15 Oktober 2024

Sinar Tani

Media Pertanian Terkini

Susu Segar Dusun Brau Diminati Pasar

Sinar Tani, Batu — Selain dikenal sebagai Kota Wisata, Batu Malang ternyata juga memiliki daerah penghasil susu sapi yang berkualitas. Ya, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu merupakan sentra peternakan dan pengolahan sapi yang sudah dikenal luas.

Mayoritas penduduk di Dusun Brau merupakan peternak sapi perah, profesi yang sudah dilakukan secara turun-temurun semenjak tahun 1980-an hingga sekarang. Beternak sapi di Dusun Brau menjadi sumber perekonomian utama masyarakat, bahkan produk olahan susu sapi menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki.

Diungkapkan Ketua Koperasi Margo Makmur Mandiri, Munir bahwa koperasinya peternak sapi perah yang memiliki fokus dalam bidang pembinaan dan pelatihan kepada anggota dalam pemasaran produk-produk susu segar.

“Mulai tahun 2010 saya dipercaya atau dikasih mandat oleh anggota untuk menjadi Ketua Koperasi.  Jadi, saat ini sudah periode yang ketiga kita jadi Ketua Koperasi,” tuturnya

Dibawah kepemimpinannya, Koperasi Margo Makmur Mandiri mencatatkan progres yang semakin baik tiap tahunnya. Bahkan komoditas susu yang dihasilkan dari koperasi peternak sapi perah yang beranggotakan 150 orang \ini, sudah dikenal oleh masyarakat di Malang Raya.

“Dari segi pemasaran, kita sudah memasarkan di lokal Batu ada beberapa tempat usaha yang bermitra dengan kita, selain itu juga ada beberapa supplier yang kita fasilitasi untuk dikirimkan ke Kota Malang,”tambahnya.

Munir menjelaskan, Koperasi memiliki tujuan untuk mengembangkan peternak sapi perah yang ada di Dusun Brau, memasarkan hasil susunya, dan menghasilkan lapangan kerja terutama dari anggota peternakan sapi perah.

“Di sini sektor usaha yang pertama ternak, sedangkan usaha sampingnya ada yang petani, dan produk utamanya adalah susu segar, Yang dirintis sekarang adalah produk turunan berupa susu pasteurisasi, minuman yoghurt, olahan  keju,  dan stik susu,” ungkapnya

Baca Juga :  Sekda Sulsel: Hewan Ternak Sembuh PMK Bertambah

Selain itu juga dikebangkan wisata edukasi sapi perah, tempat magang atau praktek kerja lapangan (PKL) dari jenjang sekolah menengah sampai perguruan tinggi.

Selain memenuhi permintaan susu di Malang Raya, Koperasi Margo Makmur Mandiri juga mensuplai kebutuhan pabrik-pabrik ternama. Hal ini membuktikan bahwa susu yang dihasilkan peternak sapi perah di Brau merupakan produk susu berkualitas

“Kita sudah jalan hampir 4 tahun dengan perusahaan yang membuat keju yang diproduksi dan dipasarkan di Bali untuk kebutuhan pasar, restoran, hotel, dan konsumen-konsumen Cafe rumahan. Selain itu juga di Lombok dan dikirim ke Raja Ampat. Kita juga melakukan pengiriman kepada konsumen di wilayah Jakarta dan Surabaya,” terangnya.

Munir mengatakan bahwa para peternak merawat sapi dengan memberikan pakan hijau seperti rumput gajah yang selalu tersedia setiap saat.

“Jadi untuk sukses beternak sapi perah kuncinya ketersediaan pakan rumput hijau, dan tenaga kerja,” tegasnya

Munir menjelakaskan ada dua pola menanam rumput hijauan di lahan kering dan lahan basah. Untuk lahan kerning, rumput ditanam di lahan pekarangan dan kemitraan dengan perhutani. Sedangkan untuk lahan basah ditanam di persawahan desa yang bertujuan untuk mengantisipasi pakan di waktu musim kemarau pada lahan kering yang tidak bisa maksimal.

