Sinar Tani, Batu — Selain dikenal sebagai Kota Wisata, Batu Malang ternyata juga memiliki daerah penghasil susu sapi yang berkualitas. Ya, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu merupakan sentra peternakan dan pengolahan sapi yang sudah dikenal luas.
Mayoritas penduduk di Dusun Brau merupakan peternak sapi perah, profesi yang sudah dilakukan secara turun-temurun semenjak tahun 1980-an hingga sekarang. Beternak sapi di Dusun Brau menjadi sumber perekonomian utama masyarakat, bahkan produk olahan susu sapi menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki.
Diungkapkan Ketua Koperasi Margo Makmur Mandiri, Munir bahwa koperasinya peternak sapi perah yang memiliki fokus dalam bidang pembinaan dan pelatihan kepada anggota dalam pemasaran produk-produk susu segar.
“Mulai tahun 2010 saya dipercaya atau dikasih mandat oleh anggota untuk menjadi Ketua Koperasi. Jadi, saat ini sudah periode yang ketiga kita jadi Ketua Koperasi,” tuturnya
Dibawah kepemimpinannya, Koperasi Margo Makmur Mandiri mencatatkan progres yang semakin baik tiap tahunnya. Bahkan komoditas susu yang dihasilkan dari koperasi peternak sapi perah yang beranggotakan 150 orang \ini, sudah dikenal oleh masyarakat di Malang Raya.
“Dari segi pemasaran, kita sudah memasarkan di lokal Batu ada beberapa tempat usaha yang bermitra dengan kita, selain itu juga ada beberapa supplier yang kita fasilitasi untuk dikirimkan ke Kota Malang,”tambahnya.
Munir menjelaskan, Koperasi memiliki tujuan untuk mengembangkan peternak sapi perah yang ada di Dusun Brau, memasarkan hasil susunya, dan menghasilkan lapangan kerja terutama dari anggota peternakan sapi perah.
“Di sini sektor usaha yang pertama ternak, sedangkan usaha sampingnya ada yang petani, dan produk utamanya adalah susu segar, Yang dirintis sekarang adalah produk turunan berupa susu pasteurisasi, minuman yoghurt, olahan keju, dan stik susu,” ungkapnya
Selain itu juga dikebangkan wisata edukasi sapi perah, tempat magang atau praktek kerja lapangan (PKL) dari jenjang sekolah menengah sampai perguruan tinggi.
Selain memenuhi permintaan susu di Malang Raya, Koperasi Margo Makmur Mandiri juga mensuplai kebutuhan pabrik-pabrik ternama. Hal ini membuktikan bahwa susu yang dihasilkan peternak sapi perah di Brau merupakan produk susu berkualitas
“Kita sudah jalan hampir 4 tahun dengan perusahaan yang membuat keju yang diproduksi dan dipasarkan di Bali untuk kebutuhan pasar, restoran, hotel, dan konsumen-konsumen Cafe rumahan. Selain itu juga di Lombok dan dikirim ke Raja Ampat. Kita juga melakukan pengiriman kepada konsumen di wilayah Jakarta dan Surabaya,” terangnya.
Munir mengatakan bahwa para peternak merawat sapi dengan memberikan pakan hijau seperti rumput gajah yang selalu tersedia setiap saat.
“Jadi untuk sukses beternak sapi perah kuncinya ketersediaan pakan rumput hijau, dan tenaga kerja,” tegasnya
Munir menjelakaskan ada dua pola menanam rumput hijauan di lahan kering dan lahan basah. Untuk lahan kerning, rumput ditanam di lahan pekarangan dan kemitraan dengan perhutani. Sedangkan untuk lahan basah ditanam di persawahan desa yang bertujuan untuk mengantisipasi pakan di waktu musim kemarau pada lahan kering yang tidak bisa maksimal.
“Jadi peternak diberi kebebasan oleh Perhutani untuk bisa menanam rumput gajah di area Perhutani tetapi juga tetap memelihara lingkungan tanaman Perhutani yang ada,” ungkapnya.
Munir mengatakan bahwa untuk meningkatkan produksi susu sapi perah secara optimal, dapat dilakukan dengan meningkatkan memilih induk produktif melalui manajemen pakan, kesehatan, reproduksi dan pemeliharaan sapi perah yang baik dan benar,\.
”Faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan produksi susu sapi perah, selain ternaknya yang harus produktif, juga perlu disertai dengan peningkatan sumberdaya peternak, tersedianya modal usaha dan inovasi teknologi tepat guna, sumberdaya peternak dapat ditingkatkan melalui penyuluhan, dengan tujuan agar peternak lebih terampil dalam mengelola usahanya,” ungkap Munir
Karena itu Munir menambahkan dengan meningkatnya keterampilan dan motivasi peternak dalam usaha peternakan sapi perah, diharapkan produktivitas sapi perah meningkat dan pada akhirnya pendapatan peternak akan meningkat,”paparnya.
Kemajuan usaha ternak sapi perah di peternak dapat dilihat dari jumlah skala usaha yang meningkat, produksi susu tinggi, nilai jual susu sapi perah tinggi dan pendapatan peternak menigkat.
Peningkatan kapasitas usaha dapat dicapai melalui dukungan penyuluhan, pendampingan, pendidikan dan pelatihan bagi peternak serta penanganan pasca panen. Pemberdayaan peternak sapi perah, merupakan proses yang sangat perlu diperhatikan, karena ujung tombak kecukupan protein hewani asal susu sapi perah adalah peternak. untuk meningkatkan populasi sapi perah dapat dilakukan dengan memberdayakan potensi dari daerah tersebut.
Peternak dapat diperankan sebagai pelaku utama, yang dapat memutarkan perekonomian, sedangkan penyuluh sebagai fasilitator, bukan sebagai guru sebagai petunjuk saja, yang perlu dihargai dalam berkarirnya.
Menurut Munir, jenis sapi perah mulai berproduksi susu sekitar 2-3 tahun setelah melahirkan. Produksi rata-rata satu ekor per hari 15 liter dengan harga susu Rp.10.000.
“ Berternak sapi perah menjadi penghasilan pasti, kalau sekarang populasinya sekitar 1500, kemudian memasuki kelahiran keenam atau ketujuh jadi rata-rata usia sekitar 10-11 tahun, setelah itu akhirnya dijadikan sapi potong, hal itu juga dilihat kondisi sapinya kalau kondisi sapinya gemuk dan sehat harga jualnya juga masih tinggi,”tuturnya.
Munir berencana untuk mengembangkan dan menambah volume produksi susu di Dusun Brau ini,
“Secara umum susu dari peternak kita uji dulu menggunakan alat, atau secara manual dapat dilihat dari warna, rasa dan baunya dapat dibedakan, setelah itu ditampung dalam mesin pendingin susu, kita mempunyai 2 dua unit penyimpanan atau pendinginan karena susu itu rentan dengan perkembangan bakteri, sekarang harga per liter Rp.10.000,” jelasnya
Munit mengatkaan kendala yang dihadapi ialah tenaga pemasaran yang kurang, selain itu produktifitas yang menurun karena dampak penyakit PMK dengan rata-rata produksi 2000 liter per hari.
Reporter : Soleman
Polbangtan Bogor Gelar Vaksinasi Rabies Gratis untuk Hewan Peliharaan
Kementan Dorong Perluas Ekspor Produk Unggas Nasional
Perluas Pasar, Indonesia Ekspor Telur Tetas ke Timur Tengah