pangan Indonesia,” pungkasnya.
Reporter : Dede/Nofyan S
Tanaman pangan fungsional bisa juga di katagorikan penganti pangan tergantungan .sistem budidayanya mudah dan ramah lingkungan .