Sinar Tani, Kendal — Jaga ketersediaan jagung untuk bahan baku pakan, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian melakukan berbagai langkah. Salah satunya dengan membuat pengembangan jagung wilayah khusus di Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur, masing-masing seluas 1.000 hektar.
Empat bulan kedepan para layer atau peternak ayam di kabupaten Kendal, tidak perlu cemas lagi akan ketersediaan jagung, bakal pakan ayam mereka. Pasalbta telah dipersiapkan 1.000 hektar pertanaman jagung intensif, dalam rangka kegiatan Pengembangan Jagung Wilayah Khusus.
Di areal terbut, petani pelaksana akan dibantu sarana produksi lengkap serta pendampingan, penyuluhan dari penyuluh pertanian serta petugas di lapangan. Sehingga petani akan dapat menerapkan teknologi budidaya jagung secara baik dan tepat. Dengan melaksanakan Good agricultural practice (GAP) tidak mustahil akan dihasilkan 10 ton jagung pipilan per hektarnya.
Sebagai langkah awal, telah dilaksanakan “ Sosialisasi dan penandatanganan MoU”, kegiatan Pengembangan Jagung di Wilayah Khusus di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal beberapa waktu lalu.
Pada kesempatan tersebut perwakilan dari Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Frans B Damanik ,SP,MSiM mengungkapkan bahwa Program Pengembangan Jagung di Wilayah Khusus akan dilaksanakan di Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur. Masing-masing seluas 1.000 hektar.
“ Karena masih bersifat khusus, maka kegiatan ini akan di handel langsung dari pusat, dinas pertanian provinsi dan kabupaten membantu menyiapkan lokasi dan pelaksana program” ujarnya.
Lebih lanjut Frans mengatakan Pemerintah akan membantu sarana produksi kepada petani pelaksana. Setiap hektar lahan petani akan menerima bantuan berupa benih jagung hibrida 15 kg, pupuk NPK 100 kg, pupuk organik cair (POC) 3 liter dan pestisida hayati 2 liter.” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Indarwanti, SP menyampaikan bahwa Program Pengembangan Jagung di Wilayah Khusus tersebut akan dilaksanakan di 5 kecamatan. Yaitu di Kec.Pegandon, kecamatan Gemuh, kecamatan,Patean, kecamatan Pageruyung dan kecamatan Sukorejo.
“ Kegiatan ini akan melibatkan tidak kurang dari 2000 petani, yang tergabung dalam 44 kelompoktani, tersebar di 26 desa sentra tanaman jagung.” katanya
Sementara itu, Penyuluh Pertanian senior yang hadir mewakili Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Maryoto, mengatakan bahwa kabupaten Kendal merupakan daerah penghasil jagung potensial di Jawa Tengah.
Pada tahun 2022 tercatat ada pertanaman jagung seluas 40.174 Ha, dengan produktivitas rata-rata 61,47 ku/ha maka pada tahun 2022 kabupaten Kendal menghasilkan 246.933 ton jagung pipilan kering.
“ Kendal berkontribusi 6,6% produksi jagung provinsi Jawa Tengah.” ungkapnya
Dalam sosialisasi yang dihadiri petani pelaksana dan perwakilan dari peternak ayam tersebut dicapai kesepakatan antara lain petani penerima bantuan kegiatan Pengembangan Jagung di wilayah khusus TA. 2023 memprioritaskan menjual hasil panen jagung kepada peternak layer kabupaten Kendal.
Selain itu harga jual jagung mengikuti harga saat panen, apabila harga saat panen diatas Rp 5.000,- perkilo, peternak mendapat potongan harga Rp 100,- per kg.
Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Ir. Puji Yuwono yang juga hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa di kabupaten Kendal banyak masyarakat yang mempunyai matapencaharian sebagai peternak ayam atau layer.
“Sebagian besar berupa peternak UMKM, namun ada sekitar 7 peternak ayam yang cukup besar” katanya.
Perwakilan Kelompok Tani yang menandatangi MoU pada hari itu adalah Sugeng dari kecamatan Patean, Waryadi dari kecamatan Pagerruyung, Fahrul Falah dari kecamatan Sukorejo, Pujiono dari kecamatan Gemuh dan Sunaryo dari kecamatan Pegandon.
Para petani tersebut menyatakan gembira dan menyambut baik kegiatan tersebut. Mereka hanya mengharapkan agar bantuan dapat disalurkan mengikuti azas 5 tepat, yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat dan tepat mutu. Sehingga petani dapat menerapkan teknologi budidaya jagung dilahan mereka dengan baik.
Sedangkan perwakilan Peternak Layer yang hadir adalah Rifqi Wafa dari kecamatan Patean, Daryono dari kecamatan Pagerruyung, Asnawi dari kecamatan Sukorejo dan Adi Purwanto dari kecamatan Pegandon.
Para peternak ini juga menyambut baik langkah pemerintah sebagai Tindakan nyata menanggapi masalah yang dihadapi peternak. Namun apabila dimungkinkan peternak juga mengharap agar subsidi harga yang diberikan pemerintah dapat di tingkatkan lagi.
Sebagai gambaran, harga pasar jagung rata-rata di Jawa Tengah pada tanggal 10 September 2023, tertinggi di Blora mencapai Rp 6.100,- per kg, sedang yang terendah ada di Banyumas yaitu Rp 5.000,- per kg.
Reporter : Djoko W
Baca juga
Jawa Tengah Gencar Kendalikan PMK, Vaksinasi Capai 92%
Kementan Siapkan 4 Juta Dosis Vaksin PMK
Kementan Buka Hotline Laporan Cepat Penyakit Hewan