20 Maret 2025

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Beranda » Cegah Wabah PMK, Polbangtan Kementan Terapkan Biosecurity Super Ketat

Cegah Wabah PMK, Polbangtan Kementan Terapkan Biosecurity Super Ketat

SINAR TANI, Bogor — Polbangtan Kementan bergerak cepat mencegah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan menerapkan biosecurity super ketat. Langkah ini diharapkan mampu melindungi peternakan dan menjaga kesehatan hewan.

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menerapkan langkah-langkah biosecurity ketat guna mencegah masuk dan menyebarnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Teaching Farm (TEFA) Jurusan Peternakan.

Upaya ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak serta memberikan edukasi langsung kepada mahasiswa tentang pentingnya pengendalian penyakit menular di sektor peternakan.

PMK merupakan penyakit virus yang menyerang hewan berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba.

Penyakit ini sangat menular dengan gejala seperti air liur berlebihan, lepuh di mulut dan hidung, demam tinggi, hingga kematian mendadak pada anak hewan.

Sejarah mencatat, PMK pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1887 akibat impor sapi dari Belanda ke Pulau Jawa.

Sebagai langkah konkret, TEFA Jurusan Peternakan Polbangtan Bogor menerapkan biosecurity ketat dengan mengontrol akses kendaraan dan individu ke area kandang.

Setiap kendaraan yang masuk wajib melewati proses desinfeksi di pintu gerbang, sementara pengunjung diwajibkan menggunakan alas kaki khusus yang telah direndam dalam larutan desinfektan.

“Kami sangat serius dalam menjaga kesehatan ternak di Teaching Farm. Langkah-langkah biosecurity ini tidak hanya melindungi ternak dari PMK, tetapi juga memberikan edukasi langsung kepada mahasiswa tentang pentingnya penerapan biosecurity di lapangan,” ujar Deni Suprajat, Ketua TEFA Jurusan Peternakan.

Selain itu, penyemprotan desinfektan secara rutin dilakukan di seluruh area TEFA, termasuk kandang dan fasilitas pendukung lainnya.

Prosedur ini menggunakan bahan yang telah direkomendasikan sesuai standar kesehatan hewan untuk memastikan lingkungan tetap steril.

Peran Mahasiswa
Mahasiswa yang tergabung dalam pengelolaan TEFA juga dilibatkan dalam berbagai aspek biosecurity.

Baca Juga :  Ribuan Ternak Terancam, Kementan Tanggap Penyebaran PMK di Gorontalo

Mereka diberikan pelatihan tentang cara mendeteksi gejala awal PMK, melakukan desinfeksi kandang, serta memahami pentingnya vaksinasi dan nutrisi bagi ternak.

Debby Fadhilah Pazra, dokter hewan sekaligus dosen Jurusan Peternakan, menekankan pentingnya peningkatan kewaspadaan.

“PMK mulai mewabah lagi, jadi kita perlu meningkatkan kewaspadaan agar ternak tidak terkena dampaknya. Yang perlu diperhatikan adalah memperketat lalu lintas kendaraan ke area ternak, membatasi akses orang luar ke kandang, melakukan vaksinasi PMK, memastikan nutrisi ternak terpenuhi, serta rutin memeriksa kesehatan ternak. Mahasiswa TEFA juga bisa dilibatkan dalam semua langkah ini,” ungkapnya.

Melalui penerapan biosecurity yang disiplin, Teaching Farm Jurusan Peternakan Polbangtan Bogor diharapkan dapat menjadi model peternakan sehat yang berkelanjutan.

Ke depan, mahasiswa yang telah mendapatkan pengalaman langsung di lapangan akan memiliki bekal kuat untuk mengelola peternakan secara profesional, sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional.

Jutaan Vaksin
Di tingkat Pusat, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengalokasikan sekitar Rp100 miliar untuk pengadaan 4 juta dosis vaksin PMK.

Langkah ini bertujuan untuk mengendalikan penyebaran virus yang kini banyak ditemukan di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Kami minta wilayah yang belum terkena diberikan pencegahan lebih awal, karena itu jauh lebih bagus. Dulu periode pertama pernah terjadi di Bogor, tapi kita bergerak cepat sebelum media mengetahuinya. Sekarang, bukan hanya daerah yang terpapar yang harus divaksin, tapi juga wilayah yang masih aman,” ujar Mentan Amran.

Mendukung langkah Kementan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi menyampaikan bahwa pihaknya akan berperan aktif dalam pelatihan dan pendidikan SDM pertanian untuk meningkatkan kemampuan dalam pengendalian dan pencegahan penyakit PMK.

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini