Sinar Tani, Deli Serdang — Peternakan terpadu milik Babe Aan di Desa Pematang Sei Jonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara pantas dijadikan referensi. Pasalnya dengan menggabungkan peternakan sapi, ayam, entog dan ikan yang diberikan pakan maggot terus berkembang pesat.
Walaupun dimulai secara otodidak, peternakan terpadu Babe Aan yang dimulai sejak beberapa tahun lalu ini terus berkembang pesat. Hal itu tidak lepas dari kegigihan dan pandai melihat peluang pasar yang ada.
Diungkapkan Babe Aan, saat ini ia memelihara sapi potong dan pembibitan dengan kapasitas kandang 60 ekor sapi bakalan dan 20 ekor bibit sapi jenis PO, Simental dan Limosin yang dikembangkan dengan sistem Insiminasi Buatan ( IB ).
Selain sapi, Babe Aan juga menggunakan lahan seluas 2 ha untuk beternak unggas jenis entok dan ayam buras.
“Saya melihat banyaknya permintaan entok dan telur untuk keperluan rumah makan maupun acara hari-hari besar agama, karena itu saya memutuskan untuk memelihara entok dengan jumlah awal 40 ekor,” ungkapnya.
Ditambahkan Babe Aan, dalam memenuhi kebutuhan bibit entoknya, ia menggunakan mesin tetas eletrik yang dibuatnya sendiri. Dan saat ini jumlah ternak entok yang dipelihara mencapai 5 000 ekor.
“Sementara untuk ayam buras atau ayam kampung saat ini berjumlah 8 000 ekor indukan,” ungkapnya.
Maggot Sebagai Sumber Pakan
Untuk kebutuhan pakan ribuan ternaknya, Babe Aan memanfaatkan berbagai sumber protein yang ada disekitar. Mulai dari memanfaatkan limbah pabrik roti dan panganan kadaluarsa hingga beternak maggot.
“Untuk pakan awalnya saya mengumpulkan limbah roti dan panganan kadaluarsa dari pabrik-pabrik disekitar Kota Madya Medan dan Kabupaten Deli Serdang,” ungkapnya.
Limbah pabrik roti tersebut diolah secara khusus sesuai standart nutrisi pakan sapi. Dalam kelengkapan pakan untuk kesempurnaan memberikan pakan hijauan sebanyak 10% dari berat badan/
“Sedangakan untuk pemeliharaan digunakan sistim kereman dimana tetap dalam kandang tanpa padang penggembalaan,” tambahnya.
Selain menggunakan limbah roti, saat ini Babe Aan juga mengembangkan peternakan maggot sebagai sumber pakan.
Maggot diternak di kendang khusus seluas 7×25 meter yang didalamnya ditempatkan 50 kotak kendang koloni maggot 3 tingkat.
“Dari kendang ini bisa menghasilkan maggot 5-10 ton per 15-21 hari. Dengan perhitungan 1 gram maggot bisa menghasilkan 5 kg maggot siap panen,” jelasnya.
Maggot yang diternakkan digunakan sebagai sumber pakan sapi, ayam, entok dan ikan lele, yang diberikan dalam keadaan hidup/maggot segar 25-30% dari kebutuhan pakan.
“Untuk sapi diberikan dalam bentuk tepung yang dibuat konsentrat pakan,” ungkapnya.
Babe Aan yang belajar beternak secara otodidak ini mengatakan bahwa kunci keberhasilan usahanya terletak pada berbagai ilmu secara iklan dan berlaku jujur.
Karena itu ia selalu membuka peternakannya bagi siapa saja yang ingin belajar secara gratis. Selain itu ia juga membuka Kerjasama kepada kelompok tani maupun PKK dalam hal penyediaan kebutuhan bibit sapi, entok , ayam buras, magot serta ikan lele.
“Mari kita dukung Pemerintah memenuhi kebutuhan pangan,” tutupnya.
Reporter : Istansu
Polbangtan Bogor Gelar Vaksinasi Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan
Kementan Dorong Perluas Ekspor Produk Unggas Nasional
Perluas Pasar, Indonesia Ekspor Telur Tetas ke Timur Tengah