Sinar Tani, Gowa — Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri peresmian Kandang Ayam Close House Mappaselling Farm, di Dusun Kaballokang, Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju. Dengan adanya kandang tersebut menjadikan Kabupaten Gowa sebagai lokasi pengembangan ayam broiler.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa persoalan pangan menjadi hal kebutuhan nomor satu saat ini. Sebab, ketahanan pangan sangat identik dengan ketahanan negara.
“Hari ini adalah salah satu upaya dari sebuah sektor swasta yang berkomitmen untuk menyiapkan protein hewani, dan seperti kita ketahui ayam dan telur adalah protein hewani yang termurah dan mudah di dapat. Tentunya selain ikan dan sayur-sayuran tetapi secara nasional ayam dan telur adalah sumber protein yang termurah saat ini,” ujar Syahrul.
Lebih lanjut Mentan mengatakan bahwa berbicara budidaya peternakan yang menjadi kunci utama yang kita lakukan adalah bagaimana membuat usaha itu efisien. Salah satu yang bisa membuatnya efisien yaitu dengan tekhnologi, inovasi dan hari ini Mappaselling Farm telah membuat tekhnologi dan inovasi tersebut.
“Closed house adalah salah satu teknik modern yang ada untuk pemeliharaan ayam secara efisien baik itu ayam petelur maupun ayam peternak. Kurang lebih efisiensinya sampai 30 persen dibanding dengan kandang yang terbuka. Kemudian adalah tingkat mortalitas atau kematian ini juga menentukan tingkat keuntungan dari sebuah usaha peternak, dan ketiga adalah nilai tambah yang masuk dengan yang dihasilkan harus seimbang dan harus untung dan Closed House adalah jawabannya.,” tuturnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Kamsina mengatakan bahwa peternakan ayam ras di Kabupaten Gowa, baik ayam ras pedaging maupun ayam ras petelur telah berkembang pesat selama lima tahun terakhir.
Pasalnya, ayam ras tipe pedaging atau ayam broiler atau yang lebih populer dengan nama ayam potong populasinya sudah mencapai 2.100.000 ekor pada 2022. Nilai itu belum termasuk dengan pengembangan peternakan yang baru dikelola ini.
“Jadi periode produksinya tergolong cepat yakni rata-rata sebanyak 6 kali setahun,” katanya di sela-sela peresmian.
Kamsina menyebutkan, dengan populasi besar tersebut, Kabupaten Gowa dapat menghasilkan sekitar 17 juta ton karkas ayam potong dalam setahun jauh. Sementara penghasilan ini jauh lebih tinggi dari kebutuhan masyarakat di Kabupaten Gowa yang hanya sekitar 6,2 juta ton pertahun. Hal ini menandakan bahwa terjadi surplus sekitar 10,8 juta ton ayam potong per tahun.
“Kondisi ini pun telah memberikan kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Sulawesi Selatan khususnya pelanggan terbesar Kota Makassar,” ungkapnya.
Lanjutnya, perkembangan populasi ayam broiler tidak terlepas dari penerapan tekhnologi pemeliharaan unggas secara modern yang tercipta melalui kerjasama antara pihak swasta dengan peternak yang lebih dikenal dengan nama kemitraan.
“Kami sangat senang dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para investor agar dapat ambil bagian mengembangkan peternakan ayam di Kabupaten Gowa. Apalagi hampir 100 persen peternak ayam disini dikelola dalam bentuk kemitraan yang berarti peternakan mandiri sudah tidak ada lagi,” ujarnya.
Kamsina juga menekankan bahwa perjanjian kerjasama kemitraan ayam potong antara perusahaan inti dengan peternak plasma hendaknya didasari prinsip-prinsip kerjasama yang saling menguntungkan.
“Kami sadari ada celah manajerial dan teknis peternakan ayam potong yang tidak berimbang antara perusahaan inti dengan peternak plasma. Sehingga berdasarkan aturan main unsur pemerintah yakni Dinas Peternakan harus hadir minimal mengetahui isi perjanjian kerjasama itu, karena fungsi pemerintah hadir sebagai regulator dan melindungi para pihak,” jelas Kamsina.
Pada kesempatan yang sama Direktur Mappaseling Farm House, Farouk M. Beta mengatakan bahwa tujuan dirinya mengembangkan usaha ini di Kabupaten Gowa karena pihaknya mempunyai niat tulus untuk berkontribusi kepada pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat.
“Kami beserta manajemen Farm House bertekad untuk memajukan dan mengembangkan usaha ini karena peternakan ini harus maju, masyarakatnya juga harus maju. Sehingga negara pun harus tercukupi kebutuhan pangannya,” ungkapnya.
Sekadar diketahui usaha kandang ayam potong ini berada diatas tanah dengan luas kurang lebih 1,1 hektar. Didalamnya terdapat 2 kandang ayam yang bertingkat dua berukuran 120 x 16 Meter dengan kapasitas daya tampung ayam 120.000 ekor ayam.
Reporter : Suriady
Polbangtan Bogor Gelar Vaksinasi Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan
Kementan Dorong Perluas Ekspor Produk Unggas Nasional
Perluas Pasar, Indonesia Ekspor Telur Tetas ke Timur Tengah