“Jadi peternak diberi kebebasan oleh Perhutani untuk bisa menanam rumput gajah di area Perhutani tetapi juga tetap memelihara lingkungan tanaman Perhutani yang ada,” ungkapnya.

Munir mengatakan bahwa untuk meningkatkan produksi susu sapi perah secara optimal, dapat dilakukan dengan meningkatkan memilih induk produktif melalui manajemen pakan, kesehatan, reproduksi dan pemeliharaan sapi perah yang baik dan benar,\.

”Faktor yang  perlu diperhatikan dalam upaya  meningkatkan produksi susu sapi perah, selain  ternaknya  yang  harus  produktif,  juga perlu disertai dengan peningkatan sumberdaya peternak, tersedianya modal usaha dan inovasi  teknologi tepat guna, sumberdaya peternak dapat ditingkatkan melalui penyuluhan, dengan tujuan  agar peternak  lebih terampil dalam mengelola usahanya,” ungkap Munir

Baca Juga :  Sukses Gemukkan Ratusan Sapi, Saatnya Rizki Berbagi

Karena itu Munir menambahkan dengan meningkatnya keterampilan dan motivasi peternak dalam usaha peternakan sapi perah, diharapkan produktivitas sapi perah meningkat dan pada akhirnya pendapatan peternak akan meningkat,”paparnya.

Kemajuan usaha ternak sapi perah di peternak dapat dilihat dari jumlah skala usaha yang meningkat, produksi susu  tinggi,  nilai  jual  susu  sapi  perah tinggi dan pendapatan peternak menigkat.

Peningkatan  kapasitas  usaha dapat dicapai melalui dukungan   penyuluhan,   pendampingan, pendidikan  dan  pelatihan  bagi  peternak serta penanganan pasca panen. Pemberdayaan   peternak sapi perah, merupakan   proses   yang   sangat   perlu diperhatikan,  karena     ujung   tombak kecukupan   protein   hewani   asal   susu sapi   perah   adalah   peternak. untuk  meningkatkan   populasi   sapi perah   dapat   dilakukan   dengan   memberdayakan potensi dari   daerah   tersebut.

Peternak   dapat diperankan sebagai pelaku utama, yang dapat memutarkan perekonomian, sedangkan penyuluh sebagai fasilitator,  bukan  sebagai  guru  sebagai petunjuk saja, yang perlu dihargai dalam berkarirnya.

Menurut Munir, jenis sapi perah mulai berproduksi susu sekitar 2-3 tahun setelah melahirkan. Produksi rata-rata satu ekor per hari 15 liter dengan harga susu Rp.10.000.

“ Berternak sapi perah menjadi penghasilan pasti, kalau sekarang populasinya sekitar 1500, kemudian memasuki kelahiran keenam atau ketujuh jadi rata-rata usia sekitar 10-11 tahun, setelah itu akhirnya dijadikan sapi potong, hal  itu juga dilihat kondisi sapinya kalau kondisi sapinya gemuk dan sehat harga jualnya juga masih tinggi,”tuturnya.

Munir berencana untuk mengembangkan dan menambah volume produksi susu di Dusun Brau ini,

“Secara umum susu dari peternak kita uji dulu menggunakan alat, atau secara manual dapat dilihat dari warna, rasa dan baunya dapat dibedakan, setelah itu ditampung dalam mesin pendingin susu, kita mempunyai 2 dua unit penyimpanan atau pendinginan karena susu itu rentan dengan perkembangan bakteri, sekarang harga per liter Rp.10.000,” jelasnya

Baca Juga :  Tim Unsam Perbaiki Tata Kelola Peternakan Rakyat Layak Agrowisata

Munit mengatkaan kendala yang dihadapi ialah tenaga pemasaran yang kurang, selain itu produktifitas yang menurun karena dampak penyakit PMK dengan rata-rata produksi 2000 liter per hari.

Reporter : Soleman

tidak boleh di copy ya

error

suka dengan artikel ini