Sinar Tani, Makassar – Perkembangan kasus PMK di Sulawesi Selatan mengalami penurunan dengan tingkat kesembuhan yang semakin meningkat, hal tersebut disampaikan Sekertaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Hayat Gani pada Rapat Koordinasi dan Evaluasi Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan, Selasa (13/12).
Diungkapkan Abdul Hayat, update perkembangan kasus PMK di Sulsel pertanggal 11 Desember 2022, jumlah Kabupaten Kota tertular sebanyak 22, 144 Kecamatan dan 367 Desa/Kelurahan tertular. Total ternak sakit sebanyak 14.408 ekor, ternak mati sebanyak 126 ekor, ternak potong bersyarat 629 ekor, ternak sembuh 10.998 ekor, dan sisa kasus sebanyak 2.655 ekor.
“Berdasarkan grafik setiap hari kondisi kasus PMK sudah melandai dan tingkat kesembuhan juga semakin bertambah,” ucapnya.
Bertambahnya tingkat kesembuhan hewan ternak yang rentan terhadap PMK ini, Abdul Hayat pun meminta kepada seluruh Tim Satgas Penanganan PMK di seluruh Kabupaten Kota hingga ke tingkat Desa/Kelurahan untuk dapat memberikan masukan, ide, gagasan, dan inovasi dalam penanganan kasus PMK di daerahnya masing-masing.
Upaya yang dilakukan, lanjutnya, berdasarkan dengan cara-cara pendekatan berkearifan lokal untuk memastikan efektivitas atas upaya yang dilakukan dalam mengendalikan kasus PMK di Sulsel.
“Kita ingin outcome yang jelas bukan lagi output-nya terkait efisiensi dan efektivitas pengendalian kasus PMK. Kalau kita sepakat dengan itu maka, masukan, ide, gagasan, inovasi dalam pelaksanaan tugas ini selaku Tim Satgas, kita sangat butuhkan. Bagaimana pun juga tiap daerah tentu ada cara-cara pendekatan kita pastikan apa yang efektif dan tidak efektif,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Koordinator Pengendalian Operasi Satgas PMK Nasional Brigadir Jenderal Ary Laksmana Widjaja mengungkapkan, diperlukan upaya konkret oleh para Tim Satgas dengan berkolaborasi memberikan masukan dan berbagi pengalaman terkait penanganan kasus PMK.
“Bagaimana parameter untuk melakukan upaya-upaya mengurangi bahkan meniadakan PMK di bumi Indonesia dan memang ada beberapa upaya yang harus kita lakukan secara optimal melalui kajian-kajian untuk memperbaiki catatan pencapaian yang ada,” ungkapnya.
Ary juga mengapresiasi jumlah total hewan ternak di Sulsel yang sembuh klinis dan itu diakuinya sebagai capaian-capaian yang cukup bagus dan masih harus terus ditingkatkan.
Terkait dengan capaian vaksinasi untuk kasus PMK di Sulsel, Ary mengaku masih rendah namun itu menjadi tantangan yang harus dijalankan oleh para Tim Satgas khususnya tim vaksinator.
“Capaian vaksinasi untuk Sulawesi Selatan baru pada 8,83 persen itu jika dibandingkan dengan populasi yang ada. Kenapa angkanya masih rendah, Sulawesi Selatan ini termasuk salah satu lumbung ternak nasional, sehingga jumlah populasinya banyak sehingga memang yang harus divaksin banyak,” ujarnya.
Selain itu, katanya, Sulawesi Selatan memiliki permasalahan yang sedikit berbeda dengan wilayah yang lain, dimana hewan ternak di Sulsel banyak yang berkeliaran di hutan sementara di beberapa daerah lain khususnya di Jawa, hewan ternaknya berkumpul di kandang.
Reporter : Suriady
Kementan Dorong Perluas Ekspor Produk Unggas Nasional
Perluas Pasar, Indonesia Ekspor Telur Tetas ke Timur Tengah
Pelayanan Prima, Kementan Terima Penghargaan Kementerian PANRB